Fiqh Mustadafin: Frame-Work Gerakan Politik Ulama - Tokoh Umat

Fiqh Mustadafin: Frame-Work Gerakan Politik Ulama - Tokoh Umat
Fiqh Mustadafin: Frame-Work Gerakan Politik Ulama - Tokoh Umat/ Foto Istimewa

Berapa banyak ulama Indonesia yang memahami siapa musuh Islam? Komunisme, Kapitalisme, dan berhalaisme? Biasanya, cukup dengan sebutan atheis, tidak mengakui adanya Tuhan atau tidak beragama. Atau disebut musyrik kecil: menyembah patung, pohon dan alam. Padahal, sistem ekonomi ribawi itu adalah bentuk nyata kapitalisme global. Sedangkan di sekelilingnya  ada pesantren dan banyak penduduk yang miskin secara struktural. Keadilan sosial pun menjadi barang mewah yang hanya ada di tulisan dan buku-buku di sekolahan. Dan kekuasaan tirani  rezim yang menolak memberlakukan syariah Islam adalah wajah kecil firaunisme.

Trilogi Penjajahan Global : Kapitalisme, Imperialisme, dan Kolonialisme (KIK)

Bung Karno pernah berpidato bahwa musuh utama bangsa-bangsa yang baru merdeka, termasuk Indonesia, adalah NEKOLIM (Neo-Kolonialisme dan Imperialisme). Sedangkan HOS Tjokroaminonoto menyatakan, “Umat Islam harus menghancurkan Kapitalisme sejak dari benih-benihnya” (1931).

Jadi, ada tiga konsep musuh: Kapitalisme, Imperialisme, dan Kolonialisme. Apa itu?

Kapitalisme adalah sistem ekonomi berbasis kepemilikan pribadi atas alat produksi, berorientasi pada keuntungan (profit), dan mengandalkan pasar bebas. Pola pikir kapitalisme ini melahirkan orang-orang kaya dan super kaya di Eropa dan Amerika. Mereka lalu mendirikan korporasi untuk terus menumpuk kekayaan. Mereka bikin bank, pabrik, perkebunan, pelayaran.

Imperialisme berasal dari bahasa Latin, imperium, yang berarti kekuasaan/kerajaan. Secara lebih luas, imperialisme bermakna politik ekspansi dan dominasi suatu negara atas negara lain, baik melalui penjajahan langsung maupun pengaruh tidak langsung (ekonomi, budaya, politik). Imperialisme adalah politik ekspansi global negara kuat pelindung kapitalis untuk melayani kebutuhan kapitalisme. Lenin menyebut, Imperialism is the highest stage of capitalism.

Harta yang Baik di Tangan Orang yang Baik
Rasulullah shallallaahu ’alaihi wa sallam mengakui bahwa memang orang kaya punya keutamaan daripada orang miskin. Jadi, ada baiknya kita menjadi orang kaya, tetapi kaya dengan cara yang diridhai Allah ﷻ, dan ketika kaya, menjadi hamba Allah yang diridhai pula.

Negara kuat melindungi kepentingan modal dengan militer, diplomasi, dan politik internasional. Dunia pun dibagi-bagi. Inggris menguasai India dan Afrika, Belanda kuasai Indonesia, Perancis kuasai Indocina, dan sebagainya.

Kolonialisme berasal dari bahasa Latin, colonia, yang artinya koloni atau daerah permukiman. Kapitalis mencari koloni (tempat) di luar Eropa dengan cara penaklukan militer.

Kolonialisme adalah praktik nyata dari imperialisme: Menaklukkan, menguasai, dan mengeksploitasi wilayah tertentu. Koloni dijadikan ladang penyedia bahan baku untuk industri kapitalis. Pasar dipaksa terbuka untuk menjual barang-barang industri buatan kapitalis penjajah. Modal asing masuk lewat perkebunan, tambang, dan bank kolonial.

Rangkaiannya adalah:
Kapitalisme → mesin penggerak.
Imperialisme → strategi politik-ekonomi global.
Kolonialisme → praktik langsung lewat pendudukan.
Neokolonialisme dan Neo-Imperialisme (NEKOLIM) → bentuk baru yang lebih licin: lewat utang, korporasi, dan budaya.

Singkatnya: Kapitalisme adalah mesinnya, imperialisme strateginya, kolonialisme wujud lamanya, dan NEKOLIM wajah barunya. Jadi, apa yang dikatakan oleh Bung Karno bahwa bangsa Indonesia berhasil merdeka dari kolonialis dan imperialis lama tetapi dijajah lagi oleh kolonialis dan imperialis baru (NEKOLIM) adalah benar. Dan hari ini negara Indonesia dijajah oleh NEKOLOM ini.

Kuasa Uang dan Elite Bermental “Dubuk”
Di dalam aspek tertentu, elemen yang bisa menyatukan kalangan elite adalah uang. Uang telah berkuasa dan menguasai semua aspek kehidupan manusia, terutama para elite, dalam berbagai bidang. Kaum elite hidup mewah, kemiskinan masyarakat pun dieksploitasi.

