Sekolah Pemikiran Islam Angkatan ke-14 (SPI 14) mengadakan kembali perkuliahan di Aula Imam al-Ghazali, Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS) Jakarta, Rabu (18/9/2024). Mengangkat tema “wahyu sebagai realitas”, materi pada pertemuan Rabu itu dipaparkan oleh Muhammad Fadhila Azka. Yang menarik, Fadhila Azka memaparkan materi itu dengan menggunakan perspektif yang berbeda, yaitu ilmu kalam yang dipadukan dengan sufisme dan dikontruksi menjadi Islamic Worldview.
Sekretaris Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir di Universitas Syaikh Nawawi itu menjelaskan bahwa kebenaran adalah hal yang disahkan melalui apa yang Allah dan Rasul-Nya tentukan. Namun, dunia barat saat ini memiliki problematika dalam fungsi akal untuk menentukan kebenaran. Mereka menganggap bahwa keyakinan terhadap Tuhan adalah hal yang berbeda dengan ilmu pengetahuan.
Azka menyatakan bahwa pemikiran barat itu merupakan cara berpikir yang tidak modern. Bahwa pernyataan mereka adalah pernyataan yang sudah basi.
“Kalau keyakinan berbeda dengan ilmu pengetahuan dan tidak bisa diilmui, agama apa yang mereka maksud? Padahal, saat ini ada banyak sekali agama dan keyakinan,” tanya Azka.
Azka menguatkan pendapatnya dengan mengutip penjelasan imam al-Ghazali, bahwa ilmu dibagi dua, yaitu ilmu aqliyah dan ilmu agama. Semua ilmu tersebut dibagi lagi menjadi ilmu yang universal dan partikular. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu agama juga termasuk ilmu pengetahuan.
Kemudian, Alumnus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu menekankan, ada tiga pemahaman dasar dalam memahami wahyu sebagai realitas. Pertama, Al Qur’an adalah Qira’ah, bukan teks, karena ia ditransmisikan secara lisan, sehingga tidak bisa dikritik dengan teks. Kedua, Al Qur’an bukan manuskrip, melainkan manuskrip-lah yang lahir dari Al Qur’an, karena Al Qur’an muncul terlebih dahulu dibandingkan tulisan Al Qur’an itu sendiri. Ketiga, penulisan mengikuti periwayatan.
Puluhan peserta yang hadir tampak menyimak dan antusias sepanjang sesi perkuliahan itu. Di akhir perkuliahan, salah satu peserta kuliah SPI 14 memberikan tanggapan. “Saya menjadi lebih paham tentang wahyu sebagai realitas yang berasal dari Allah Swt. Bukan buatan Nabi Muhammad saw. Dan Al Qur’an ialah kalamullah, bukan perkataan manusia,” katanya.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!