Pria itu bernama lengkap Abdullah Ghalib Abdullah Al-Barghouthi. Lahir tahun 1972 di Kuwait. Ia adalah seorang pejuang Palestina, insinyur, dan komandan Brigade Izz al-Din al-Qassam di Tepi Barat.
Saat ini, Abdullah Barghouti sedang menjalani hukuman penjara seumur hidup sebanyak 67 kali atau selama 5.200 tahun di penjara Israel. Hal itu menjadikan dia tahanan dengan hukuman terberat sepanjang sejarah.
Zionis Israel Ketakutan dengan Kemampuan Barghouti
Keahlian Barghouti di bidang teknik mesin dan elektronik membuka cakrawala baru dalam berinovasi, menghasilkan ide-ide untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi Brigade Qassam. Barghouti berhasil mengembangkan alat elektronik untuk mengelabui badan intelijen Israel, memroduksi alat-alat listrik, dan mampu meledakkan alat peledak dari jarak jauh.
Dia melakukan pelatihan serta memilih pemuda terbaik dari Brigade Qassam yang memiliki kemampuan untuk belajar dan memimpin. Dia berujar, “Jadi kami melatih dan mempersiapkan sejumlah pemimpin Qassam untuk menjadi pemimpin pada tahap berikutnya. Sehingga, tidak akan terjadi kekosongan atau kekurangan jika seorang pemimpin menjadi syahid.”
Selama karirnya, Abdullah Ghalib Abdullah Al-Barghouti banyak menduduki posisi yang berkaitan dengan spesialisasinya. Di antaranya, di tahun 1997 ia bekerja sebagai insinyur pemeliharaan peralatan di beberapa perusahaan Yordania. Di tahun 1998 ia bekerja pada pemrogram komputer di Yerusalem. Pada tahun yang sama, ia bekerja sebagai komandan lapangan di Brigade Al-Qassam cabang Tepi Barat.
Abdullah Barghouti memiliki spesialisasi dalam pembuatan bahan peledak dari zat beracun yang ditemukan dalam kentang. Dan dialah yang merencanakan beberapa operasi militer antara tahun 2000 dan 2003.
Barghouti bisa saja menjalani kehidupan yang tenang dan damai karena dia bukan orang yang melarat. Dia seorang akademisi serta pernah belajar dan tinggal di Korea Selatan, negeri yang dikenal sebagai macan Asia. Dia juga menguasai bahasa Korea dan Inggris.
Ia juga seorang pemuda dengan kekuatan fisik. Ia telah berlatih olah raga, khususnya judo, sejak masa kanak-kanak di Kuwait.
Menjadi Target Zionis
Karena kemampuan dia dalam membuat bahan peledak dan telah menewaskan banyak warga penjajah Israel, ia menjadi target Zionis. Total ada 67 orang warga penjajah Israel telah tewas dalam serangkaian operasi yang dilakukan antara tahun 2000 hingga 2003.
Tetapi ada kejadian pada 5 Maret 2003 pagi hari, saat dia pergi ke rumah sakit untuk merawat putrinya di dokter mata. Begitu tiba di tempat parkir rumah sakit di kota Al-Bireh sambil menggendong putrinya, dua ekor anjing polisi Zionis menyerang dia. Segera dia memasukkan putrinya ke dalam mobil dan mengunci sang putri di dalam. Lalu ia berusaha menghadapi anjing-anjing tersebut. Kakinya dan jaket musim dinginnya mulai digigit. Detik berikutnya, sekelompok tentara Israel mengepung dia dan menodongkan senapan mesin ke arahnya. Mereka menjatuhkan dia ke tanah, memborgolnya, dan membawanya dengan mobil.
Pada 30 November 2003, pengadilan militer Israel mengadakan sidang dan mengumumkan keputusan akhir berupa 67 hukuman seumur hidup ditambah 5.200 tahun. Ini adalah hukuman tertinggi yang pernah dijatuhkan terhadap seorang tahanan Palestina.
Kesepakatan Pertukaran Sandera
Kemampuan pejuang Hamas dalam bernegosiasi secara global semakin maju dan sangat memojokkan Israel. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di dalam negara penjajah tersebut.
Pertukaran sandera menjadi harapan Abdullah Barghouti untuk dapat bebas dari penjara zionis. Mantan pejabat di Dinas Keamanan Umum Israel (Shin Bet), Yossi Amrusi, mengungkapkan, membebaskan Abdullah Barghouti, seorang komandan Brigade Al-Qassam yang dijatuhi hukuman seumur hidup, dalam setiap kemungkinan kesepakatan tahanan, akan sama seperti melepaskan Sinwar yang lain.
“Jika Anda membebaskan Abdullah Barghouti, yang menjalani 67 hukuman seumur hidup, Anda akan membebaskan The Next Yahya Sinwar,” ujar Yossi Amrusi.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!