“Abu Syabab” Lain Bermunculan, Penjajah Israel Kirim Kelompok Bayaran Palestina

“Abu Syabab” Lain Bermunculan, Penjajah Israel Kirim Kelompok Bayaran Palestina
“Abu Syabab” Lain Bermunculan, Penjajah Israel Kirim Kelompok Bayaran Palestina/ Foto Istimewa

Gelombang kemarahan muncul di media sosial setelah beredar bukti bahwa penjajah Israel membentuk kelompok bayaran dan mengaktifkan milisi Palestina, di antaranya kelompok bersenjata baru yang dipimpin Hossam al-Ashtal. Kelompok ini beroperasi di Gaza dengan dukungan penjajah Israel, bekerja sejajar dengan militer, dan berada di bawah pengawasan Badan Keamanan Israel (Shin Bet) untuk menjalankan misi intelijen serta keamanan di wilayah tersebut.

Menurut surat kabar harian Haaretz, kelompok tersebut ditugaskan mengumpulkan informasi, memantau wilayah yang telah dikosongkan dari anggota Hamas dan Jihad Islam, serta membantu menjaga keamanan di lokasi pengungsian di Gaza selatan.

Hubungan dengan Penjajah

Hossam al-Ashtal merupakan mantan perwira di aparat keamanan Otoritas Palestina. Belakangan, ia memimpin kelompok bersenjata – yang ia sebut sebagai –  “Kekuatan Penyerang Anti Teroris”. Kelompok ini mulai mengajak warga di timur Khan Younis bergabung, sembari menawarkan diri sebagai “alternatif pemerintahan Hamas.”

Masih menurut Haaretz, para anggota kelompok tersebut mendapatkan gaji bulanan serta izin resmi membawa senjata dari militer penjajah Israel. Hal ini membuat mereka terlihat lebih mirip tentara bayaran lokal yang melayani kepentingan Israel dengan kedok identitas Palestina.

Milisi Yaser Abu Syabab Culik Direktur RS Lapangan Gaza
Direktur Rumah Sakit Lapangan Gaza, dr. Marwan Al-Hams, diculik pasukan bersenjata dari milisi Yaser Abu Syabab – yang dikenal bekerja sama dengan pasukan penjajah Israel – pada Senin (21/7/2025), saat ia tengah melakukan kunjungan kerja di wilayah barat Khan Younis.

Di dalam beberapa pertemuan, al-Ashtal memerlihatkan foto barang kebutuhan pokok berlabel tulisan Ibrani. Ia mengeklaim, kamp mereka di Gaza mendapat dukungan dari pihak-pihak yang terkait dengan Israel, termasuk pasokan makanan, air, serta energi melalui panel surya.

Catatan masa lalunya turut memerkuat tuduhan itu. Sebelumnya, al-Ashtal pernah dituduh menjadi informan bagi penjajah Israel. Sempat ditahan berkali-kali, bahkan divonis hukuman mati oleh pengadilan militer di Gaza atas keterlibatannya dalam pembunuhan beberapa pemimpin pejuang.

Media penjajah Israel juga melaporkan adanya hubungan antara milisi al-Ashtal dengan kelompok bersenjata lain. Salah satunya dengan kelompok yang dipimpin Yasser “Abu Shabab” di Rafah.

Respons Warganet dan Analis

Para pengguna media sosial menilai langkah yang dilakukan al-Ashtal bukan sekadar operasi intelijen, melainkan upaya baru untuk menyusup ke barisan internal Palestina dan mengguncang ikatan sosial masyarakat, setelah penjajah Israel “gagal” mencapai target militernya di Gaza.

Sejumlah analis lokal menilai tujuan strategis Israel adalah merusak struktur sosial Palestina, menyebarkan perpecahan, serta menanamkan rasa putus asa di kalangan masyarakat, sehingga kohesi sosial dan politik di Gaza terkikis.

Kendati demikian, mayoritas warganet menegaskan bahwa rakyat Palestina tetap bersatu dalam perjuangan. Status “pengkhianat” tidak akan diterima begitu saja oleh masyarakat, dan segala upaya penjajah untuk menebar fitnah tidak akan mampu mematahkan solidaritas rakyat Palestina terhadap perjuangan.

(Diolah dari berbagai sumber)

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.