Bukan Sekadar Tren, Ini Fungsi Gen Z Punya First dan Second Account Instagram

Bukan Sekadar Tren, Ini Fungsi Gen Z Punya First dan Second Account Instagram

Memiliki akun Instagram di era digital ini sudah menjadi hal yang lumrah. Bahkan ketika bertemu dengan kenalan baru, Gen Z memilih saling ber-mutual Instagram jika ingin melanjutkan hubungan pertemanan mereka di ranah digital. Hal ini membuat Instagram terkesan wajib merek miliki. Maraknya akun Instagram di era digital ini pun telah melahirkan sebuah tren yang familiar di telinga Gen Z dengan sebutan First Account dan Second Account.

Yup! Beberapa tahun belakangan ini, banyak anak muda Gen Z yang memiliki dua akun Instagram pribadi mereka, yang biasa disebutFirst dan Second. Lho, mengapa harus sampai membuat dua akun? Memang satu akun saja tidak cukup?

Ternyata adanya fenomena first account dan second account Instagram di kalangan Gen Z itu bukan sebatas tren semata, lho. Tampaknya juga ada fungsi di balik itu. Apa itu? Simak penjelasannya, ya!

First Account sebagai Personal Branding

Tentu pengguna aktif Instagram sudah tahu fungsi utama dari jejaring sosial tersebut. Yup! Pada dasarnya, Instagram menjadi platform untuk membagikan foto dan video, serta berinteraksi dengan pengguna lain. Hal ini selaras jika dikaitkan dengan fungsi dari first account.

First account adalah akun utama pengguna Instagram yang diekspos secara publik untuk memperlihatkan identitas asli sang pengguna. Biasanya, si pengguna menampilkan informasi lengkap seputar dirinya di laman profil serta memperlihatkan kesibukan yang sedang mereka lakukan saat ini. Misalnya, saat ini pengguna adalah seorang mahasiswa di universitas ternama, atau pengguna sedang bekerja di suatu perusahaan tertentu, pun berbagai aktivitas lain yang sedang ia ikuti.

Tak jarang, Gen Z juga sangat memperhatikan estetika akun utamanya. Mulai dari pemilihan warna untuk feeds yang senada, postingan yang diedit sedemikian rupa, hingga memanfaatkan fitur-fitur yang ada untuk menambah keren postingan mereka. Intinya, semua yang diekspos di first account adalah sisi baik dari cerita hidup si pengguna akun. Hal itu digunakan sebagai virtual identity mereka.

Baca Juga : Benarkah Raksasa Media Sosial Membungkam Suara-suara pro-Palestina?

Menurut Jacob van Kokswijk (2006), virtual identity atau identitas virtual adalah tampilan diri seseorang dalam dunia maya, ketika ia bebas menentukan ingin menjadi apa dalam dunia maya tersebut.

Namun, perlu diketahui bahwa virtual identity juga berpengaruh pada personal branding! Lho, bagaimana bisa?

Sekarang ini, orang bisa dengan mudah mengetahui kualitas seseorang hanya dari profil Instagramnya saja. Jika seseorang menciptakan identitas virtual dengan baik, maka secara otomatis akan muncul personal branding yang baik pula. Jika ingin dikenal sebagai seorang aktivis, maka penuhi first account-mu dengan kegiatan organisasi yang kamu suka. Jika kamu ingin dikenal sebagai kreator, buat first account-mu dipenuhi dengan konten yang berkesan. Jika kamu ingin dikenal sebagai seorang inspirator, mulailah menginspirasi banyak orang melalui first account-mu. Dan seterusnya.

Oleh karena itu, Gen Z biasa mengemas first account Instagramnya dengan sangat baik serta menyajikan konten yang menarik untuk menciptakan personal branding yang baik pula bagi mereka.

Bagaimana dengan kamu? Apakah first account Instagram-mu sudah mencerminkan personal branding yang baik buatmu?

Second Account sebagai Tempat Bebas Berekspresi

Banyak yang mengatakan, second account adalah kebalikan dari first account. Di first, orang menampilkan sisi baik yang ada dalam dirinya. Sedangkan di second yang tampil adalah karakter aslinya. Orang bisa saja menampilkan sisi lain dari dirinya di akun kedua ini.

“Beda akun beda kepribadian”, begitu kira-kira kata yang cocok untuk menggambarkan perbandingan kedua akun ini. Second account memang banyak digunakan Gen Z sebagai tempat pelepas penat mereka. Tetapi tak mengapa!

