Ahmad Syauqi Banna
Total 286 Artikel
Artikel Saya
Mantan Tawanan Palestina Buka Suara Ungkap Kondisi di Penjara Israel
Anggota Legislatif Palestina, Khalida Jarrar, mengatakan, administrasi penjara Israel tak memerlakukan tahanan – baik pria maupun wanita – sebagai manusia. Kondisi penjara di bawah naungan pemerintahan Penjajah Israel adalah yang terburuk sejak peristiwa Perang Enam Hari di Tepi Barat tahun 1967.
Artikel Lainnya
Para Pejuang Beri Peringatan Keras untuk Otoritas Palestina
Brigade Al-Qassam dan Brigade Syuhada Al-Aqsa mengeluarkan pernyataan -peringatan- bersama di Jenin. Mereka menyebut OP telah melewati “batas garis merah” dengan membunuh penduduk-penduduk secara sengaja dan sistematis.
Keluarga Khawatirkan Kondisi Dokter Hussam Abu Safiya di Tahanan
Keluarga Hussam Abu Safiya mengatakan, mereka khawatir akan nasib Hussam, setelah ada laporan bahwa ia menjadi sasaran penyiksaan kejam oleh pasukan pendudukan Israel.
Bocah Irlandia Bacakan Puisi untuk Bangsa Palestina
Seorang anak kecil perempuan dari Irlandia membuat surat kecil untuk Palestina. Isinya adalah sebuah puisi. Bocah perempuan kecil itu menyebut, perjuangan bangsa Palestina yang penuh darah dan bersejarah tak akan ia lupakan.
Brigade Jenin Berhasil Sita RPG yang Digunakan Otoritas Palestina untuk Serang Penduduk
Memasuki hari ke-32 pengepungan pasukan OP terhadap kamp Jenin, Brigade Jenin berhasil gagalkan upaya mereka merangsek ke dalam kamp pengungsian.
Pejuang Palestina Bombardir Markas Penjajah Israel di Netzarim
Serangan itu berhasil mengenai markas milik tentara Penjajah Israel di Wilayah Netzarim, Jalur Gaza Tengah. Mereka tak akan menyerah, dan akan terus menghadapi pasukan Penjajah hingga nafas terakhir.
Pejuang Berhasil Luncurkan Rudal dari Gaza Utara
Ribuan warga Palestina syahid dan cedera, puluhan ribu mengungsi, beberapa rumah sakit dan infrastruktur hancur. Di sisi lain, tentara Penjajah Israel terus menderita kerugian sejak serangan itu dimulai.
Kisah Warga Palestina Berhari-hari Hidup Bersama Jasad Istrinya
Issam Al-Khatib terpaksa terus berada di samping jenazah istrinya, pamannya, dan kerabatnya, tanpa bisa keluar dari tempatnya, akibat pengeboman yang tak kunjung henti dari Penjajah Israel.