Hingga hari ke empat puluh satu, Zionis Israel terus melakukan serangan udara setiap hari sebagai bagian dari apa yang mereka sebut sebagai perang tanpa pandang bulu di Gaza. Situasi ini berpotensi memperburuk krisis kemanusiaan di wilayah yang terkepung tersebut.
Dilansir dari laman The New Arab, Pasukan Israel menyebarkan selebaran yang memperingatkan warga Palestina untuk melarikan diri dari bagian selatan Gaza, demikian kata penduduk setempat pada hari Kamis (16/11). Hal ini menandakan adanya kemungkinan perluasan serangan Zionis Israel di daerah itu, padahal ratusan ribu orang yang mengindahkan perintah evakuasi sebelumnya, masih berkumpul di tempat-tempat penampungan dan rumah perlindungan yang dikelola oleh PBB di area tersebut.
Sementara itu, pada hari Rabu (15/11) tentara Zionis Israel mulai menggeledah Rumah Sakit Al-Shifa di utara. Namun upaya tersebut gagal menemukan bukti apa pun terkait pusat komando Hamas yang diduga kuat oleh Zionis Israel tersembunyi di bawah kompleks rumah sakit tersebut.
Hamas dan staf Rumah Sakit Al-Shifa membantah keras tuduhan itu di tengah pengepungan yang telah menewaskan puluhan pasien, di mana korbannya juga termasuk bayi prematur. Tindakan Zionis seketika memancing kemarahan global.
Lebih dari 1,5 juta orang menjadi pengungsi di Jalur Gaza. Sebagian besar yang lain mengungsi ke wilayah selatan, dimana makanan, air dan listrik semakin langka.
Baca Juga : Setelah Delapan Hari Dikepung, Rumah Sakit Al-Shifa Gaza Diserang Israel
Zionis Israel setidaknya telah menewaskan 11.470 orang di Jalur Gaza, dua pertiganya adalah perempuan dan anak-anak, sebagaimana dinyatakan oleh otoritas kesehatan Palestina. Sementara itu, lebih dari 3.640 warga sipil dilaporkan hilang.
Pasukan Zionis menggeledah bagian bawah tanah rumah sakit tersebut pada hari Kamis (16/11) dan menahan teknisi yang bertanggung jawab menjalankan peralatannya, demikian ungkap Kementerian Kesehatan di Gaza dalam sebuah pernyataan.
Setelah mengepung Rumah Sakit Al-Shifa selama berhari-hari, Zionis Israel menghadapi tekanan untuk membuktikan klaimnya, yang menyatakan bahwa Hamas menggunakan pasien, staf, dan warga sipil yang berada di sana untuk memberikan perlindungan bagi para pejuangnya.
Militer Zionis Israel merilis video dari dalam Rumah Sakit Al-Shifa yang menunjukkan tiga tas ransel yang diklaim ditemukan tersembunyi di sekitar laboratorium MRI, masing-masing berisi senapan serbu, granat dan seragam Hamas, serta lemari berisi sejumlah senapan serbu tanpa amunisi.
Sayangnya, klaim Zionis Israel bahwa senjata tersebut ditemukan di dalam rumah sakit tidak mungkin diverifikasi secara independen. Tidak ada bukti kuat yang mendukung klaim Zionis Israel bahwa markas Hamas berada di bawah rumah sakit tersebut.
(Sumber: The New Arab)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!