Perang Ahzab: Melawan Kombinasi Perang Kota dan Blokade Total

Perang Ahzab: Melawan Kombinasi Perang Kota dan Blokade Total
Seorang pejuang Palestina memegang bendera / Foto Istimewa

Perang Badar dan Uhud adalah sebuah pertempuran terbuka di sebuah tempat di luar kota. Hampir seluruh peperangan antara Muslimin dan Musyrikin menggunakan strategi ini. Namun, perang Ahzab adalah pertempuran dalam kota yang dipadukan dengan blokade total, yang bertujuan melumatkan Rasulullah saw dan para Sahabatnya hingga ke akarnya dan penguasaan Madinah, sehingga tidak lagi menjadi markas dan basis dakwah.

Perang Ahzab dirancang oleh gabungan Quraisy, kabilah Arab, Munafikin dan Yahudi dengan sangat sempurna. Dilakukan pada saat Madinah sedang menghadapi musim paceklik, keterbatasan pasokan pangan dan air. Saat Madinah baru mulai tumbuh dan sebelumnya sedikit terpukul dengan perang Uhud.

Di dalam keterbatasan sumber daya, strategi Muslimin adalah bagaimana menghindari pertempuran frontal. Bagaimana membatasi akses masuknya lawan dan peralatan tempur musuh ke Madinah, sehingga tidak bisa mengerahkan sumber daya dan infrastruktur perang dalam skala besar? Bagaimana menahan musuh di luar Madinah sambil mempermainkan psikologisnya dan memecah belah persekutuannya?

Baca Juga : Perang Badar dan Fathu Makkah, Apakah Rasulullah Berpuasa?

Madinah dikelilingi bukit bebatuan yang terjal dan sulit didaki. Ini dijadikan benteng pertahanan alamiah. Kontur alam yang sulit dan keras merupakan benteng pertahanan yang kokoh. Namun, ada bagian Madinah yang terbuka berupa tanah lapang. Bagaimana membatasi pergerakan musuh di tempat ini? Salman al Farisi mengusulkan dibangun parit yang dalam dan lebar, sehingga kuda pun tidak bisa melompatinya.

Setelah menahan musuh di luar Madinah, bagaimana membangun daya tahan masyarakat Madinah? Rasulullah saw mengikat perutnya dengan batu. Banyak kisah para Sahabat saling berbagi makanan dan minuman. Bagaimana mengangkat mentalitasnya? Rasulullah saw menjanjikan menaklukkan Konstantinopel dan Roma. Bagaimana memecah belah lawan dan mendapatkan rencana pergerakannya? Rasulullah saw mengutus intelejen Huzaifah bin Yaman ke pasukan sekutu. Juga, seorang yang belum diketahui keislamannya untuk mengadudomba Yahudi, Musyrikin, Quraisy dan kabilah Arab agar saling mencurigai.

Bagaimana jika terjadi inflintrasi dari dalam saat Muslimin sibuk melawan musuh di front terdepan? Rasulullah saw menyiapkan Syafiah binti Abdul Muthalib yang tak terdeteksi oleh Yahudi dan Munafikin. Saat mereka bergerak, langsung ditumpasnya. Quraisy menunggu berita serangan dari dalam oleh Yahudi dan Munafikin tetapi tak terdengar berita. Yahudi menunggu berita serangan di front terdepan oleh Quraisy, namun tak terdengar pula. Di dalam kondisi ini, masuklah intelijen Rasulullah saw mendatangi setiap kubu dengan informasi yang telah dirancang untuk memecah belah kepercayaan di antara mereka.

Di Perang Ahzab, lawan menyerang dengan persekutuan besar, dengan perang kota, blokade totalitas, dan infiltrasi dari dalam. Rasulullah saw telah menyiapkan perlawanan dengan strategi yang tak pernah terduga, namun dengan cara sederhana di tengah keterbatasan sumber daya.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.