Penulis : Zaki
Ketika Perang Badar akan berlangsung antara umat muslim melawan musyrikin Mekkah, dan kedua pasukan sudah saling berhadapan, Rasulullah memberikan komando kepada sahabatnya seraya berkata, "bersiaplah menuju surga yang luasnya meliputi langit dan bumi". Ada seorang sahabat bernama Umair bin Humam bertanya, "Ya Rasulullah, menuju surga yang luasnya meliputi langit dan bumi?" Rasul menjawab, "Ya"."Setuju, setuju," sahut Umair. "Kenapa kamu berkata seperti itu?" tanya Rasulullah. "Demi Allah, saya ingin menjadi penduduk surga," jawab Umair. "Kamu termasuk penduduk surga," tegas Rasul.
Selanjutnya Umair mengeluarkan beberapa butir kurma dari sarung panahnya dan memakan kurma tersebut, lalu Umair berkata "jika aku hidup sampai habis kurma ini, sungguh ini adalah kehidupan yang panjang". Maka dibuanglah seluruh kurma yang ada dan dia langsung terjun ke medan jihad sehingga menemui syahadah.
Kisah di atas, sebetulnya tidaklah terlalu mengejutkan, kalau kita mengetahui siapa orang yang telah menggembleng serta mentarbiyah Umair, sehingga dia tidak sabar hidup di dunia berlama-lama. Umair adalah salah satu contoh dari sekian ribu mujahid yang terbina di Madrasah Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam, madrasah yang melahirkan generasi cinta syahadah dan berkorban demi tegaknya dinullah di bumi ini.
Syahadah yang menjadi cita-cita tertinggi bagi setiap mu’min sejati, adalah awal dari kebahagiaan hakiki yang telah dijanjikan oleh Allah ta'ala. Allah berfirman,
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتًا ۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَۙ فَرِحِيْنَ بِمَآ اٰتٰىهُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖۙ وَيَسْتَبْشِرُوْنَ بِالَّذِيْنَ لَمْ يَلْحَقُوْا بِهِمْ مِّنْ خَلْفِهِمْ ۙ اَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۘ
Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki, Mereka bergembira dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya, dan bergirang hati terhadap orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. – QS. Ali Imran:169-170
Ayat di atas diturunkan sebagai jawaban atas permintaan para syuhada yang telah gugur di medan jihad. Ketika mereka mendapat kenikmatan dari Allah berupa minuman segar dan buah-buahan yang nikmat, Mereka berkata, “Siapakah yang akan memberitahu saudara-saudara kita, bahwa kita hidup di surga yang penuh dengan rizki, sehingga mereka tidak meninggalkan jihad dan tidak berlari dari peperangan?”. Kemudian Allah berkata kepada mereka “Aku yang akan menyampaikannya kepada mereka”, Maka turunlah Ayat tersebut kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
Banyak sekali ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang Allah turunkan sebagai motivator bagi setiap mu’min untuk bersegera menuju syahadah. Maka tidaklah mengherankan kalau sahabat rasul saling berlomba untuk memperolehnya, bahkan banyak di antara mereka yang mimpi serta angan-angannya hanyalah syahadah.
Ketika Umar Bin Khattab akan membuka daerah Timur (Persia, Azerbaijan, dan Isfahan), beliau mendatangi sahabat Nu'man Bin muqorrin di masjid dan kata beliau, "Saya ingin menugaskan kamu". Nu'man menjawab,"kalau untuk menjadi pegawai pemerintahan, aku tidak mau, tetapi kalau untuk perang aku siap". Umar berkata, "untuk berperang". Selanjutnya berangkatlah Nu'man bersama pasukannya menuju Isfahan dan setelah menguasai daerah tersebut, beliau gugur sebagai syahid.
Itu dahulu, kini kesempatan itu pun terbuka bagi saudara-saudara kita yang ada di Afghanistan. 10 tahun lebih mereka berperang melawan kekuatan atheis, Rusia beserta bonekanya sudah satu juta setengah lebih, jumlah syuhada yang telah pergi untuk bertemu Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam dan pasukannya yang telah menanti di alam abadi yang penuh kenikmatan.
Dalam Salah satu majalah yang diterbitkan oleh Mujahidin Afghan, diceritakan ketika Rusia mengirim rudal scoadnya ke Jalal Abad, ada seorang panglima bernama Syaz Nur – sebelum ada jihad, dia adalah penggembala kambing– diingatkan bahwa musuh telah mengirim rudal Scoad ke tempat dia bertugas. Diusulkan agar mujahidin menjauh dari front, supaya terhindar dari serangan rudal tersebut. Dengan iman dan keberaniannya, dia katakan bahwa kita jihad karena mencari syahadah, kenapa harus takut dengan rudal itu. Kini dengan sebelah kakinya, –kaki yang sebelah putus kena ranjau– dia tetap memimpin pasukannya menegakkan Al Haq di bumi Allah yang telah dibasahi oleh darah para syuhada.
Surga memang mahal harganya, tetapi dia tetap menanti orang-orang yang siap mengorbankan harta serta jiwanya di jalan Allah. Selama kebatilan dan pendukungnya masih ada di bumi ini, selama itu pula jihad harus ditegakkan oleh pembela Al Haq.
Disadur dari majalah Sabili Edisi no 25/II 17 Dzulqaidah 1410/10 Juni 1990
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!