Kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin dalam mempengaruhi orang lain atau kelompok di situasi tertentu, agar mereka dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan dan maksud tertentu. Dengan demikian, definisi kepemimpinan mencakup lima hal yang saling bergantung. Pertama, adanya seseorang pemimpin. Kedua, adanya pengikut. Ketiga, adanya maksud dan tujuan yang hendak dicapai. Keempat, situasi tertentu (lingkungan). Kelima, kemampuan mempengaruhi.
Ketika membicarakan mengenai kepemimpinan, sering kali diperbandingkan karakteristik dari sisi fokus kepemimpinan. Ada yang memfokuskan kepada hasil atau target-target yang dibebankan kepadanya, dan ada yang memfokuskan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin yang memfokuskan kepada hasil sering kali dianggap sebagai pemimpin yang berkarakter dingin dan tidak neko-neko. Pemimpin yang memfokuskan diri kepada orang sering kali dianggap sebagai pemimpin yang hangat dan memotivasi.
Pada intinya, kepemimpinan memang harus memiliki keseimbangan. Terlalu memfokuskan kepada hasil pekerjaan saja tanpa membangun hubungan baik dengan orang yang Anda pimpin akan membuat Anda menjadi terlihat seperti robot. Terlalu memfokuskan kepada orang-orang tanpa peduli hasil, apalagi jika Anda terlalu baik dan permisif, malah akan melemahkan semangat juang tim Anda untuk mencapai hasil yang terbaik.
Pengembangan konsep kepemimpinan berorientasi fokus juga didasari pada dua aspek ini. Seberapa baik pemimpin memberikan pengaruh kepada bawahan berupa tingkat fokus atau konsentrasi tertentu dalam pekerjaan dan seberapa baik pemimpin membangun hubungan positif yang dapat menumbuhkan perilaku kerja yang produktif, terutama pada pencapaian hasil-hasil yang lebih baik. Sehingga, dapatlah dibuat definisi tentang kepemimpinan berorientasi fokus (focus oriented leadership) sebagai aktivitas interaksi yang dilakukan pemimpin untuk membantu bawahan menjadi lebih fokus dalam bekerja agar menghasilkan produktivitas terbaik.
Kepemimpinan bukan hanya seputar ruang lingkup pekerjaan saja tetapi juga lebih luas, yaitu dalam ruang lingkup masyarakat. Bahkan, kepemimpinan dahulu menjadi fenomena sosial sebelum akhirnya berubah menjadi suatu kemampuan profesional. Kualitas kepemimpinan hari ini merupakan aspirasi dari para pemimpin dengan latar belakang sosial dan politik sebelumnya.
Fokus Kepemimpinan mencerminkan nilai-nilai inti yang menentukan apa yang diinginkan dan diperjuangkan untuk dicapai. Hal ini berdampak pada Bagaimana seorang pemimpin mendefinisikan kesuksesan; Apa yang mendorong pemimpin; Bagaimana orang lain dapat bekerja sama; serta Budaya dan lingkungan kerja yang diciptakan.
Berbagai tantangan saat ini bagi pemimpin menuntut adanya kefokusan terhadap hal-hal yang harus dilakukan, agar mampu menghasilkan sebuah keputusan yang baik, benar, dan menguntungkan. Goleman (2015) menyebutkan tiga bentuk fokus yang harus dimiliki pemimpin. Yaitu, fokus ke dalam, ke luar, konteks yang lebih luas.
Fokus ke dalam dimaksudkan membangun kesadaran diri yang kuat, baik dalam aspek mental maupun kejiwaan, mampu memandang diri kita sebagaimana orang lain melihat kita, dan pengendalian diri yang kuat. Fokus ke luar terkait kemampuan membaca orang lain, berempati, dan peka secara sosial. Fokus pada konteks yang lebih luas terkait kemampuan memahami pola dalam lingkungan organisasi, sistem sosial, serta antisipasi atas ancaman dan mitigasi kekacauan.
Pada dasarnya, setiap instansi atau organisasi menginginkan tingkat kedisiplinan anggota atau pegawainya. Menurut Masdi (2020), kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Disiplin kerja harus selalu dijaga, bahkan harus ditingkatkan lebih baik. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya tanggung jawab seseorang terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
Bahkan, penelitian yang dilakukan oleh John Zenger menyebutkan bahwa pemimpin yang mampu menyeimbangkan kedua hal tersebut dianggap sebagai pemimpin yang hebat oleh 72% responden. Keseimbangan ini secara bersamaan mampu mendorong orang-orang yang ia pimpin untuk dapat memberikan hasil yang terbaik. Menurut Travis Bradberry, hal ini terjadi karena pemimpin seperti ini mampu memberikan feedback atau masukan secara baik, mereka mampu menempatkan orang terbaik pada posisi yang tepat untuk secara bersama-sama mengeksekusi rencana yang telah ditetapkan, mendorong pemecahan solusi dari tim.
Pada intinya, kepemimpinan memang harus memiliki keseimbangan. Terlalu memfokuskan kepada hasil pekerjaan saja tanpa membangun hubungan baik dengan orang yang dipimpin akan membuat pemimpin menjadi terlihat sebagai robot. Terlalu memfokuskan kepada orang-orang tanpa mempedulikan hasil, apalagi jika pemimpin terlalu baik dan permisif malah akan jadi melemahkan semangat juang tim untuk mencapai hasil yang terbaik.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!