Untuk Saudaraku Palestina
Masih ingat perjuangan Arek-arek Suroboyo di bawah pimpinan Bung Tomo 10 November 1945 melawan tentara pendudukan sekutu yang memboncengkan Belanda? Peristiwa heroik yang menewaskan komandan pasukan pendudukan, Jenderal Mallaby, itu kemudian dikukuhkan sebagai hari Pahlawan. Sebelumnya, KH Hasyim Asy’ari yang telah membaca gelagat persekongkolan jahat sekutu dan Belanda, tanggal 22 Oktober 1945 mengeluarkan Resolusi Jihad. Pokok isinya adalah mewajibkan umat islam berjihad melawan penjajahan dan mereka yang mati dihukumi mati syahid.
Jangan lupa juga peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 ke Yogyakarta selama enam jam. Akhir Desember 1948, Belanda melancarkan agresi militer kedua. Ibukota RI Yogyakarta diduduki, Presiden Soekarno dan Wapres Mohammad Hatta ditawan. Belanda juga memperkuat tentaranya di kota-kota penting di Magelang, Semarang, Solo, dan lain-lain. Di saat yang sama, di sidang-sidang PBB dan panggung internasional, Belanda mempropagandakan bahwa RI sudah tamat.
Di dalam posisi yang sulit itu, Panglima Besar Jenderal Sudirman terus melancarkan perang gerilya meski harus ditandu lantaran paru-parunya tinggal sebelah. Beliau bahkan memerintahkan pasukan TNI melakukan serangan yang terpusat dan serentak walau hanya beberapa jam untuk memberi kabar ke PBB dan warga dunia, RI masih ada. Instruksi itu direspon para komandan TNI dengan melakuan rapat di lereng Gunung Sumbing pada 19 Februari 1949 dipimpinan Gubernur Militer III Kol.Bambang Soegeng. Rapat ini berujung dilancarkannya Serangan Umum ke Yogyakarta 1 Maret 1949 selama enam jam. Sementara di Bukittinggi, Menteri Kemakmuran Mr. Syafrudin Prawiranegara memproklamasikan PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesa) dengan misi yang sama. Hasilnya, eksistensi RI tetap diakui dan Belanda setahun kemudian dipaksa hengkang dari Indonesia. Indonesia pun benar-benar lepas dari penjajahan.
Cerita di atas sama persis dengan yang dilakukan Hamas di Gaza, Palestina. Sampai tahun 1917 seluruh tanah Palestina dikuasai kaum muslimin, sejak Baitul Maqdis dibebaskan oleh Salahuddin al Ayyubi dari pendudukan Perancis tahun 1099. Tak heran jika Palestina termasuk yang paling awal mengakui kemerdekaan Republik Indonesia melalui pernyataan Mufti Syeikh Amin Al Hussaini.
Baca Juga : Hubungan Emosional Indonesia dan Palestina
Namun persekongkolan jahat PBB, Inggris, Amerika dan Perancis paska PD II, membuat Palestina dan Masjid Al Aqsha berada di bawah pendudukan dan penjajahan Zionis Israel, dan kaum muslimin terusir dari tanah mereka sendiri. Kini, penjajah Israel menguasai 85 % lebih tanah Palestina, sementara kaum muslimin hanya berkisar 15 % sisanya, yang terletak di Gaza dan Tepi Barat.
Selama 75 tahun pendudukan dan penjajahan Zionis Israel, sejak didirikannya negara Israel tahun 1948 yang disponsori PBB, Amerika, Inggris dan Perancis, sudah ratusan ribu warga Palestina tewas dibantai dan jutaan orang jadi pengungsi. Mereka yang sekarang tinggal di Gaza pun hidup terisolasi dan penuh penderitaan. Jika kini mereka bangkit berjuang melawan penjajahan, itu memang sudah semestinya. Bagi Hamas, jihad adalah jalan yang tersedia untuk membebaskan Palestina dan Baitul Maqdis dari penjajahan Israel. Sekaligus jalan yang mulia.
Mereka belajar dari pengalaman selama ini, betapa berunding dan mengikat perjanjian dengan kaum zionis itu hanya akan berujung kekecewaan. Sudah berkali-kali PBB mengeluarkan resolusi, namun berkali-kali pula dianggap angin lalu. Begitu pula dengan aneka perjanjian dan kesepakatan damai, hanya ada di atas kertas. Fakta di lapangan jauh berbeda.
Seperti yang terjadi saat ini. Israel mengultimatum penduduk Gaza untuk mengungsi dengan batas waktu Sabtu lalu. Tindakan yang dikecam keras PBB dan masyarakat Internasonal. Namun kecaman dan kritik itu tak didengarkan sama sekali. Bahkan mereka malah membom warga Gaza yang dalam perjalanan mengungsi.
Mengapa begitu? Karena penjajahan Israel atas Palestina dibekingi Amerika, Inggris, Perancis dan negara-negara barat lainnya. Sedangkan AS, Inggris dan Perancis, selain China dan Rusia adalah negara-negara yang memiliki hak veto di Dewan Keamanan (DK) PBB. Tak aneh kalau kemudan zonis Israel bisa bertindak semaunya sendiri.
Watak culas, curang dan angkuh itu sudah Allah tegaskan dalam Al Qur'an:
"Maka lantaran mereka suka melanggar perjanjian, Kami laknat mereka dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka mengubah firman Allah dari tempat semestinya dan suka mengabaikan peringatan yang disampakan kepada mereka..." – QS. Al-Maidah : 13
Di dalam situasi seperti itu, wajar jika para pejuang Hamas melakukan perlawanan bersenjata melawan pendudukan Israel. Apalagi hal itu merupakan salah satu amal yang paling utama dan paling Allah cintai. Di dalam sebuah hadits diriwayatkan, sahabat Ibnu Mas'ud bertanya kepada Nabi SAW tentang amal yang paling afdhal. Beliau menjawab, ada tiga hal, yaitu "Sholat pada waktunya, Berbakti kepada kedua orangtua dan Jihad fii sabilillah”. Di dalam Al Qur'an, Allah menegaskan,
"Dan orang-orang yang berjuang pada jalan Kami, pasti Kami akan berikan aneka jalan keluar. Dan sungguh Allah bersama orang-orang yang berbuat kebajikan" – QS. Al Ankabut : 69
Kini perang terbuka telah meletus. Israel telah memastikan akan menyerbu Gaza dan meratakannya dengan tanah. Namun Hamas tidak takut. Mereka siap menjadikan Gaza kuburan bagi pasukan penjajah Israel. Ahad kemarin, rencananya Israel akan memulai penyerbuan. Namun, Allah menurunkan tentaranya mencegah penyerbuan tersebut berupa banjir yang mengepung Tel Aviv.
Baca Juga : HAMAS: Israel Melakukan Genosida, Kami Bertekad Cegah Terjadinya Nakba Kedua!
Banyak orang lupa, seluruh alam semesta seperti bumi, laut, awan, gunung, angin, hujan, dan seluruh makhluk lainnya adalah tentara Allah yang siap diperintah oleh Yang Maha Kuasa. Jika dulu mereka membantu kita meraih kemerdekaan, kini saatnya kita merapatkan barisan mendukung dan membela saudara-saudara kita di Gaza Palestina yang tengah berjuang meraih kemerdekaan. Setidaknya dengan melantunkan doa. Hasbunallah wani'mal wakill ni'mal maula wani'man nasir.