Ribuan warga pun masih mengungsi pasca serbuan tentara penjajah Israel. Di Tengah kondisi yang sangat terbatas akibat agresi militer penjajah Israel itu, anak-anak pengungsi di kota Rafah (kota bagian paling selatan Jalur Gaza yang berbatasan dengan Mesir), tetap antusias mengikuti halaqah Al Qur'an dan mendengarkan nasihat dari dua syekh muda, Mahmoud Madi dan Alaa Sheikh Eid. Mereka menyampaikan nasihat yang memotivasi untuk meningkatkan iman dan kesabaran dalam menghadapi situasi perang di Gaza yang sudah berlangsung selama empat bulan.
Anak-anak berkumpul di sebuah tenda sederhana yang didirikan di halaman sekolah. Di sana, Syekh Mahmoud Madi dan Alaa Sheikh Eid sangat piawai dalam menciptakan suasana yang menyenangkan. Mereka mengajari anak-anak bacaan Al Qur'an yang benar, lalu mendorong anak-anak untuk membaca dan menghapalnya. Mereka juga menceritakan kisah-kisah gemilang para sahabat Rasulullah.
Hal itu bertujuan untuk memperkuat kesabaran dan ketabahan, sekaligus memberikan dukungan secara psikologis. Ini menjadi penting mengingat setiap hari mereka mengalami ancaman pembunuhan (pengeboman) yang dilakukan oleh tentara penjajah Israel.
Mahmoud Madi adalah mubaligh muda yang dengan sukarela berkeliling ke pusat-pusat pengungsian. Mahmoud Madi mengatakan, tujuan ia melakukan hal tersebut adalah untuk memberikan rasa tenang kepada para penduduk, khususnya anak-anak.
Baca juga: Buta! Washington Tak Lihat Bukti Genosida di Gaza
“Tujuan dari inisiatif ini adalah untuk menyebarkan ketenangan kepada ratusan ribu pengungsi – yang sejumlah besar adalah anak-anak – yang terpaksa menjadi pengungsi karena perang. Mereka meninggalkan rumah dan berlindung di kota Rafah,” ujar Mahmoud.
Sementara itu, Anas Abu Shanab (12 tahun), salah satu pengungsi yang mengikuti kegiatan Syekh Mahmud Madi dan Alaa Sheikh Eid, mengaku senang dan mengatakan bahwa dia tidak sabar menunggu kembali kedatangan dua Syekh tersebut, untuk belajar bacaan dan menghapal Al Qur'an serta mendengarkan kisah Nabi SAW dan para sahabatnya.
Sebelumnya, Anas terluka akibat pecahan rudal Israel bersarang di perut dan kakinya ketika dia berada di lokasi yang menjadi target pesawat tempur Israel di kota Khan Yunis. Mengenai hal itu, dia mengatakan kepada media Al Jazeera bahwa dia sudah bisa melupakan kejadian tersebut ketika dia belajar Al Qur'an dan mendengarkan nasihat dari Syeikh.
Seperti diberitakan, sejak awal agresi Zionis Israel pada 7 Oktober 2023, tentara penjajah Israel telah membunuh lebih dari 22.000 warga Palestina, yang 9.730 orang di antaranya adalah anak-anak.
(Sumber : Al Jazeera)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!