Presiden Berzakat, IDEAS: Bisa Mendorong Kedermawanan Masyarakat

Presiden Berzakat, IDEAS: Bisa Mendorong Kedermawanan Masyarakat

Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming menunaikan zakat di Istana Negara. Acara ini dihadiri para Menteri Kabinet Merah Putih, pejabat tinggi negara, direksi BUMN, serta kepala daerah yang turut menyalurkan zakatnya.

Peneliti Institute for Demographic and Affluence Studies (IDEAS), Muhammad Anwar, menilai bahwa langkah ini menjadi syiar positif untuk mendorong masyarakat menunaikan zakat dan donasi keagamaan lainnya.

“Pelaksanaan zakat oleh Presiden dan jajaran merupakan syiar yang baik agar masyarakat semakin terdorong untuk menunaikan zakat dan dana filantropi keagamaan lainnya,” ujar Anwar dalam keterangan tertulisnya, Jum'at (28/03/2025).

Anwar melihat besarnya tekanan ekonomi kelas menengah bawah yang membuat masyarakat menahan pengeluaran. Diperlukan stimulus ekonomi agar ekonomi kembali bergairah dan dana filantropi islam khususnya zakat, infak dan sedekah bisa mengambil peran tersebut.

"Diperlukan bantalan ekonomi bagi masyarakat berpenghasilan rendah, dan zakat bisa menjadi salah satu opsi untuk menggerakkan ekonomi serta menjadi alternatif untuk membantu perekonomian masyarakat bawah menjelang lebaran tahun ini," ucap Anwar.

Pandangan ini sejalan dengan temuan survei IDEAS terhadap 1.233 responden di 30 provinsi yang bertajuk Potret Kedermawanan Masyarakat Muslim Indonesia. Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian besar donatur muslim di Indonesia merupakan Donatur Religius (39.01%) dan Donatur Skeptis yang kritis terkait penyaluran dananya (23.53%).

Selebihnya merupakan Donatur Kedekatan (12.57%) yang berdonasi karena kedekatan dengan latar belakang asal atau ormas, Donatur Investor (12.25%) yang berdonasi karena dianggap menguntungkan, Donatur Balas Budi (6.41%) yang ingin membantu karena pernah dibantu, dan Donatur Sosialita (6.24%) yang berdonasi karena teman pergaulan.

"Dari survei tersebut, kami menemukan spirit religius menjadi faktor pendorong utama masyarakat Muslim Indonesia dalam melakukan donasi, dan pada bulan Ramadan spirit itu terakumulasi menjadi aktivitas kebaikan untuk membantu sesama," kata Anwar.

Survei ini juga mengungkap bahwa sebagian besar donatur mengalokasikan dana di kisaran Rp 50-100 ribu per bulan (28,61%), diikuti oleh donasi di bawah Rp 50 ribu (22,59%) dan Rp 100-200 ribu (22,29%). Hanya sekitar 15% yang berdonasi lebih dari Rp 300 ribu per bulan.

"Kedermawanan tidak hanya menjadi ciri khas kelas atas, tetapi juga dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat, termasuk kelas menengah dan bawah," ungkap Anwar.

Selain itu, survei tersebut mengungkap bahwa terdapat tantangan besar yang masih dihadapi sektor filantropi, yaitu kecenderungan masyarakat dalam cara menyalurkan donasi. Sebanyak 69,2% responden lebih nyaman memberikan donasi secara langsung ke penerima manfaat, masjid, atau kanal informal, sementara hanya 30,8% yang memilih lembaga filantropi resmi seperti BAZNAS dan LAZ.

Pemudik, Waspadai Minum Minuman Beralkohol di Posko Mudik Lebaran!
Pihak perusahaan “Anggur Orang Tua” menglarifikasi unggahan di media sosial yang menjadi viral karena menyoal munculnya iklan mereka muncul di Posko Mudik Lebaran 2025. Pihak perusahaan mengatakan, mereka tak menyediakan minuman beralkohol dalam kegiatan itu.

Anwar menilai bahwa langkah Presiden menunaikan zakat melalui lembaga filantropi adalah tindakan yang tepat dan bisa menjadi dorongan bagi masyarakat untuk melakukan hal yang sama yaitu berdonasi melalui lembaga filantropi.

"Untuk memaksimalkan potensi dan manfaat filantropi Islam, diperlukan adanya 'migrasi donasi' dari informal giving ke formal giving. Kemarin, Presiden dan jajarannya telah mencontohkannya," tutur Anwar.

Namun, tidak cukup sampai di situ. Diperlukan kebijakan yang komprehensif dan menjaga kepercayaan masyarakat agar sektor filantropi bisa berkembang lebih baik lagi dan menjawab berbagai permasalahan sosial di Indonesia.

"Iklim filantropi yang sehat membutuhkan transparansi, akuntabilitas, dan dukungan kebijakan yang kuat. Jika kepercayaan masyarakat terhadap lembaga filantropi terus meningkat, maka potensi zakat dan donasi dapat dimaksimalkan untuk mengatasi berbagai tantangan sosial di Indonesia," tutup Anwar.[]

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.