Kementerian Pertahanan Turki mengumumkan dimulainya kembali latihan militer gabungan bertajuk “Sea of Friendship” (Laut Persahabatan) antara Angkatan Laut Turki dan Mesir di kawasan timur Laut Tengah.
Di dalam konferensi pers di Ankara, Kamis (18/9/2025), juru bicara Kementerian Pertahanan Turki, Zeki Aktürk, menjelaskan, latihan tersebut akan berlangsung pada 22–26 September 2025. Pelatihan yang kembali digelar setelah vakum 12 tahun itu bertujuan untuk memererat hubungan bilateral sekaligus meningkatkan kemampuan operasi bersama kedua negara.
“Latihan ini untuk pertama kalinya digelar kembali setelah lebih dari satu dekade. Kami berharap, kegiatan ini dapat memerkuat kerja sama dan membangun kapasitas interoperabilitas antara Turki dan Mesir,” kata Aktürk.
Rekonsiliasi Hubungan Bilateral
Latihan Sea of Friendship pertama kali digelar pada 2009 dan sempat berlangsung rutin setiap tahun hingga 2013. Namun, latihan itu terhenti akibat ketegangan politik antara Ankara dan Kairo. Kini, pelaksanaan kembali latihan tersebut dipandang sebagai sinyal menguatnya normalisasi hubungan Turki–Mesir, yang sebelumnya mulai mencair melalui kunjungan Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, ke Kairo tahun lalu.

Penasihat di Sekolah Staf dan Komando, Letjen Osama Mahmoud Kabir, menilai latihan ini didorong oleh perubahan situasi di Timur Tengah dan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza yang telah berlangsung hampir dua tahun.
Dosen Akademi Militer untuk Studi Tingkat Lanjut dan Strategis, Letjen (Purn) Muhammad Farghali, menyebut, latihan tersebut hadir pada momentum yang sangat penting, di tengah gejolak dan konflik yang melanda kawasan Timur Tengah. Menurut dia, latihan itu membawa pesan menenangkan bagi rakyat Mesir, bahwa angkatan laut mereka siap siaga dan mampu melindungi kepentingan ekonomi di perairan Laut Tengah.
Farghali menambahkan, salah satu tujuan latihan ini ialah pertukaran pengalaman serta latihan praktis untuk memahami medan operasi modern dengan berbagai keahlian, khususnya di sektor maritim. Selain itu, latihan ditujukan untuk melindungi kawasan ekonomi eksklusif negara-negara pesisir Laut Tengah.
Latihan gabungan ini melibatkan sejumlah alutsista utama. Dari pihak Turki, dua fregat TCG Reis Oruç dan TCG Gediz, kapal serang cepat TCG Imbat dan TCG Bora, kapal selam TCG Gür, serta dua jet tempur F-16. Sedangkan Angkatan Laut Mesir mengirim kapal perang Tahya Misr dan Fuad Zekri, yang dijadwalkan berlabuh di Pelabuhan Aksaz sebagai bagian dari latihan.
(Diolah dari berbagai sumber)

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!