Proklamasi Kedua Indonesia
Ya, habibi. Anda pasti sudah tahu, atau mungkin sedikit lupa, apa yang terjadi tepat di tanggal ini, 3 April. Tepat 74 tahun yang lalu, 3 April 1950, Mohammad Natsir mengajukan gagasan tentang berdirinya kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia. Gagasan yang dikenal sebagai Mosi Integral.
Anda juga sudah pasti tahu, atau mungkin sedikit lupa, akibat perjanjian Meja Bundar di Denhag Belanda tahun 1949, Indonesia menjadi Negara Serikat (baca: RIS), dan terpecah, terberai menjadi 16 negara bagian. Hancur tak bersisa.
Anda juga pasti sudah tahu, atau mungkin sedikit lupa, akibat perjanjian Meja Bundar tersebut, negara Indonesia amat sangat dirugikan. Dan negara Belanda dapat kembali menjajah Indonesia dengan sangat mudah, bak membalikkan kedua belah telapak tangan.
Baca juga: Tiga April Tujuh Puluh Empat Tahun yang Lalu
Anda juga pasti sudah tahu, atau mungkin sedikit lupa, para tokoh bangsa dan fraksi-fraksi di Parlemen pada saat itu, 100 % menerima usul besar pemersatu bangsa yang dikemukakan Mohammad Natsir. Tak lama kemudian, Bung Karno membubarkan RIS dan Indonesia resmi kembali menjadi NKRI.
Anda juga pasti sudah tahu, atau mungkin sedikit lupa, bagi Bung Hatta, Mosi Integral Natsir adalah Proklamasi Kedua Indonesia setelah Proklamasi Pertama pada 17 Agustus 1945.
Anda juga pasti sudah tahu, atau mungkin sedikit lupa, pada tahun itu (baca: 1950) Pak Natsir (Mohammad Natsir, red) dilantik menjadi Perdana Menteri Indonesia. Yang kelima.
Ya, habibi. Anda juga pasti sudah tahu, atau mungkin sedikit lupa, setelah Partai Masyumi dibubarkan, Pak Natsir bersama-sama teman-teman seperjuangannya mendirikan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia. Berpusat di Kramat Raya 45, Jakarta. Kota yang kelak akan jadi mantan Ibukota.