Konferensi dua tahunan Pekan Konter-Terorisme PBB, medio Juni 2023, membahas Strategi Konter-Terorisme Global PBB. Di kesempatan itu, Penasihat Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA), Salem Al Zaabi, meminta komunitas internasional agar mengatasi akar masalah yang menyebabkan intoleransi dan ekstremisme, termasuk melawan disinformasi di internet dan media sosial. Salem Al Zaabi adalah pimpinan delegasi UEA di konferensi dua tahunan itu.
Pelaku pimpinan delegasi UEA di konferensi dua tahunan Pekan Kontra-Terorisme PBB itu, Salem Al Zaabi didampingi oleh Kepala Dewan Keamanan Siber UEA, Dr. Mohamed Al Kuwaiti. Di tengah konferensi yang berlangsung dari 19 hingga 23 Juni 2023 itu, Salem Al Zaabi menyampaikan pernyataan sikap UEA selama berlangsungnya debat umum tentang Strategi Kontra-Terorisme Global PBB.
"Terorisme adalah fenomena yang kompleks, multi-faceted, dan fenomena global yang melampaui batas, budaya, dan agama. Dan secara efektif mencegah dan melawannya membutuhkan pendekatan multilateral dan pendekatan multiplikasi," katanya dalam konferensi tersebut.
Al Zaabi juga menyatakan, UEA sangat serius dalam mengatasi tindakan intoleransi dan ekstremisme secara lebih efektif, agar tindakan tersebut tidak meningkat menjadi aksi terorisme dan konflik bersenjata. Menurut dia, segala strategi atau upaya pencegahan perlu dikalibrasi ulang, agar tindakan yang diambil cukup relevan dengan kenyataan yang ada di lapangan.
Di dalam pernyataannya, Al Zaabi menekankan adopsi resolusi Dewan Keamanan PBB yang telah disepakati sebelumnya. Di adopsi resolusi Dewan Keamanan PBB itu, beberapa hal tersebut ditulis bersama oleh Uni Emirat Arab dan Inggris. Isinya tentang “Toleransi, Perdamaian, dan Keamanan Internasional”. Resolusi tersebut adalah yang pertama mengakui bahwa ujaran kebencian, rasisme, dan ekstremisme dapat mendorong pecahnya eskalasi dan terulangnya konflik.
UEA menjadi tuan rumah diskusi tentang akuisisi, persenjataan, dan penerapan Autonomous and Remotely Operated Systems (AROS) kelompok teroris, yang juga melihat peluncuran laporan yang disponsori oleh UEA dari Kantor PBB untuk Penelitian Anti-Terorisme dan Konflik Bersenjata. Al Zaabi mengatakan, laporan itu bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya penyebaran AROS dan kemungkinan penyalahgunaan mereka oleh teroris. Dan meningkatkan persiapan negara anggota untuk mencegah dan melawan ancaman yang ditimbulkan oleh sistem pesawat tak berawak (AROS).
UEA juga mengadakan diskusi dengan India tentang tanggapan multilateral untuk mengekang penyalahgunaan alat digital oleh teroris. Dr. Al Kuwaiti pun menyoroti bagaimana pekerjaan UEA memperkuat keamanan informasi, dan program “Cyber Pulse” UEA, yang meningkatkan kesadaran akan ancaman dunia maya dan meningkatkan keamanan digital.
Duta Besar Nusseibeh, sebagai Ketua Komite Kontra-Terorisme Dewan Keamanan PBB, ikut memimpin diskusi PBB berjudul "Global Threat Landscape: Assessment of Current and Emerging Trends".
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!