Mutiara Kehidupan Nabi Muhammad ﷺ

Mutiara Kehidupan Nabi Muhammad ﷺ
Photo by Haidan / Unsplash

Penulis: Dedi Mulyana, Lc. (Kandidat Master universitas Al-Qur'anul Karim Sudan)

Selain dikenal dengan sebutan Al Amin, Nabi besar Muhammad ﷺ dikenal juga sebagai Ibnu Dzabiihain, atau anak dari dua orang yang hampir dikorbankan. Maksudnya, Nabi Isma'il dan ayahnya (Abdullah). Sebab, keduanya hampir dikorbankan dan keduanya selamat dengan izin Allah.

Menikahnya Abdullah dan Aminah bukan awal dari segalanya untuk Nabi ﷺ. Seperti dikatakan dalam riwayat Ahmad, Nabi ditanya, "Apa yang memulai perkaramu?" Nabi menjawab, "Saya adalah doanya Ibrahim AS dan kabar gembiranya 'Isa AS. Dan Ibuku pernah melihat cahaya keluar darinya (ketika melahirkan) lalu menyinari negeri Syam'."

Do'a Nabi Ibrahim sendiri termaktub dalam Surat Al-Baqoroh ayat 129:

رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah (As Sunnah) serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana – QS. Al-Baqoroh:129

Adapun kabar gembira dari Nabi Isa AS termaktub dalam surat Ash Shof ayat 6:

وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ ۖ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَٰذَا سِحْرٌ مُبِينٌ
Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata". – QS. Ash Shof :6

Kedatangan Nabi terakhir adalah sesuatu yang dirindukan oleh orang Arab saat itu. Banyak dari mereka yang berharap bahwa Nabi terakhir itu diutus dari kalangan mereka. Namun, Allah tentu tidak akan salah mengutus Nabi-Nya. Allah pilih orang luar biasa, lahir dari keturunan mulia, berkepribadian agung, dan bersih dari penyakit-penyakit hati.

Lahirnya Nabi Muhammad ﷺ ke dunia ini menyimpan banyak mutiara hikmah. Setiap penggalan-penggalan usianya menjadi inspirasi. Di setiap perkataan dan perbuatannya terkandung petunjuk. Ia sebagai penawar. Ia juga sebagai mata air. Penawar bagi jiwa yang sedang sakit. Dan mata air bagi dahaga musafir dunia.

Ketika Nabi ﷺ masih dalam kandungan, Ayah beliau wafat, tepatnya ketika berusia 2 bulan dalam kandungan sang ibu. Kemudian ketika Nabi ﷺ berusia 6 tahun, sang ibu juga dipanggil. Sehingga, beliau diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib, sampai kakeknya tutup usia. Lalu diasuh oleh anak kakeknya atau paman Nabi ﷺ, yaitu Abu Thalib. Jadi, sejak kecil, Nabi ﷺ sudah yatim piatu.

Episode-episode kehidupan Nabi ﷺ semuanya tentang perjuangan. Beliau mengajarkan tentang ketabahan, sabar, dan tidak berputus asa. Kesulitan yang dihadapi Nabi ﷺ cukup dijadikan dalih untuk menyerah. Tetapi, apakah beliau bersikap layaknya orang-orang? Justru pikiran dan jiwa besarlah yang Nabi ﷺ perlihatkan kepada kita.

Bahkan, segala peluhnya mendorong Nabi ﷺ untuk bisa menjadikan semua itu sebagai pelajaran. Di antaranya, agar menjadi orang yang lebih sensitif dengan nilai-nilai kemanusiaan, simpati kepada anak yatim, fakir miskin, dan mereka yang terdzalimi. Serta memandang kehidupan ini semuanya tentang perjuangan.

Kesulitan yang ia alami menjadi penggerak hati nurani, meredakan jiwa apatis yang seringkali hinggap pada jiwa seseorang. Bagaimana mungkin Nabi ﷺ bisa "memberi" sedangkan beliau ﷺ belum selesai dengan dirinya sendiri? Maka, bersiaplah jika saat-saat cobaan itu datang, ia adalah bahan bakar untuk menyalakan hati, mata air kebaikan. Ia ibarat batu asahan yang menajamkan hati orang-orang Mukmin.

Begitupun Anda, atau barangkali saya juga, sebagai para penerus perjuangan para Nabi, penyampai nilai-nilai kebaikan. Kita perlu merasakan kesulitan orang-orang yang lemah. Agar kita bisa berlaku adil, peduli, memiliki sensitifitas tinggi, bersyukur, dan tidak keras hati.

Kalaulah masih belum bisa merasakan keterbatasan atau bahkan kekurangan mereka, sesekali kunjungi dan silaturahimi mereka. Sekiranya masih tidak ada waktu untuk itu, lihatlah mereka yang kesusahan di sepanjang jalan yang kita lewati. Kalaulah itu juga tidak membuat kita berfikir, mungkin tunggu saja, barangkali Allah yang akan langsung memberikan pelajaran kepada kita.


Referensi :

  • كتاب مدرسة محمد لجهاد الترباني
  • كتاب السيرة النبوية دروس وعبر لدكتور علي الصلابي
Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.