Pemerintah Prancis memutuskan untuk melarang partisipasi perusahaan-perusahaan Israel dalam pameran senjata angkatan laut, Euronaval 2024, yang akan berlangsung pada November 2024. Meski pun delegasi Israel tetap diizinkan hadir, mereka tidak diperbolehkan mendirikan paviliun atau memamerkan produk mereka di sana. Keputusan itu akan memengaruhi tujuh perusahaan Israel.
Penyelenggara pameran yang akan diikuti oleh sekitar 500 perusahaan dan 22.000 pengunjung itu menyebut, keputusan ini sebagai langkah pemerintah Prancis yang konsisten dengan arahan internasional. Sebelumnya, Prancis juga melarang partisipasi perusahaan Israel dalam pameran senjata Eurosatori di Paris empat bulan lalu. Hal itu sebagai bentuk tekanan agar Israel menghentikan operasinya di Jalur Gaza.
Larangan terbaru ini muncul di tengah ketegangan diplomatik yang meningkat. Terutama setelah seruan Presiden Emmanuel Macron untuk menghentikan pasokan senjata yang dapat digunakan dalam konflik Gaza. Pameran Euronaval, yang merupakan salah satu pameran senjata angkatan laut terkemuka di dunia, rencananya akan menjadi ajang bagi perusahaan “Masvent Yisrael” untuk memamerkan produk-produknya, termasuk kapal “Reshef 80” dan “Mini Shaldag”.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyebut keputusan Prancis ini sebagai tindakan yang “memalukan”. Ia pun menuduh Prancis mengambil kebijakan yang bermusuhan terhadap Yahudi. Sementara itu, perusahaan “Masvent Yisrael” berencana mengajukan banding hukum, lantaran menyebut larangan tersebut sebagai diskriminasi yang tidak dapat diterima.
Federasi Industri Israel juga menyiapkan gugatan terhadap keputusan tersebut. Mereka menganggapnya sebagai ketidakadilan dan pelanggaran aturan perdagangan global. Langkah Prancis ini, yang mencerminkan ketegangan politik internasional, semakin memperumit hubungan bilateral, serta memengaruhi prospek kerja sama perdagangan dan keamanan antara Paris dan Tel Aviv di masa depan.
(Sumber: Al Jazeera)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!