Akhir Tragis Hidup Eks PM Israel Ariel Sharon, Koma 8 Tahun Sebelum Meninggal

Akhir Tragis Hidup Eks PM Israel Ariel Sharon, Koma 8 Tahun Sebelum Meninggal
Akhir Tragis Hidup Eks PM Israel Ariel Sharon, Koma 8 Tahun Sebelum Meninggal / David Vaaknin (Getty Images)

Mantan Perdana Menteri Israel, Ariel Sharon, meninggal dunia dalam usia 85 tahun pada 11 Januari 2014, setelah delapan tahun dalam kondisi koma akibat stroke berat yang dialaminya sejak 4 Januari 2006. Kondisi Kesehatan Sharon yang menjabat Perdana Menteri Israel selama hampir 5 tahun, sejak 7 Maret 2001 hingga 4 Januari 2006, itu terus memburuk secara drastis hingga sepuluh hari terakhir kehidupannya, di mana organ-organ vitalnya berhenti berfungsi, Hal itu membuat dia terbaring dalam keadaan sangat kritis dan tersiksa.

Selama koma, tubuh Sharon dihantui oleh berbagai komplikasi penyakit. Penyumbatan di otaknya menyebabkan kerusakan yang menyebar ke seluruh tubuh, dengan infeksi yang berpindah-pindah dari otak ke paru-paru, ginjal, hingga darah. Dokter bahkan harus melakukan operasi untuk menyambungkan bagian-bagian ususnya yang membusuk akibat infeksi yang menyebar luas.

Jantung Sharon yang sudah bocor sebelum koma semakin memerparah kondisi dia. Di dalam keadaan koma, Sharon hanya bergantung pada bantuan alat medis yang tertancap di tubuhnya, dengan kedua matanya yang tetap terbuka hingga akhir hayatnya. Berdasarkan laporan Komite Keuangan Knesset (parlemen Israel), biaya pengobatan Ariel Sharon setiap tahunnya mencapai sekitar USD 440 juta, setara dengan 4,25 triliun Rupiah.

Ariel Sharon tidak hanya diingat karena akhir hidupnya yang tragis. Selama masa hidupnya, ia dikenal sebagai simbol kebiadaban atas kekejaman terhadap rakyat Palestina.

PBB: 136 Serangan Israel Targetkan Rumah Sakit Gaza
Serangan-serangan tersebut menggambarkan pengabaian terhadap hukum humaniter internasional dan hak asasi manusia. Akibatnya, sistem layanan kesehatan di Gaza berada di ambang kehancuran total.

Sharon memegang peran penting dalam sejumlah tragedi berdarah yang menewaskan warga sipil Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak. Beberapa di antaranya adalah pembantaian di Qibya (Tepi Barat) pada 1953. Di dalam serangan tersebut, lebih dari 60 warga sipil Palestina syahid, banyak rumah di desa tersebut dihancurkan.

Sabra dan Shatila (kamp pengungsian warga Palestina yang terusir dalam Peristiwa Nakba) di Lebanon pada 1982, diperkirakan antara 800 hingga 3.500 orang syahid dalam pembantaian ini. Dan pembantaian Jenin pada 2002 dilaporkan bahwa lebih dari 500 orang syahid. Tindakannya yang kejam membuat dia dijuluki “tangan besi”, dengan tangan berlumuran darah rakyat Palestina.

Akhir hidupnya yang penuh kehinaan seakan jawaban atas semua kekejaman yang dilakukannya semasa hidup. Meninggal dalam kondisi mengenaskan, Ariel Sharon meninggalkan jejak sejarah kelam, terutama rakyat Palestina yang menjadi korban kebiadabannya.

وَلَا تَحْسَبَنَّ اللّٰهَ غَافِلًا عَمَّا يَعْمَلُ الظّٰلِمُوْنَ ەۗ اِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيْهِ الْاَبْصَارُۙ

“Janganlah sekali-kali engkau mengira bahwa Allah lengah terhadap apa yang orang-orang zalim perbuat. Sesungguhnya Dia menangguhkan mereka sampai hari ketika mata (mereka) terbelalak” – QS. Surat Ibrahim:42

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.