Pada hari Ahad 12 Februari 2023, seorang wanita Israel dalam keadaan telanjang menerobos masuk halaman tembok Al-Buraq. Hal itu tentu merupakan penodaan secara terang-terangan terhadap Masjid Al-Aqsa.
Penodaan ini merupakan bentuk penghinaan dan provokasi terus-menerus terhadap perasaan umat Islam. Dimana tembok Al-Buraq dianggap sebagai salah satu tempat suci bagi kaum muslimin. Karena, dari sana lah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallama menunggangi buraq dan naik ke langit.
Penodaan ini terjadi beberapa hari menjelang peringatan Isra’Mi'raj yang jatuh pada hari Sabtu mendatang. Dan ini bukan lah kali pertama para pemukim zionis menodai halaman Al-Aqsa dengan cara bertelanjang, di saat penjajah zionis sedang mempercepat proses Yahudisasi Masjid Al-Aqsa dan kota Yerusalem (Al-Quds).
Disebut Tembok Buraq karena kendaraan Buraq yang membawa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada malam Isra Mi’raj, ditambatkan di samping tembok tersebut.
Panjang tembok ini mencapai sekitar 48 m, dan tingginya mencapai 17 m, yang memisahkan jalur jalan bagian barat (Al-Magharibah) dengan Masjidil Aqsha.
Sejak pembebasan Baitul Maqdis pada masa Umar bin Khattab, administrasi kawasan Masjidil Aqsha dan sekitarnya, termasuk Tembok Buraq, telah beralih ke umat Islam.
Sementara itu, orang-orang Yahudi mengklaimnya sebagai Tembok Ratapan (Wailing Wall). Yahudi mengakunya sebagai peninggalan Kuil Yahudi Kedua sejak masa penguasan Herodes Agung.
Orang-orang Yahudi dan Kristen menyebut tempat berdirinya Tembok Ratapan itu dengan Temple Mount.
Selama periode pemerintahan Romawi Kristen atas Yerusalem (sekitar tahun 324–638), orang-orang Yahudi sama sekali dilarang ke Yerusalem, kecuali untuk menghadiri ritual Tisha be-Av, hari berkabung nasional untuk Kuil. Pada ritual itulah orang-orang Yahudi akan meratap dan menangis di tempat tersebut.
Di situlah orang-orang Yahudi mengadakan ritual doa dan meratapi dosa-dosa mereka dengan penuh penyesalan. Mereka juga meletakkan doa mereka yang ditulis pada sepotong kertas yang disisipkan pada celah-celah dinding itu.
Menurut legenda Yahudi, bahwa tembok itu meneteskan air mata pada hari peringatan kehancurannya.
(Sumber: Alresalah.ps)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!