Krisis kekurangan personel yang kian memburuk memaksa militer penjajah Israel mengerahkan tentara yang belum menyelesaikan pelatihan mereka ke Jalur Gaza. Langkah ini diambil akibat menipisnya jumlah pasukan. Demikian kutipan laporan dari beberapa media Israel pada Ahad (20/4/2025).
“Akibat kurangnya personel militer, tentara dari Brigade Golani dan Givati — dua unit elite militer Israel — yang baru direkrut empat bulan lalu dan belum menyelesaikan pelatihan penuh, telah dikirim ke Gaza sejak Desember tahun lalu,” lapor lembaga penyiaran resmi Israel.
Harian Yedioth Ahronoth — surat kabar milik Israel — mengutip pernyataan Kepala Staf Militer Israel, Herzi Halevi, yang memeringatkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengenai kondisi kekurangan personel. Jika dibiarkan, hal ini akan membatasi kemampuan militer dalam merealisasikan ambisi politiknya di Gaza.
Militer Israel juga menyebutkan, salah satu faktor penyebab krisis ini adalah rendahnya angka perekrutan dari kalangan Yahudi ultra-ortodoks (Haredi). Sehingga mengakibatkan shift tidak teratur dan berdampak kelelahan yang berat di kalangan tentara cadangan. Sekitar 30 hingga 40 persen dari mereka lantas menolak untuk kembali bertugas akibat lama dan melelahkannya masa perang.

Petisi dari Pihak Militer
Sudah jatuh tertimpa tangga. Kondisi ini diperparah dengan maraknya petisi yang ditandatangani oleh warga penjajah Israel—termasuk kalangan militer aktif dan veteran. Mereka menuntut pembebasan para tawanan penjajah Israel di Gaza, walau pun harus dibayar dengan menghentikan operasi militer.
Menurut data dari laman independen Return to Israel, hingga Sabtu lalu (19/4/2025) terdapat lebih dari 140.000 orang yang telah menandatangani 50 petisi berbeda. Sebanyak 21 di antaranya ditandatangani oleh lebih dari 10.000 personel militer, termasuk tentara cadangan dan veteran.
Di dalam beberapa bulan terakhir, kucuran laporan dari media Israel mengungkap penurunan drastis dalam jumlah sukarelawan militer cadangan. Banyak dari mereka secara terbuka menyatakan keengganan untuk kembali bertugas di Gaza, terutama pasukan medis yang menyatakan secara kolektif bahwa mereka tidak akan kembali bergabung dalam operasi militer.
(Sumber: Al Jazeera)

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!