Pada Ahad (23/3/2025) pagi, pasukan penjajah Israel mengepung daerah Tel al-Sultan di Rafah, sebuah kota di sebelah selatan Gaza, menyebabkan lebih dari 50.000 warga Palestina tersiksa. Tak hanya itu. Para penjajah lantas mengeksekusi warga Rafah dengan sadis. Mereka menggiring para pemuda Rafah masuk ke dalam sebuah lubang sempit, kemudian menembakinya dari atas.
Kejadian itu disaksikan langsung oleh seorang jurnalis Palestina bernama Muhammad al-Misri. “Mereka memasukkan para pemuda itu ke dalam lubang besar dan menembaki mereka dengan senapan mesin,” demikian kesaksiannya.
Aksi brutal lain disampaikan oleh saksi mata bernama Yaffa Abu Akkar dalam akun media sosial miliknya. “Warga Rafah dipaksa keluar dari tempat pengungsiannya, kemudian mereka dieksekusi dalam perjalanan,” tulisnya.

Mayoritas korban dari serangan biadab penjajah itu adalah warga yang tak berdaya, semisal anak-anak, para wanita, dan juga lansia. Pasukan penjajah tidak segan-segan membunuh warga Palestina, serta menyiksa anak-anak dengan kejam dan tak manusiawi sampai mati, bahkan di hadapan ibunya.
“Di Rafah, seorang wanita melihat putranya dibunuh langsung di depannya. Wanita itu tak mampu menggendong anaknya, jadi dia meninggalkannya dan melarikan diri sambil berduka,” tulis seorang saksi mata bernama Adnan Alamuddin.
Tak hanya itu. Banyak warga yang mengalami luka akibat serangan brutal penjajah dan terpaksa "dibiarkan berdarah sampai mati". Dan menurut kesaksian seorang wanita bernama Nurhan Samir, Penjajah Israel juga membunuhi para lansia. “Mereka (penjajah Israel) membunuh 5 lansia. Setelah itu mereka menyasar seorang nenek, menombak kakinya sampai berlumuran darah di hadapan putranya yang tak berdaya,” katanya.
Kejadian memilukan lainnya diceritakan oleh Diaa Abu Aoun dalam akun media sosialnya. “Seorang wanita tua yang membawa periuk berteriak, 'Saya selamat sendirian!' dan berkata, 'Demi Tuhan, sebelum berangkat aku membuat sesuatu untuk dimakan, jika adzan magrib nanti tiba aku hanya berbuka sendirian, karena mereka (penjajah Israel) telah membunuh suamiku dan kedua anakku'.”

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!