Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, bersama sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih baru-baru ini melakukan kunjungan ke lima negara. Rangkaian kunjungan itu kini tengah menjadi sorotan publik dan media internasional. Khususnya saat Prabowo melakukan kunjungan ke Republik Turki, Kamis-Jumat, 10-11 April 2025.
Ketika itu, Presiden Indonesia mendapatkan sambutan Luar Biasa dari pemerintah Turki. Bahkan, Presiden Indonesia diperlakukan spesial sejak kedatangannya di Bandara hingga tiba di Istana Kepresidenan Ankara. Ia disambut dengan gegap gempita seperti sambutan pengiringan pengawal 75 Pasukan Berkuda Turki (menandai 75 Tahun Hubungan Indonesia - Turki), Barisan Tentara Ottoman (Turki Utsmani) yang menyambut dari gerbang hingga pintu masuk Istana Putih (Ak Sarayi) Kepresidenan dan Atraksi Helikopter yang membawa dua Bendera Indonesia dan satu Bendera Turki sebagai bentuk penghormatan tertinggi untuk negara Indonesia. Tak ketinggalan, lagu "17 Agustus" (Hari Merdeka) dan "Halo-Halo Bandung" yang dimainkan selama acara penyambutan oleh Drum Band Pasukan Turki.
Namun, ada hal yang sangat penting dan spesial di antara serangkaian agenda penyambutan tersebut. Ketika Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, diberikan kesempatan untuk berpidato langsung di MBT (Meclis Buyuk Turkiye) atau MPR Turki. Hal itu sebagai penghormatan tertinggi karena hanya pemimpin negara yang memiliki pengaruh besar tertentu saja bagi pihak Turki yang diberikan kesempatan langka tersebut.

Di dalam pidatonya, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan sejumlah hal terkait hubungan bersejarah Indonesia-Turki yang telah berlangsung lebih dari 5 Abad, sejak zaman Turki Utsmani atau Ottoman. Ketika itu, saat bangsa Nusantara / Indonesia diinvasi oleh Imperialis kekuatan Barat (Portugis-Belanda), para Pemimpin Turki telah mengirimkan banyak bantuan ke Indonesia khususnya secara militer dari mulai Pasukan, Ahli Strategi, dan Ahli Teknologi Senjata. Para Pemimpin Turki Utsmani ketika itu peduli dengan nasib penjajahan di Nusantara. Oleh karena itu, bangsa Indonesia akan terus berkomitmen bersama Turki dalam melawan penindasan dan ketidakadilan negara-negara besar terhadap negara kecil. Terutama untuk membantu saudara-saudara kita yang masih terjajah dan tertindas, khususnya di Gaza Palestina.
Pidato Presiden Prabowo Subianto itu mendapatkan sambutan tepuk tangan meriah dari para anggota DPR/MPR Turki dan pejabat negara yang hadir.
Persahabatan Indonesia dengan Turki sebagai negara republik selama 75 tahun ini terus mengalami kerja sama yang signifikan. Terutama di bidang kerja sama strategis teknologi militer dan pendidikan. Sejauh ini sudah ada lebih dari 5.000 pelajar Indonesia yang mengenyam pendidikan di Turki, mulai dari jenjang S1 sampai S3, dengan beasiswa full atau subsidi. Di sisi lain, kerja sama strategis di bidang teknologi militer Turki - Indonesia telah terjalin hubungan lebih dari satu dekade. Beberapa di antaranya adalah hasil produksi bersama semisal Medium Tank Harimau/Kaplan, Rudal jarak menengah Atmaca, Kubah Baja Rudal HISAR, dan drone Tempur Anka.

Khusus kerja sama drone tempur, pihak Turki telah membuka pabrik drone tempur di Bandung di bawah koordinasi Turkish Air Space Industry (TUSAS) akan melakukan Transfer of Technology (TOT) dan memroduksi 60 drone Tempur Bayraktar TB2 bersama Indonesia, yang telah teruji di berbagai medan tempur Eropa (Ukraina-Armenia), Timur Tengah (Suriah-Irak) dan Afrika (Libya-Sudan).
Di dalam kunjungan Presiden Prabowo ke Turki kali ini, telah beredar Informasi bahwa kemungkinan besar Indonesia akan terlibat proyek kerja sama pembuatan pesawat siluman generasi ke-5 Turki, yakni pesawat jet tempur KAAN dan juga pembuatan kapal selam bersama dengan skema perusahaan patungan kedua negara. Selain itu, dalam urusan perdagangan bilateral, Turki dan Indonesia akan meningkatkan target nilai transaksi kedua negara hingga sebesar 10 Milyar USD dalam bingkai Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) Indonesia-Turki.

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!