YPSP (Yayasan Persahabatan dan Studi Peradaban) kembali menyoroti perilaku penjajah Israel yang terus menerus melakukan pelanggaran di Jalur Gaza. Serangan yang mereka lancarkan selama empat hari terakhir telah menyebabkan 56 warga Palestina syahid. Dari jumlah itu, 33 orang syahid pada 20 November 2025 dan 23 orang syahid pada 22 November 2025. Hal itu adalah pelanggaran nyata terhadap kesepakatan yang ditandatangani pada 10 Oktober.
Hal itu diungkapkan dalam pernyataan yang dikeluarkan YPSP pada Ahad (23/11/2025). Mereka menegaskan dalam pernyataan itu, meski pun faksi-faksi pejuang Palestina berkomitmen pada kesepakatan tersebut, penjajah Israel tetap menciptakan dalih dan tuduhan palsu untuk kembali melakukan pembunuhan, pengeboman, dan penghancuran. Dan semua itu penjajah lakukan tanpa mematuhi pembukaan penuh perlintasan, memasukkan alat berat untuk mengangkat puing-puing, atau menarik pasukan dari area yang telah disepakati.
"Pelanggaran berulang ini menegaskan kebijakan penjajah yang terus-menerus tidak menghormati perjanjian internasional. Sehingga, diperlukan tindakan serius dari para mediator dan delapan negara pendukung kesepakatan untuk menekan Israel agar mematuhi komitmennya. Bukan hanya menuntut pejuang untuk mematuhi kesepakatan tanpa mengadili Israel atas kejahatannya," tegas pernyataan YPSP.
Selain itu, YPSP juga menegaskan, diperlukan peningkatan tekanan rakyat dan internasional, termasuk untuk melakukan tiga hal. Pertama, mengaktifkan peran parlemen di berbagai negara untuk menekan pemerintah mereka agar mengambil sikap lebih tegas terhadap pelanggaran Israel. Kedua, mendukung kampanye rakyat, demonstrasi, dan aksi protes. Ketiga, menguatkan ketahanan rakyat Palestina di Jalur Gaza yang telah menghadapi agresi penjajah selama dua tahun.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!