Dulu, sebuah informasi disampaikan ke masyarakat secara audio melalui radio, visual melalui televisi, dan editorial (teks) melalui media cetak. Saat ini, pemberitaan melalui multi-channel menjadi amat penting. Suatu berita kini dapat dimuat dalam surat kabar cetak, website daring, media sosial, podcast, dan platform video. Nah, buku Audiovisutorial berjudul “Semangat 75, Upaya Bangun Hidup Sehat” karya Parni Hadi ini mengemas penggabungan audio dengan media utamanya radio, visual yang medianya televisi, dan editorial (teks) yang medianya adalah produk cetak.
Sebagai pengantar bagi para calon pembaca, Digdaya Dinamika Publika (DDP) sebagai penerbit buku tersebut, mengenalkan sebuah pengalaman tentang cara menikmati buku audiovisutorial. Dan meski pun ditulis oleh wartawan senior, buku ini dianggap mampu merespon perkembangan zaman pada masa sekarang. Memuat gambar-gambar dan tulisan ringan yang disertai dengan kode pindai yaitu QR Code. Para pembaca dapat memindai QR Code di setiap halaman dalam buku untuk kemudian mengakses video lengkapnya yang berisi kisah tentang upaya hidup sehat ala pria berusia 75 tahun itu.
Apresiasi dari banyak pihak pun muncul atas lahirnya inovasi buku kekinian ini. Beberapa lembaga pun turut menyaksikan peluncuran buku yang ditulis oleh Inisiator dan Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa ini, yaitu Lembaga Pers Dr. Soetomo (LPDS), Dewan Pers Indonesia, Kampus Bisnis Umar Usman, serta berbagai media nasional.
“Buku yang diluncurkan Pak Parni ini tentang konvergensi yang dikerjakan Pak Parni. Saya kagum, di usianya yang 75 tahun ini Mas Parni masih tegar. Fisik boleh lemah tetapi kreativitas tidak. LPDS menyambut baik ajakan untuk kolaborasi untuk peluncuran buku ini. Sebuah kehormatan bagi kita bisa menyelenggarakan acara ini,” ucap Direktur LPDS, Kristanto Hartadi, kala memberikan sambutan.
Baca Juga : Bedah Buku di Bogor, Politik Identitas Tidak Seburuk Itu
Ketua Dewan Pers Indonesia, Dr. Ninik Rahayu, turut mengapresiasi peluncuran buku ini. Ia mengatakan, 75 tahun adalah usia di mana seseorang sedang senang-senangnya menikmati pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam konteks kehidupan sehari-hari. Menariknya, oleh Parni, hal ini kemudian dituangkan dan dikemas dalam sebuah buku.
“Saya meyakini, mulai usia 50 tahun orang boleh memikirkan legasi apa yang bisa ditinggalkan. Apa yang dilakukan oleh Pak Parni ini menjadi contoh bagi kita semua bahwa semangat hidup sehat yang ia sampaikan melalui buku ini menjadi inspirasi bagi kita semua. Karena sehat menjadi pintu masuk bagi kita untuk bisa berbuat banyak,” jelasnya.
Sebagai tanda bahwa Buku Audiovisutorial resmi diluncurkan, Parni Hadi menanda tangani Giant Book Cover yang disaksikan oleh seluruh tamu undangan yang hadir. Selanjutnya, buku tersebut dibagikan kepada masing-masing tamu untuk dibaca, dinikmati, dan sekaligus dibedah oleh beberapa narasumber, dipandu oleh Bob Priambodo. Pada sesi bedah buku, para narasumber yang tampil adalah Marsekal (purn) Chappy Hakim, Wina Armada Sukardi (wartawan senior dan pakar hukum pers), dan Chiki Fawzi sebagai seorang Musisi Milenial. Mereka semua menyambut baik kehadiran buku ini.
Chappy menyatakan, buku yang berisi upaya hidup sehat oleh Parni Hadi ini berupaya untuk terus menciptakan ide-ide baru. Hal itu diamini oleh Wina Armada yang melihat, Parni Hadi memiliki banyak karakter baik. Salah satunya adalah kreativitas.
Chiki yang mewakili generasi milenial beranggapan bahwa buku ini amat sesuai dengan generasi muda. Terutama bagi digital native yang sejak lahir sudah melihat dan menggunakan alat-alat komunikasi digital. Ia juga menambahkan, buku auidovisutorial ini sangat inklusif karena para penyandang disabilitas juga bisa ikut menikmati isi buku.
Sementara itu, Ketua Pengurus Dompet Dhuafa, Rahmad Riyadi, menerangkan, melalui buku ini, Parni Hadi ingin mengajak kepada para pembacanya untuk dapat masuk dalam lingkaran yang lebih luas. Di dalam kemasan buku yang terintegrasi dalam tulisan, audio, dan visual, termuat ide-ide dan pemikiran kreatif yang terus dikembangkan oleh Parni.
“Pak Parni ingin mengenalkan berbagai kegiatan dan ide yang sudah dilakukan, di antaranya adalah ide jurnalispreneur. Jurnaliprenuer ini merupakan sistematika pemikiran Pak Parni yang ingin membuat sebuah sistematika pendekatan softskill bagaimana seorang jurnalis membekali dirinya dengan kreativitas dan kemandirian tanpa mengorbankan idealismenya,” terangnya.
Bukan itu saja. Di saat bersamaan, Parni Hadi juga meluncurkan kembali buku “Reportase Puitis 5W+1H dengan Rasa”. Buku ini berisi kumpulan puisi yang memadukan antara 5W+1H pada jurnalistik dengan olah rasa. Sebagai seorang wartawan, ia berupaya memadukan jurnalistik dengan intuisi, kreativitas, dan keberpihakan pada orang kecil.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!