Dari 4,76 milyar pengguna media sosial di seluruh dunia, berdasarkan hasil survei Jajak Pendapat (Jakpat) teranyar, mereka yang memiliki second account Instagram mencapai 57% per Januari 2023. Ini membuktikan bahwa second account banyak digandrungi oleh pengguna aktif dunia maya. Di second account, Gen Z dapat lebih bebas mengunggah foto dan video apa pun tanpa takut dilihat publik. Biasanya, unggahan itu berisikan konten-konten random dan lucu semisal meme dan shitpost, atau bahkan sekadar membagikan foto selfie yang menumpuk di galeri.

Gen Z juga menggunakan second account untuk menyimpan gambar dan mengabadikan momen-momen yang tidak memungkinkan untuk diunggah pada akun utama. Misalnya ketika seseorang sedang mengikuti kegiatan tertentu, ia akan merekam keseruan yang terjadi di belakang layar dan mem-posting video tersebut di akun keduanya. Sebab, ia merasa kurang cocok jika hal itu dibagikan di akun pertama.

Baca Juga : Meta Kembangkan Chatbot AI dengan Kepribadian Abraham Lincoln

Ada juga yang menjadikan second account sebagai sumber mencari informasi. Mereka menggunakannya untuk mengikuti akun-akun seputar pendidikan, berita terkini, atau akun lowongan pekerjaan, antara lain @kemdikbud.ri, @kumparancom, @lokerjakarta.info, dan sejenisnya.

Selain itu, second account juga kerap dijadikan Gen Z sebagai tempat cerita dan berkeluh kesah untuk soal sehari-hari. Atau bahasa gaulnya adalah ‘nyambat/sambatan’. Sambatannya juga bervariasi. Ada yang sambatannya berupa luapan amarah atas suatu hal, ada juga yang berupa sambatan galau karena sedang sedih. Ada pula yang sambatannya sekadar menceritakan kejadian yang ia alami selama satu hari penuh.

Second account ini bersifat privat. Bahkan username-nya juga banyak yang tidak menggunakan identitas asli para pengguna. Followers-nya juga sedikit dan hanya terdiri dari orang-orang terdekat saja. Jadi, tidak heran jika Gen Z lebih leluasa untuk mem-publish apa saja di akun ini. Nah, kalau di second account-mu sendiri, kamu tipe yang bagaimana, nih?

Perlukah Dua Akun Tersebut Dibedakan?

Berdasarkan fungsi dan kegunaannya sesuai penjabaran di atas, first dan second account Instagram memang sebaiknya ada dan perlu dibedakan. Sebab, kita semua memiliki kepentingan yang berbeda antara kehidupan publik dan privat. Seseorang perlu membuat batasan privasi mereka dalam bermedia-sosial. Sebab, tidak semua hal perlu diekspos ke hadapan publik.

Di era digital ini, Gen Z bisa menggunakan Instagram sebagai tempat untuk membangun personal branding dengan mudah melalui first account. Citra baik yang dibangun melalui first account bisa menjadi batu loncatan untuk memulai karir yang gemilang nantinya.

Selain untuk membangun personal branding, di Instagram Gen Z juga bisa menciptakan ruang untuk menjadi diri sendiri. Caranya melalui second account. Instagram juga bisa dijadikan tempat seseorang untuk berkeluh kesah atau sekadar berbagi kegiatan sehari-hari kepada orang-orang terdekat.

Meski second account bersifat privat dan hanya dapat dijangkau oleh beberapa orang, namun kita tetap harus menjaga batasan dalam mem-posting sesuatu. Kita semua boleh mem-posting apa saja, namun tetap perhatikan etika dan norma yang berlaku di masyarakat. Ingat bahwa jejak digital akan selalu ada. Jangan sampai karena keteledoran dalam mem-posting sesuatu di second account, lantas berpengaruh pada personal branding yang sudah kamu bangun di first account, ya!

Jadi kesimpulannya, first dan second account Instagram yang kini digandrungi oleh Gen Z bukan semata-mata karena mengikuti tren yang sedang marak terjadi. Namun, terdapat fungsi yang cukup signifikan di balik itu. Jadi, bagaimana? Kamu termasuk tim yang sudah punya dua akun Instagram atau belum, nih?

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.