Tradisi Rihlah Ilmiah Santri Attaqwa Depok: Presentasi Makalah di Universiti Teknologi Malaysia

Tradisi Rihlah Ilmiah Santri Attaqwa Depok: Presentasi Makalah di Universiti Teknologi Malaysia
Hasil Karya Rihlah Ilmiah Santri Attaqwa Depok / Foto Istimewa

Pesantren At-Taqwa Depok memiliki tradisi unik dalam mendewasakan jiwa dan pemikiran para santrinya, berupa Rihlah Ilmiyah. Sebelum lulus pendidikan tingkat SMA, para santri harus mempresentasikan makalah di Malaysia. Tahun 2023 ini adalah kali keempat, sebelumnya tahun 2018, 2019, 2022.

Tahun ini, Rihlah Ilmiah para santri ke Malaysia berlangsung cukup panjang, selama 15 hari (31 Oktober–15 November 2023). Selain presentasi makalah, para santri juga menerima kuliah dari pakar-pakar pendidikan dan pemikir Islam dari Indonesia dan Malaysia.

Mereka dijadwalkan mengikuti acara Saturday Night Lecture Prof. Wan Mohd Nor di RZS-CASIS Universiti Teknologi Malaysia.

Masih banyak lagi acara ilmiah dan wisata yang mereka jalani, seperti pelatihan Bahasa Jawi (Arab-Melayu) di Akademi Jawi Malaysia, dan mengunjungi kampus-kampus serta tempat-tempat bersejarah di Malaka.

Teristimewa, tahun 2023 ini, ada belasan santri Pesantren Elkisi Mojokerto yang ikut bergabung dalam beberapa acara, selama 8 hari di Malaysia. Ada juga pimpinan lembaga pendidikan dari Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia.

Jadi, Rihlah Ilmiah kali ini bisa menjadi ajang silaturrahmi dan tukar pikiran antara para santri dan praktisi pendidikan.

Baca Juga : Ada Pendidikan Qiraatul Kutub Metode Sidogiri di Pesantren At Taqwa 03 Babelan, Bekasi

Para santri Pesantren At-Taqwa Depok ini rata-rata berumur 17-18 tahun. Secara formal mereka masih duduk di bangku SMA. Selama di Pesantren, mereka kerap mengkaji berbagai aspek pemikiran Islam dan pemikiran kontemporer.

Berikut judul-judul makalah para santri Angkatan Keempat di Pesantren At-Taqwa Depok yang akan dipresentasikan di Malaysia:

  1. Kritik terhadap Pemikiran Abraham Geiger tentang Al Qur'an (Cut Aisyah Kinanti, 17 tahun).
  2. Kontribusi Syeikh Daud al-Fathani dalam Perkembangan Islam di Nusantara (Hanun Hilmiya Hazimah, 17 Tahun).
  3. Kritik Islam terhadap konsep kebebasan dan kesetaraan gender dalam perspektif feminisme. (Jamilah Afifah Rahmah, 17 tahun).
  4. Konsep Pendidikan Said Nursi dan Penerapannya dalam Membangun Peradaban Islam (Nabila, 18 tahun).
  5. Peran Orang Tua dalam Membentuk Generasi Pemimpin Umat: Studi Komparasi antara Buya Hamka dan Syekh Said Ramadhan Al-Buthi (Khalishah Inas Tsabitah, 17 tahun).
  6. Isnad dalam Tradisi Keilmuan Islam: Urgensi dan Relevansinya di Era Kontemporer (Najda Khadijah Fadilla,18 tahun).
  7. Hubb ad-Dunya dan Dampaknya Terhadap Peradaban Islam di Andalusia (Aisyah Zahra Ghaisani, 18 Tahun).
  8. Kritik Islam terhadap Sekularisme (Abdah Taritsa Haq 19 tahun).
  9. Seni Masjid Nusantara (Isy Karima, 17 tahun)
  10. Metode Pendidikan Imam Syafi'i: Urgensi adab dan ilmu, (Subhan Ramadhan, 17 tahun).
  11. Kritik Dr. Adian Husaini terhadap Pluralisme Agama (Fawwaz Ammar Narain, 17 tahun)
  12. Jawaban Mustafa As-Siba'i atas Ahmad Amin terkait Kredibilitas Abu Hurairah r.a. (Salma Kamilah Santosa, 17 tahun).

Nah... Selama di Malaysia, para santri ditemani oleh Pembina Pesantren Dr. Adian Husaini dan Haji Indra Supono, Mudir Pesantren Dr. Muhammad Ardiansyah, dan beberapa guru pesantren.

Setelah Rihlah Ilmiah dan presentasi makalah, maka para santri ini sudah ditunggu tugas baru, yaitu menyelesaikan skripsinya dalam sidang, sebelum kelulusan tahun 2024.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.