Melihat bendera Arab Saudi dengan latar belakang berwarna hijau berhias dua kalimat syahadat yang direntang ujungnya oleh wanita cantik yang mengenakan pakaian yang terbuka dari leher hingga dada atas, dan bagian ketiak yang terbuka lebar. Sungguh ada perasaan yang janggal dan tak sepantasnya.
Mungkin itu perasaan subyektif penulis saja. Toh sebagai sebuah bendera negara lain, tak semestinya pula penulis memiliki keterlibatan emosional yang mungkin berlebihan terhadap hal itu.
Sejujurnya, penulis sering melihat bendera Amerika, bendera Inggris, Jerman, dan Brazil yang dikibarkan oleh wanita berpakaian seksi. Setidaknya dalam gelaran Piala Dunia Sepak bola, kita semua pasti menyaksikan hal itu. Tidak ada perasaan berlebihan di saat itu. Sebab, kita semua telah memahami budaya negara-negara tersebut. Biasa saja.
Namun, melihat pose cantik Rumy Alqahtani yang tersebar luas di media massa besar dunia, dengan pose lengkap layaknya kontestan Miss Universe, sembari menggamit ujung bendera Arab Saudi, di dalam dada terselinap juga rasa tak rela, tak sepantasnya, dan terus terang rada terganggu.
Apa sumber dari rasa tidak nyaman itu? Pertama, meski Arab Saudi adalah negara lain yang kebudayaannya berbeda dengan kita, namun umat Islam di Indonesia dan seluruh dunia memiliki ikatan emosional dan bahkan mungkin ikatan akidah dengan negara ini. Sejarah kerasulan Nabi Muhammad saw, dan dua kota suci umat Islam ada di negara ini. Kota Makkah, ada Masjidil Haram yang menjadi kiblat semua muslimin di dunia, tempat kita menunaikan rukun Islam yang kelima, dan Madinah al Munawarah adalah kota warisan Rasulullah saw yang penting untuk dikunjungi oleh kaum muslimin karena sejarah dan keberkahannya.
Kedua, bendera Saudi Arabia berhiaskan dua kalimat syahadat. Kalimat yang tidak menjadi monopoli Kerajaan Saudi Arabia. Semua muslim di dunia terikat oleh dua kalimat sakral ini, bahkan rela mati untuk membela kehormatan dan kesuciannya. Melihat bendera dengan tulisan syahadatain direntangkan oleh perempuan dengan pakaian yang tidak sepenuhnya menutup aurat, ada rasa tak nyaman di dada banyak muslimin di dunia.
Baca juga: Bukit Uhud dan Benteng Puasa yang Ditinggalkan
Ketiga, selama ini Saudi Arabia dikesankan sebagai benteng terakhir bagi pelaksanaan syariat Islam secara konsekuen, termasuk cara berpakaian bagi warga negaranya yang harus menutup aurat. Dan karena ketentuan syariat yang menjadi hukum negara, Saudi di sepanjang sejarahnya tak pernah mengirimkan utusan di ajang kontes adu kecantikan. Sebab, ajang itu sudah pasti melanggar larangan untuk menutup aurat.
Maka, banyak yang terperangah saat Rumy Alqahtani (27 tahun), gadis kelahiran Riyadh ini, direstui oleh Pemerintah Arab Saudi untuk ikut tampil dalam kontes kecantikan atau Miss Universe 2024. Penyelenggaraan kontes kecantikan ini merupakan kali ke-73 dan akan berlangsung di Meksiko.
Rumy Alqahtani dengan demikian akan memecahkan rekor nasional Arab Saudi sebagai wanita pertama negara tersebut yang akan tampil di ajang Miss Universe. Bukan hanya itu. Ini juga menjadi debut bagi penguasa Saudi Arabia saat ini untuk secara resmi mengirim utusan dalam ajang Miss Universe. Sebuah kebijakan yang pasti menimbulkan kontroversi dan sikap pro-kontra yang luas bagi masyarakat Arab Saudi sendiri maupun dunia Islam pada umumnya.
