"Sudah dua pertanyaan yang bikin ana penasaran nungguin jawaban."
"Iya. Jadi gini… Saat aib para ustaz itu beredar tak terkendali di kalangan jamaah laki-laki dan perempuannya, coba antum bayangkan perasaan istri-istri ustaz tersebut.”
“Demi Allah ana haqqul yakin mereka semua tertekan. Sebab, hampir semua orang pastinya akan menebak-nebak… Sebab, suami mereka adalah ustaz-ustaz yang biasa mengisi kajian di kota itu. Perilaku bodoh mereka, para penggosip itu, secara tidak langsung telah menyakiti perasaan istri-istri para ustaz. Belum lagi yang dibicarakan bukan aib biasa, teapi zina! Berbicara aib zina berarti terancam dosa qadzaf jika tak memenuhi syarat! Dan qadzaf sendiri termasuk dosa besar! Pelakunya wajib dihukum cambuk!”
“Coba... Kelakuan begitu, terus ngakunya dah ngaji bertahun-tahun? Ngaji di mana? Di Hongkong?"
“Sedangkan pelajaran luar biasa dari dendam iblis sampai ingin membuat Adam dan Hawa telanjang sebagaimana beberapa penjelasan ulama tafsir adalah...”
Sejenak tebersit sesuatu yang lain di benak saya.
“Eh… Udang madu tadi dah habis, ya?”
“Ah, ente mah! Lagi serius nyimak, juga… Jelasin dulu lah, baru lanjutin udang madu.”
Sergah kawan saya, nggak sabar.
“Kata ulama tafsir, fitrah manusia itu malu. Maka dari itulah, ia dimuliakan oleh Allah dengan pakaian. Rasulullah pun menegaskan bahwa malu adalah cabang iman. Di sinilah kita dapatkan benang merahnya antara zina dengan menjaga kehormatan yang ada dalam hadits An Nu'man bin Basyir radhiyallahu'anhuma,”
Baca juga: Api Rindu (Episode 9): Ghibah
“Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya.” – HR. Bukhari no.2051
“Perkara yang masih samar saja bisa menjatuhkan kehormatan, apalagi perkara zina!”
“Jatuhnya kehormatan itu, yang paling parah adalah jika sumbernya dari zina… Makanya, iblis tidak menganggap apa-apa terhadap pasukannya yang telah sukses merusak manusia dengan dosa ini dan itu, bahkan dosa membunuh sekalipun, tetapi baru bergembira jika ada yang berhasil membuat perceraian suami dengan istrinya, dimana penyebab utamanya adalah salah satu dari suami dan istri itu ketahuan berbuat zina.”
“Suami atau istri yang mendapati pasangannya berzina akan jauh lebih murka dan terbakar hatinya daripada jika pasangannya itu ketahuan melakukan dosa mencuri, membunuh, atau bahkan berbuat syirik sekalipun!”
“Suami atau istri yang ketahuan melakukan dosa yang lain lalu tobat sampek nangis-nangis juga insya Allah bisa dimaafkan sama pasangannya. Tetapi kalau zina? Hampir mustahil, walaupun ada!”
“Iblis mungkin saja tahu kalau Adam nggak bakal bisa disuruh musyrik atau kufur kepada Allah, tetapi Adam masih bisa berbuat maksiat yang lain. Dan maksiat yang dimaksud iblis adalah maksiat yang bisa sangat-sangat menjatuhkan martabat dan kehormatannya, yaitu makan buah dari sebuah pohon yang dengannya ia jadi telanjang. Intinya, Adam harus dipermalukan!”
“Orang kalau sudah jatuh kehormatannya, itu sama kayak telanjang di muka umum.”
“Semua manusia dan bahkan para ustaz juga godaan terbesarnya adalah zina. Orang musyrik, nyembah sujud kepada berhala atau kuburan, apa nikmatnya yang bisa dirasakan oleh badan?... Nggak ada, kan?... Beda dengan zina!”
Baca juga: Api Rindu (Episode 8): Hubungan dengan Lawan Jenis yang Bukan Mahram
“Sama juga orang membunuh, mencuri, nyimeng atau nenggak khomer, ada kesenangan yang dirasakan badan, memang... Tetapi dibandingkan kenikmatan yang ada pada zina, maka pastilah zina jauh lebih nikmat ke mana-mana.”
“Apalagi ustaz, rada-rada mustahil kalau mau membunuh, mencuri, atau minum khomer... Tetapi kalau urusannya dengan berzina? Cuma tinggal kuat-kuatan punya malu doang!”
“Zina itu ujian terbesar, karena ada kenikmatan fisik yang langsung dirasakan. Pelakunya nggak perlu nyiapin nyali gede kayak mau bunuh orang. Makanya… Kuncinya cuma di rasa malu aja.”
Walhasil, saya jelaskan panjang-lebar sampai tenggorokan terasa kering kembali, padahal sudah dua mangkuk es kelapa kopyor membasahi kerongkongan.
Sampai-sampai tebesit lagi udang madu.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!