“Anakku, Makan Siang Gratismu itu Mahal Banget...”

“Anakku, Makan Siang Gratismu itu Mahal Banget...”
“Anakku, Makan Siang Gratismu itu Mahal Banget...” / Foto Inspira TV

Ibu! Ibu! Tadi di sekolah ada makan siang gratis!

Seorang bocah perempuan pulang dari sekolah dengan wajah berseri-seri. Tak sabar ingin menuturkan apa yang baru saja ia alami kepada ibunya. Begitu sampai di pintu rumah, ia menyerukan kalimat itu.

Sang ibu yang tengah berbenah di ruang tamu segera menoleh. “Wah, serius? Makan siang apa, Nak?” tanyanya sambil tersenyum menyambut kedatangan anaknya.

Gadis kecil itu mengangguk cepat. “Iya, Bu! Ada nasi, ayam goreng, sayur sop, dan buah pisang. Rasanya enak sekali! Semua teman-teman juga senang,” kisahnya.

Ibu tertawa melihat anaknya begitu bersemangat. “Syukurlah. Terus, siapa yang kasih makan siang gratis itu?

Tadi katanya dari pemerintah, Bu! Kata Bu Guru, ini supaya anak-anak bisa makan sehat dan belajar dengan semangat,” jawab bocah itu dengan mata berbinar.

Sang ibu beranjak lalu mengusap kepala bocah itu dengan penuh kasih sayang. Ada rasa sesak yang menggumpal di dadanya. Sedikit rasa gembira yang sempat terasa telah terusir kesedihan dan kekhawatiran yang lebih dalam. Tanpa ia sadari, air matanya mengembang.

Ibu. Ibu menangis?” binar mata bahagia di mata anak itu sekejap memudar. “Kenapa, Bu?..

Ibu muda itu tersenyum haru. Sembari menyeka air matanya ia berkata, “Tidak apa-apa, anakku. Ibu bahagia, kamu gembira dengan makan siang gratis itu. Sana, ganti baju dan kerjakan tugas sekolahmu..

Sesaat setelah sang anak beranjak ke kamarnya, kekalutan kembali menggelayuti hati ibu muda itu. Di dalam hati ia berkata, “Makan siangmu itu nggak gratis, nak. Bahkan terlalu mahal bagi keluarga seperti kita. Ayahmu harus menebus harganya dengan berhenti dari pekerjaannya sebagai tenaga honorer.

Lamat-lamat ia teringat penjelasan suaminya, saat mengabarkan bahwa ia sudah tak lagi bekerja. “Ada kebijakan efisiensi, tenaga honorer dihapuskan, kata atasanku, kebijakan efisiensi itu untuk memberi makan siang gratis anak-anak Indonesia..” tutur suaminya.

Sungguh masgul perasaan ibu muda itu. Tak  habis mengerti dengan kebijakan yang ia nilai aneh itu. Memberi makan anak adalah kewajiban orang tua. Jadi mengapa pemerintah mengambil alih kewajiban itu? Kewajiban orang tua memberi makan anak itu bisa ditunaikan dengan bekerja.

Jika suaminya bekerja, tak mungkin anaknya kelaparan. Sekarang, suaminya tak bisa bekerja, harus berhenti dari pekerjaannya, demi makan siang gratis untuk anak-anak sekolah. Terus, siapa yang mau kasih makan pagi dan makan malam untuk anak dan istrinya, jika ia tak lagi bekerja?

Bukankah pemerintah yang harus menyediakan lapangan kerja bagi rakyatnya?


Fragmen di atas, tentu saja hanya rekaan penulis belaka. Tetapi rekaan itu berangkat dari kekhawatiran. Kekhawatiran itu sendiri dipicu oleh beberapa fakta yang telah luas diwartakan oleh media massa besar nasional.

Telah ramai beredar berita, bahwa tenaga honorer di kantor Radio Republik Indonesia (RRI) dan Televisi Republik Indonesia (TVRI) telah mengalami pemutusan hubungan kerja akibat kebijakan efisiensi tersebut. Hal yang sama terjadi pada tenaga kerja honorer penjaga palang pintu kereta api di Jember. Setidaknya, 4 orang dikabarkan telah kehilangan pekerjaannya.

Nah, dampak seperti ini kemungkinan akan meluas. Hampir semua kementerian dan lembaga pemerintah memiliki hubungan kerja dengan pihak-pihak swasta di seluruh Indonesia. Jasa transportasi, perhotelan, pariwisata, dan sektor usaha masyarakat lainnya, yang selama ini mengandalkan kerja sama dengan instansi pemerintah akan mengalami dampak dari kebijakan ini.

Jika makan siang gratis harus berdampak pada PHK massal, di mana gratisnya?

Semoga fragmen di atas tidak pernah terjadi di kehidupan nyata.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.