Gabungan Komunitas Pemuda Peduli Palestina Bandung mengadakan aksi damai pada Kamis (29/5/2025) di Monumen Dasa Sila Bandung, Jawa Barat. Aksi itu dilakukan sebagai pernyataan penolakan terhadap wacana pengakuan kedaulatan Israel yang sehari sebelumnya disampaikan oleh Presiden Prabowo. Mereka menegaskan, wacana pengakuan kedaulatan Israel tersebut melangggar amanat UUD 45 dan putusan ICJ (International Court of Justice) pada 2024 yang menyatakan bahwa pendudukan Israel atas tanah Palestina adalah ilegal.
Sebelumnya, Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, mengeluarkan pernyataan tentang kesediaan Indonesia mengakui kedaulatan Israel dan membuka hubungan diplomatik dengan Israel jika kemerdekaan Palestina diakui. Prabowo menekankan, pengakuan kemerdekaan Palestina oleh Israel adalah syarat mutlak untuk pengakuan kedaulatan Israel oleh Indonesia.
Prabowo menyampaikan wacana pengakuan kedaulatan Israel tersebut ketika memberikan keterangan pers bersama Presiden Prancis, Emmanuel Macron, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (28/5/2025). Kedua kepala negara mengatakan mendukung segala upaya untuk kemerdekaan Palestina.
”Indonesia sudah menyampaikan, begitu negara Palestina diakui Israel, Indonesia siap mengakui Israel dan kita siap membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Kami juga menyampaikan bahwa Indonesia siap menyumbang pasukan perdamaian di kawasan tersebut,” kata Prabowo ketika itu.

Pernyataan itu kontan menuai polemik. Sebab, pernyataan itu dinilai disampaikan pada momen yang tidak tepat karena kekejaman Israel kini tengah memuncak di Jalur Gaza, tanpa jelas kapan kebrutalan itu bakal berakhir.
Salah satu ungkapan penolakan terhadap wacana itu disampaikan puluhan pemuda dari Gabungan Komunitas Pemuda Peduli Palestina Bandung tersebut. Mereka berasal dari SJP (Student Justice for Palestine) Unpad, SJP Tel U, SJP UPI, Komunitas Mujahidah Sahabat Palestina, FYPforPals, dan FSLDK Bandung. Di dalam aksi damai itu, mereka mengenakan kafiyeh, poster, dan membagikan selebaran.
“Kita harus mendorong Presiden Prabowo dan Pemerintah Indonesia untuk menghentikan hubungan dengan Israel, apa pun bentuknya!” tegas Ketua SJP Unpad, Muhammad Rofid Munif.
Di kesempatan yang sama, salah satu Anggota SJP Unpad lainnya, M. Hilmi Arkan, menegaskan, solusi dua negara saat ini bukan solusi. “Yang harus diupayakan adalah penghentian genosida dan akhiri penjajahan Israel atas tanah Palestina,” seru Hilmi.
Pernyataan itu diiyakan Perwakilan SJP UPIm, Galvin Eka Nurullah. Ia menegaskan, solusi dua negara tidak masuk akal karena tidak sesuai dengan konstitusi negara, bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan.
Sedangkan Ridwan Andranou dari SJP Tel U tegas menuntut pemerintah membatalkan rencana kerja sama Danantara dengan Blackrock. “Jangan sampai Indonesia jadi negara yang munafik! Negara bilang membela Palestina, tetapi tetap menjalin kerja sama dengan organisasi pro-genosida,” pinta Ridwan.
Puluhan pemuda dari Gabungan Komunitas Pemuda Peduli Palestina Bandung itu bergerak dari Monumen Dasa Sila menuju Monumen Asia Afrika. Di sepanjang perjalanan, mereka mengibarkan bendera raksasa. Sebagian peserta aksi mengenakan seragam pers dan staf medis, sebagai pengingat bahwa telah lebih dari 200 wartawan dibunuh Israel guna membungkam kebenaran. Staf medis juga menjadi target, karena Israel tidak ingin tim medis menyelamatkan korban yang luka.
Aksi Gabungan Komunitas Pemuda Peduli Palestina Bandung itu mendapat perhatian masyarakat yang ada di sekitar lokasi. Masyarakat pun banyak yang berfoto dengan meminjam boneka termutilasi yang digunakan dalam aksi itu sebagai simbol bayi Gaza.

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!