Negara-negara Sekoci Kapitalisme Pasca Perjanjian Skyes Pycot (1916)

Negara sekoci dalam masyarakat Kapitalisme internasional menjabarkan fungsi-fungsinya seperti ini:

1. Menciptakan kondisi sehingga pengembangan modal mampu berjalan lancar, baik bagi pengusaha nasional maupun bisnis asing. Hal ini biasa disebut sebagai business confidence.

2. Memeratakan kekayaan secukupnya supaya kaum buruh bisa mereproduksi dirinya, dan supaya kaum buruh percaya bahwa mereka telah diperlakukan secara adil, sehingga mereka tidak membuat keributan yang dapat merusak suasana bisnis yang baik.

3. Berperan sebagai polisi untuk mencegah gangguan terhadap sistem yang ada, serta mengembangkan suatu idelogi yang membuat kaum buruh merasa diperlakukan adil dalam sistem yang sebenarnya menguntungkan kaum kapitalis. Dengan teori ini maka Kapitalisme internasional telah mengubah sistem dan peran sebuah negara dari kendali oleh rakyat kepada kendali kapitalis.

Wajib Adanya Framework Fiqh Mustadafin 

Realitas yang tampak di depan mata percaturan dunia saat ini menunjukkan betapa umat Islam berada pada posisi marginal, tertindas, dan subordinat. Permasalahan utama yang muncul pada umat Islam pada umumnya terkait dengan faktor keterbelakangan ekonomi, sosial, dan instabilitas politik. Upaya kritis untuk menyelesaikan masalah ini mendesak untuk dilakukan demi menyelamatkan Islam dari kemunduran dan benturan bertubi-tubi dari arus global.

Umat Islam, terutama kelompok miskin tertindas, di era globalisasi kapitalisme akan menghadapi gelombang kemiskinan struktural yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Golongan Muslim miskin membutuhkan teologi, paradigma, dan analisis sosial yang memihak mereka. Itulah teologi bagi kaum tertindas, teologi yang membebaskan mereka dari ketertindasan dan eksploitasi global.

Bagi golongan miskin dan marginal, kehadiran globalisasi lebih membawa ancaman ketimbang berkah. Sebuah fiqh yang disebut Fiqh Mustadafin harusnya tampil untuk memberi ruang bagi pembelaan kaum tertindas sangat diperlukan dengan membentuk gerakan sosial (social movements).

Tantangan terbesar yang dihadapi adalah dukungan masa atas legitimasi teologis ini. Islam  dalam kenyataannya tergolong kecil dari segi jumlah dan cenderung ada jarak dengan masyarakat. Tantangan lain adalah kuatnya paradigma dominan penganut globalisasi neoliberalisme yang telah berhasil menundukkan pemerintah dan negara, melalui infiltrasi gagasan pasar bebas atas setiap kebijakan negara, sehingga mampu melindungi kepentingan mereka.

Fiqh Mustadafin pada prinsipnya menolak dan menentang kapitalisme global. Di dalam frame-work fiqh Mustadafin, bahwa:

1. Islam mensyaratkan kepemilikan pribadi tidak semata-mata digunakan untuk memenuhi kebutuhan, melainkan juga harus berfungsi sosial. Kepemilikan tidak hanya bergulir dalam rotasi kelompok kaya dan pemilik modal saja, tetapi alur distribusinya juga harus merambah ke kalangan miskin dan lemah.

2. Kecenderungan monopolistik dan kapitalistik tidak dibenarkan dalam Islam, karena hal itu akan berimplikasi pada perampasan hak orang-orang miskin, seperti menumpuk harta, kikir, dan penguasaan sumber ekonomi oleh kelompok kecil masyarakat.

3. Di dalam Islam, terjadinya praktik penindasan merupakan tanggung jawab seluruh komponen masyarakat, termasuk di dalamnya kelompok-kelompok yang terlibat dalam penindasan itu.

Di dalam konteks yang lebih operasional, Fiqh Mustadafin mendorong gerakan Islam dengan memfokuskan pada:

1. Mengawasi dan menangkis ilusi kemakmuran global yang dibawakan oleh sistem perdagangan internasional. Mekanisme perdagangan internasional yang digagas oleh GATT maupun WTO hanya berakibat lacurnya aset kekayaan negeri Muslim pada negara-negara besar.

2. Menentang sistem hukum yang diskriminatif dan mengelabuhi rakyat tentang arti kepastian dan keadilan hukum. Islam mendesak agar semua kejahatan manusia dipertanggungjawabkan secara transparan di depan hukum dan diketahui publik.

Penutup

Para ulama dan tokoh umat Islam yang sadar dan tercerahkan wajib mekakukan upaya untuk menyusun suatu manipol tentang fiqh mustadafin dan menerjemahkannya dalam frame-work untuk program dan proyek-proyek jangka pendek, menengah, dan panjang. Hal ini hanya bisa dilakukan jika ada sebuah komitmen syuro ummah untuk membentuk kekuatan intelektual dan politik ulama dan tokoh umat Islam yang membawa bendera kalimat TAUHID secara konsisten dan istiqomah.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.