Sekolah Tinggi Ilmu Da’wah Mohammad Natsir mewisuda Sarjana Strata 1 untuk angkatan ke 13, pada Sabtu (22/7/2023) di Auditorium Serbaguna Pusdiklat Dewan Da’wah Bekasi.
Sidang Terbuka Senat Akademik ini mewisuda 131 mahasiswa meliputi Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam dan Pengembangan Masyarakat Islam.
Wisuda dihadiri keluarga Allahu Yarham Mohammad Natsir, Ust. Adian Husaini Ketua Umum Dewan Da'wah Pusat, Wakil Ketua MUI Buya Anwar Abas, dan sejumlah tokoh Dewan Da'wah.
Buya Anwar Abbas dalam Orasi Ilmiyahnya menjelaskan tentang titik lemah umat Islam pada saat ini. Dia mengibaratkan seperti jam tangan, bila ditarik maka akan putus. Maka di tempat yang putus itulah titik lemahnya. "Titik lemah itu adalah sisi ekonomi dan politik," papar Buya Abas.
Memperbaiki kelemahan itu kuncinya persatuan umat, yaitu dengan menjalin silaturahmi. Oleh karena itu sering-seringlah bersilaturahmi. "Bila organisasi besar Nahdhotul Ulama (NU) dan Muhammadiyah sudah terjalin silaturahmi, seperti yang pernah dikatakan Muhammad Natsir bahwa umat Islam tidak perlu khawatir akan tampilnya kejayaan Islam.
Hal lain disampaikan Buya Abas, melansir data dari Kementerian Dalam Negeri, jumlah umat Islam saat ini berjumlah 86,8%, berarti turun 8%. Maka tugas Da'wah kita mencegah penurunan itu, diantara agama lain yang sedang berusaha memurtadkan umat Islam dari agamanya.
Buya Anwar berpesan kepada 131 wisudawan/wisudawati yang akan terjun ke Daerah 3T (tertinggal, terbelakang, dan termiskin), agar semangat dalam berda'wah, tetaplah di jalan da'wah, dan jaga keikhlasan.
Ketua Umum Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia (DDII) Adian Husaini mengatakan bahwa saat ini banyak lembaga Pendidikan Islam maupun umum menjadi laiknya lembaga pendidikan industrial. Para lulusan kesuksesannya dihargai bila sukses keduniaan. "Setelah lulus mau jadi apa? Kalau jawabnya jadi mujahid, urusan jadi panjang" jelas Adian.
Selain itu kata Adian, dunia pendidikan saat ini bila jumlah mahasiswanya sedikit, dianggap kampus tersebut kurang bonafid.
STID adalah kampus yang melahirkan singa-singa yang melindungi umat, di tunggu dan dicari keberadaannya. "Alumni STID bukan orang biasa dan lurus dijalan da'wah, mereka dikirim ke pelosok-pelosok namun mereka kuat dan tidak kelaparan." Jelas Adian.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!