Kelompok Muslim kritis di seluruh dunia mungkin akan mengecam kebijakan politik dan budaya penguasa Saudi Arabia saat ini yang terlihat kapitalistik dan kurang tanggap dengan nestapa yang tengah dialami oleh saudara muslim di Gaza. Apa langkah politik Saudi Arabia untuk isu ini?
Konsekuensi Reformasi
Beberapa kalangan Pengamat Timur Tengah sebenarnya tidak terlalu kaget dengan kebijakan ini. Saudi Arabia di bawah kepemimpinan Putera Mahkota Mohammad Bin Salman (MBS) yang juga merangkap sebagai Perdana Menteri, sesungguhnya telah jauh hari merencanakan reformasi dalam bidang yang luas.
Reformasi yang digagas oleh MBS sebagaimana tertuang dalam visi 2030 Saudi, memang berbasis pada aspek ekonomi.
Baca juga: Romantika Syawal dengan Sepupu Halal
Di dalam pikiran MBS, ekonomi Saudi Arabia yang sangat tergantung pada sektor perminyakan sebagai pemasok utama pendapatan negara, harus segera diakhiri. Perlu ditumbuhkan sumber-sumber pendapatan alternatif, sehingga saat cadangan minyak Saudi Arabia semakin menipis, perekonomian mereka telah memiliki sumber pendapatan yang lain.
Langkah diversifikasi ekonomi ini antara lain akan diwujudkan dengan pengembangan pariwisata dan investasi bisnis mereka. Untuk mengundang investor dan turis ke negaranya, MBS memandang penting untuk mengembangkan citra Arab Saudi sebagai negara yang moderat.
MBS telah memulai langkahnya dengan mencabut aturan-aturan yang ia nilai konservatif. Dimulai dari pencabutan larangan mengemudi bagi kaum wanita, memperkenankan kaum perempuan Saudi menjadi tentara, memberi izin kaum perempuan untuk berwisata tanpa harus didampingi mahram, dan lain-lain.
Lebih jauh, MBS telah mengambil kebijakan yang sangat revolusioner dengan memperkenankan turis asing berbikini di kawasan tertentu, memberikan izin pemakaian minuman beralkohol di tempat-tempat tertentu di Kota Riyadh, dan memperbolehkan turis asing bukan suami istri menginap sekamar. Serta masih banyak lagi kebijakan serupa.
Mengikutkan Rumy Alqahtani dalam ajang Miss Universe adalah langkah lebih lanjut yang menjadi konsekuensi logis dari reformasi yang tengah dikembangkan oleh MBS. Industri wisata yang ingin ia bangun butuh dukungan budaya pop dalam rangka mengubah citra Saudi yang selama ini terkenal konservatif. Ajang Miss Universe adalah panggung yang akan efektif untuk meyakinkan publik internasional dan wisatawan mancanegara bahwa Saudi Arabia telah berubah!
Rumy Alqahtani tentu bangga menjadi bagian dari sejarah moderasi Arab Saudi. MBS dengan semua ambisinya pun berharap akan dikenang oleh rakyat Saudi Arabia, bahwa dialah pemimpin revolusioner Saudi yang berjasa dalam modernisasi kerajaan Arab Saudi. Tetapi apa jadinya jika reformasi MBS ini terus berkembang dan menyentuh dua kota suci umat Islam?
Baca juga: Energi Langit Bagi Jiwa
Semoga MBS selalu ingat bahwa kesejahteraan kota Makkah adalah janji Allah sebagai jawaban atas doa Nabi Ibrahim As. Sehingga, ia tidak sembrono dengan langkah reformasinya.
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri Makkah ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian” – QS. Al Baqarah:126.
Kita umat Islam di seluruh dunia kini terpaku dalam kebingungan: Haruskah kita sedih atau bahagia dengan modernisasi di Saudi Arabia ini? Jika Mohammad Salah bertanding, banyak di antara kita yang diam-diam mendoakan agar Mohammad Salah sang atlet sepak bola muslim asal Mesir itu mampu mencetak gol dan membawa kemenangan. Lantas, akankah kita mendoakan Rumy Alqahtani untuk berhasil menang di kontes Miss Universe yang ke-73 ini?
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!