Tiga negara Uni Eropa, yaitu Spanyol, Irlandia, dan Norwegia, secara resmi mengakui Palestina sebagai negara pada Selasa (28/5/2024). Mereka bergabung bersama 143 negara lainnya yang telah lebih dulu mengakui negara Palestina.
Ketiga negara tersebut menyusul delapan negara Uni Eropa lainnya yang juga telah terlebih dahulu mengakui negara Palestina. Kedelapan negara itu adalah Swedia, Siprus, Hungaria, Republik Ceko, Polandia, Slovakia, Rumania, dan Bulgaria. Itu artinya, delapan dari 27 negara Uni Eropa.
Kini, dengan tiga negara lagi mengakui negara Palestina, berarti telah sebelas negara Uni Eropa yang mengakui negara Palestina. Tentu, hal itu akan memicu negara Uni Eropa lainnya untuk ikut mengakui Palestina sebagai negara. Hanya menunggu waktu yang tepat untuk mendeklarasikannya.
Di dalam pidatonya pada Senin (27/5/2024), Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, mengatakan, ini merupakan satu-satunya cara untuk mencapai kedamaian antara kedua belah pihak, Palestina dan Israel. “Ini adalah keputusan bersejarah yang memiliki satu tujuan – untuk berkontribusi dalam mencapai perdamaian antara Israel dan Palestina,” kata Pedro Sanchez.
Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares, menambahkan, “Kami mengakui Palestina karena ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut. Kami tidak bisa menunggu lebih lama lagi.”
“Pada hari Selasa (28/5/2024), Norwegia dan Irlandia mengakui negara Palestina. Pada hari Kamis (30/5/2024), juga Slovenia akan melakukan hal yang sama. Dengan pengakuan negara-negara tersebut terhadap Palestina, maka 147 negara akan secara resmi mengakui kenegaraan negara tersebut. Ada 193 negara anggota PBB. Dan saya yakin akan ada lebih banyak negara yang terus bergabung dengan kami,” lanjut Albares.
Baca juga: Akibat Agresi terhadap Gaza Berlanjut, Krisis Pengangguran di Israel Semakin Parah
Harapannya, keberpihakan negara-negara Uni Eropa akan mampu memberikan titik terang terhadap penyelesaian konflik Palestina-Israel. Juga mencegah veto yang mungkin dijatuhkan selama sidang DK PBB tentang aksesi keanggotaan Palestina.
Ibarat api dalam sekam, sebagian negara-negara Uni Eropa memiliki andil besar terhadap konflik antar kedua belah pihak, Israel-Palestina. Jerman dan Italia menduduki peringkat kedua dan ketiga sebagai pemasok senjata terbanyak ke Israel. Tentu, peringkat pertama masih dipegang erat oleh Amerika.
Pada periode 2019 hingga 2023, Jerman menyumbang 30 persen impor senjata Israel. Berlanjut pada November 2023 lalu, penjualan senjata Jerman ke Israel menyentuh nilai 300 juta euro. Dan, sebagian besar ekspor itu diberikan setelah peristiwa 7 Oktober 2023.
Sementara itu, menurut biro statistik nasional ISTAT, nilai penjualan senjata Italia ke Israel pada tahun lalu mencapai 13,7 juta euro. Kemudian, transaksi sekitar 2,1 juta euro dilakukan dari Oktober sampai Desember 2023.
Di peringkat pertama, Amerika telah lama mengalami dilema. Posisi Presiden AS, Joe Biden, diapit antara dua partai, yaitu Demokrat dan Republik. Hal itu membuat dia berada dalam situasi terjepit. Pemilu yang akan dihelat pada 5 November 2024 membuat kebijakan yang akan ia ambil menjadi krusial dalam ajang penggalangan suara.
Pada Rabu (29/5/2024), Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat (AS), John Kirby, mengakui Israel semakin terisolasi di panggung internasional. Saat ditanya wartawan di Gedung Putih, apakah serangan udara Israel yang menewaskan 45 orang di Rafah akhir pekan lalu menyulitkan posisi Presiden AS, Joe Biden, Kirby mengatakan, “Terdapat bahayanya Israel dapat semakin terisolasi dari masyarakat internasional karena sikap mereka dalam menggelar operasi-operasi semacam itu.”
Baca juga: 5 Orang Tewas oleh Pasukan Israel di Kamp Pengungsian Jenin
“Jadi, ini merupakan keprihatinan. Jelas karena ini bukan kepentingan terbaik Israel dan bukan kepentingan terbaik kami untuk Israel menjadi semakin terisolasi di panggung dunia,” tambah Kirby seperti dilansir dari media Reuters.
Munculnya tiga negara Uni Eropa baru dalam deretan pengakuan atas negara Palestina merupakan bukti adanya disintegrasi di dalam tubuh Eropa. Serangan yang dilancarkan Israel ke Rafah pada akhir pekan lalu telah menggemparkan dunia. Deretan artis nasional, pemain sepak bola kelas dunia, hingga seluk beluk masyarakat internasional di belahan dunia telah mengutuk perbuatan itu. Ungkapan “All Eyes In Rafah” sudah memenuhi laman media sosial. Begitu pun sosok Benjamin Netanyahu dengan tulisan “Terorist Baby Killer” yang bermandi darah telah diunggah melalui template instagram story di lebih dari 6,7 juta akun.
Tak pelak jika para pemimpin dunia telah bersuara mengirimkan kutukan terhadap tindakan Israel. Pun tak ayal jika ternyata nanti negara-negara Uni Eropa dan lainnya berangsur-angsur mengakui Negara Palestina. Hingga akhirnya, akan terlihat mana yang benar-benar memiliki hati nurani dan yang tidak.
Wallahu a’lam.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!