Penjajah Israel Keteteran, AS Kirim Kapal Induk Hingga Pesawat Tanker

Perang rudal antara Iran dan penjajah Israel kian memanas. Eskalasi konflik itu memicu beragam respons dari dunia internasional. Tak pelak, Amerika Serikat (AS) pun turut terlibat. Tentu, dengan membawa serta kepentingan strategisnya di kawasan.

Pada Senin (16/6/2025), Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengultimatum warga Teheran untuk segera meninggalkan ibu kota Iran. “Segera tinggalkan Teheran!” titah Trump.

 Lelaki 79 tahun itu juga berupaya memerkuat kehadiran militer AS di Timur Tengah. Laman pelacak pergerakan pesawat menunjukkan sebanyak 31 pesawat tanker udara milik AS bergerak menuju kawasan tersebut. Mayoritas berjenis KC-135 dan KC-46.

Tanker-tanker tersebut mampu mengisi bahan bakar hingga 240 jet tempur, memungkinkan armada udara beroperasi jauh melampaui jarak tempuh maksimalnya. Selain itu, AS juga mengerahkan Gugus Tempur Laut (Guspurla) yang dipimpin kapal induk USS Nimitz dari Laut China Selatan menuju Timur Tengah.

Rudal Balistik Iran Hancurkan Markas Intelijen Mossad
Di hari kelima pertempuran dengan penjajah Israel, Pasukan Angkatan Udara IRGC (IRGC Aerospace Force) Iran meluncurkan rudal balistik yang secara presisi menargetkan pusat-pusat intelijen penjajah Israel. Serangan itu menandai perubahan besar dalam pendekatan militer Iran.

Kapal perusak kelas Arleigh Burke dan kapal penjelajah kelas Ticonderoga turut memerkuat Gugus Tempur Laut Nimitz. Gugus ini mengangkut sembilan skuadron jet tempur, helikopter, dan berbagai jenis pesawat pendukung lainnya.

Penambahan kekuatan militer tersebut memertegas dukungan AS terhadap penjajah Israel, sekaligus menjadi indikator kian melemahnya posisi militer Tel Aviv di tengah hantaman rudal Iran. Sebelumnya, AS juga telah mengirimkan 300 rudal Hellfire ke Israel untuk digunakan dalam serangan terhadap Iran.

Respons Internasional

Pemerintah Tiongkok mengecam keras serangan penjajah Israel terhadap Iran. Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, menegaskan dukungan Beijing atas kedaulatan Iran dan menyebut tindakan militer Tel Aviv sebagai pelanggaran serius terhadap hukum internasional. Beijing juga menolak campur tangan militer AS dan menyerukan jalur diplomatik sebagai solusi utama penyelesaian krisis.

Korea Utara turut mengecam eskalasi konflik Iran – Israel. Di dalam pernyataan resminya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengatakan, “Situasi genting yang disaksikan dunia saat ini dengan jelas menunjukkan bahwa Israel, yang didukung dan dilindungi oleh Amerika Serikat dan Barat, merupakan entitas seperti kanker bagi perdamaian Timur Tengah dan penyebab utama keruntuhan perdamaian dan keamanan global.”

Pernyataan tersebut memerkuat posisi Iran di mata negara-negara anti-Barat, sekaligus menunjukkan bahwa konflik ini telah mengguncang stabilitas global. 

 

(Sumber: Al-Jazeera)