Bergesernya Pilar Ibadah Kita

Bergesernya Pilar Ibadah Kita
Photo by jim pave / unsplash

"Sekarang saya sama sekali tak mau meninggalkan salat berjamaah karena saya sangat khawatir Allah tidak lagi memberikan rezeki pada saya."

Teringat ucapan seseorang beberapa tahun lalu saat menjelaskan betapa antusias dirinya menjalankan salat berjamaah di masjid. Ia sangat bersemangat salat berjamaah seiring dengan kemajuan usahanya. Ia pun sangat meyakini bahwa rezeki Allah kepada dirinya, salah satunya adalah karena salat-salatnya yang selalu dikerjakan berjamaah di masjid. Maka ia pun sangat khawatir dan takut Allah cabut rezeki-Nya saat ia tinggalkan salat berjamaah.

Kita memang akan selalu bersemangat dan antusias mengerjakan sesuatu jika terpenuhi semua pilarnya. Ada pilar rasa cinta, ada pilar rasa harap, dan ada pilar rasa takut. Tiga hal inilah yang selalu menjaga semangat kita.

Seluruh ibadah kita dijaga oleh ketiga pilar di atas. Kita tak akan bersemangat salat, puasa, membaca atau menghafal alquran, bersedekah, berzikir, dan lain-lain kecuali saat kita mampu menghadirkan rasa cinta kepada Allah dan kepada semua ibadah kita, menghadirkan rasa harap kepada ridho Allah, dan menghadirkan rasa takut akan kemarahan Allah bila tidak mengerjakannya.

Kalaupun kita tetap bisa beribadah tanpa menghadirkan pilar-pilarnya maka itulah ibadah yang sangat jauh dari kesempurnaan dan keberkahan. Ibadah yang disertai dengan kemalasan, keengganan, semau-maunya, dan sudah pasti dianggap sepele.

Apa jadinya jika kita kerjakan salat tapi tanpa pernah ada rasa cinta kepada salat kita, terlebih tanpa ada rasa cinta kepada Allah? Tanpa ada rasa harap kepada ridho-Nya? Dan tanpa ada rasa takut akan kemarahan-Nya?

Boleh jadi salat kita tetap sah secara hukum namun kita tak dapat berkahnya. Maka betapa banyak orang yang tetap mengerjakan salat tapi di saat yang sama ia juga sangat mudah mengerjakan maksiat?

Lalu..

Tiba-tiba kita sekarang lebih meletakkan pilar-pilar ibadah tersebut kepada urusan dunia kita.

Kita sebisa-bisanya menghadirkan rasa cinta kita pada urusan rezeki dunia dengan cara menjaga ibadah-ibadah kita.

Kita sebisa-bisanya menghadirkan rasa harap akan bertambahnya rezeki dengan cara menjaga ibadah-ibadah kita.

Kita sebisa-bisanya menghadirkan rasa takut kehilangan rezeki dengan cara menjaga ibadah-ibadah kita.

Ternyata semangat ibadah kita adalah karena rasa cinta kita kepada rezeki dunia, karena rasa harap akan makin berlimpahnya rezeki, dan karena rasa takut kehilangannya.

Tak terasa kita telah menggeser pilar-pilar ibadah kita kepada urusan dunia.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.