Penantian panjang itu berakhir sudah. Lebih dari satu dasawarsa Majalah Islam Sabili raib dari hadapan penggemarnya. Hari ini Kamis 18 Rajab 1444H / 9 Februari 2023, bertepatan dengan hari pers nasional, Sabili hadir kembali menyapa pembaca setianya. Tidak dalam bentuk cetak memang. Tapi berupa media online dengan alamat Sabili.id
Kemunculan kembali Sabili tidak lepas dari desakan, usulan dan harapan banyak pihak saat bertemu dalam kegiatan silaturrahmi, diskusi, ijtima ulama, Musyawarah, ceramah, training, daurah dan berbagai aktivitas lain. Mereka ternyata para pembaca setia Sabili era media cetak. Saat itu Majalah Sabili memang media ikonik: berkualitas, berdaya jangkau luas, berada di papan atas pertarungan media dan menjadi representasi suara umat.
Berkualitas, karena Majalah Sabili bukan saja tampil jujur, tegas dan berani, tapi juga dikelola secara profesional dengan mengedepankan prinsip-prinsip jurnalistik. Cover both side, check and recheck, total quality control, tata letak dan perwajahan yang menarik adalah sebagian dari khittah majalah Sabili. Setiap topik, tulisan dan liputan yang akan dimuat melalui proses seleksi dan diskusi yang ketat. Bahkan kerap melalui perdebatan yang sengit. Filosofinya “Berusaha Menyajikan yang Terbaik untuk Meraih Hasil Terbaik”. Ini sesuai perintah Alquran dalam surat Ar Rahman:60
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). -- QS. Ar Rahman:60
Hasilnya, Lembaga riset media terkemuka dunia, A.C Nielsen beberapa kali menempatkan Sabili sebagai majalah berita politik papan atas di Indonesia. Bahkan Sabili yang pernah mencapai oplagh 120.000 exp/edisi berada di ranking pertama dengan pembaca setia mencapai lebih dari 500 ribu readers. Jauh diatas berbagai majalah berita/politik lain yang lebih tua dan bermodal besar. Hanya majalah hiburan remaja Aneka Yess dan majalah Wanita Femina yang ada diatasnya.
Positioning Sabili diatas paralel dengan daya jangkaunya yang luas, baik sebaran wilayah maupun kelas sosial. Pembaca Sabili ada di seluruh wilayah Indonesia, dari Aceh sampai Papua bahkan sampai ke mancanegara. Mahasiswa Indonesia di Jepang, Eropa, Amerika dan Timur Tengah yang sedang menempuh S2 dan S3 adalah pembaca setia Sabili di luar negeri. Dari segi strata sosial penggemar Sabili berasal dari kalangan intelektual, profesional, aktivis da’wah lintas mazhab, usahawan sampai birokrat.
Posisi itu mentasbihkan Sabili sebagai representasi umat islam Indonesia. Suara Sabili merupakan aspirasi umat islam. Tak heran jika di era keemasannya itu para jurnalis, peneliti maupun pejabat Kedubes asing silih berganti bertemu dan berdiskusi dengan Pemimpin Redaksi maupun awak Sabili. Bahkan hubungan intens juga terjalin dengan kalangan di luar islam.
Itu memang cerita masa lalu yang indah. Kini, Sabili.id hadir untuk mengukir Kembali kisah manis tersebut. Mungkin terasa melankolis. Bisa jadi memang begitu, jika cita-cita tersebut semata-mata mengandalkan kemampuan insaniah kita. Dengan sumber daya insani dan finansial yang terbatas, di tengah pergeseran paradigma dan selera yang luar biasa, misi itu memang teramat sulit dan berat. Tapi bukankah bagi Allah tidak ada yang mustahil? Kami percaya, Allah pasti akan membukakan jalan seluas-luasnya sepanjang kita berjuang sungguh-sungguh di jalan-Nya
"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik." -- QS. Al ankabut:69
Saatnya kita bergandengan tangan untuk mewujudkan cita-cita diatas.
Hasbunallah Wani’mal wakil ni’mal maula wani’mannashir.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!