Kedatangan Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi ke Ankara pada Rabu (04/09/2024) mendapat perhatian luas, ditingkat regional maupun internasional. Ini merupakan kunjungan resmi pertama Al-Sisi ke Turki sejak ia mengambil alih kekuasaan Mesir pada tahun 2014 lalu. Pertemun perdana ini terjadi setelah Presiden Recep Tayyip Erdogan ke Kairo pada Februari 2024 lalu, peristiwa langka yang pertama kali terjadi sejak tahun 2012.
Hubungan antara Turki-Mesir sempat memburuk sejak peristiwa penggulingan presiden resmi Mesir Muhammad Mursi yang dilakukan oleh pihak militer, yang dipimpin oleh Al-Sisi. Mursi merupakan sekutu dekat Turki pada masa Erdogan menjabat sebagai Perdana Menteri Turki. Keduanya berkarib sebagai sama-sama simpatisan Ikhwanul Muslimin.
Pertemuan antara Al-Sisi dan Erdogan akan menjadi lembaran baru dalam upaya meningkatkan kerja sama strategis antara kedua negara. Perubahan geo-politik kawasan yang dinamis dan menantang, memaksa mereka untuk mengadakan rekonsiliasi. Sehingga, menempatkan mereka pada fondasi baru agar terbangun kemitraan yang mampu menciptakan keseimbangan regional.
Ada banyak agenda penting yang terselip dalam pertemuan tersebut. Antara lain, mereka akan menandatangani lebih dari 20 rangkaian kesepakatan dalam berbagai bidang kerjasama dan kesepahaman yang strategis.
Sektor energi, perdagangan, kebudayaan dan menemukan titik temu nota kesepakatan dalam bidang pertahanan-keamanan, adalah di antara 20 isu krusial itu. Penandatanganan perjanjian tersebut mencakup juga komitmen untuk meningkatkan volume ekspor-impor dan pembahasan dokumen bilateral. Termasuk isu-isu lainnya yang berpotensi merongrong kawasan, terutama dampak perang di Gaza.
Seorang penulis dan jurnalis Mesir, Ashraf Al-Ashry percaya bahwa kunjungan Al-Sisi ke Ankara akan “Menjadi titik tolak kembali merekatkan hubungan antar kedua belah pihak.”
“Mesir akan membuka tangannya dengan Turki. Akan ada porsi diskusi yang dimarakkan, dan sebagai pengejawantahannya akan ada bidang kerja sama lain yang memerlukan waktu, terutama yang berkaitan dengan Libya,” ujarnya.
Melalui serangkaian mekanisme, para spesialis akan dipercaya untuk menyelesaikan isu-isu kontroversial, mengingat Kairo bersedia menghentikan semua ketegangan di kawasan dengan Ankara. Demikian lanjut Ashraf.
Pertemuan Abdel Fattah Al-Sisi dengan Recep Tayyip Erdogan juga memantik komentar dari penasihat diplomatik Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Anwar Gargash. Sebagaimana unggahannya dalam akun X pribadinya, “Kunjungan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi ke Turki merupakan langkah penting menuju penguatan hubungan komunikasi regional. Hal ini akan membawa visi positif untuk masa depan negara-negara Arab dan regional. Sudah seharusnya mereka berkomunikasi, bekerjasama, dan mengatur prioritas untuk mengatasi problematika, mencapai kemakmuran dan stabilitas bersama.”
(Diolah Dari Berbagai Sumber)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!