Kementerian Kesehatan Lebanon, pada Rabu (25/9/2024) pagi, melaporkan, 72 orang tewas dan 354 lainnya luka-luka akibat serangan Israel di Lebanon. Sementara itu, gelombang pengungsian dari beberapa daerah terus meningkat.
Pada hari ketiga serangan besar-besaran zionis Israel, Rabu kemarin, pesawat tempur Israel menargetkan wilayah selatan dan Al Biqâ' di timur Lebanon, serta pegunungan Lebanon. Di wilayah Kegubernuran Nabatieh, selatan Lebanon, serangan tersebut menewaskan 20 orang, menurut laporan kantor berita nasional. Sebanyak 22 orang lainnya juga tewas dalam serangan di kota Al-Muaysara, Distrik Keserwan.
Sementara itu, dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB yang membahas perkembangan di Lebanon, Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, mengatakan, “Jumlah korban sipil terus meningkat, dan rumah sakit tidak dapat menerima lebih banyak korban luka.”
Ia menambahkan, kehadirannya di Dewan Keamanan PBB kali itu adalah untuk menegaskan hak Lebanon atas stabilitas, keamanan, dan kedaulatan. “Serta menyatakan apresiasinya atas upaya Prancis dan Amerika Serikat untuk mengakhiri perang kotor ini,” tegas Najib Mikati.
Kemungkinan Serangan Darat
Di sisi lain, tentara Israel melaporkan bahwa pasukannya menyerang 280 sasaran Hizbullah di Lebanon pada hari Rabu, dan menyatakan bahwa mereka sedang bersiap untuk melakukan manuver darat. Dikatakan bahwa di antara sasarannya adalah infrastruktur rudal yang digunakan untuk mengebom Safad dan Nahariya, wilayah jajahan Israel.
Di sisi lain, Hizbullah untuk pertama kalinya sejak eskalasi ini dimulai, mengumumkan bahwa mereka telah menembakkan rudal balistik “Qader 1” pada Rabu pagi ke markas Mossad di pinggiran Tel Aviv.
Radio Angkatan Darat Israel melaporkan bahwa sebuah rudal yang diluncurkan dari Lebanon menargetkan Tel Aviv untuk pertama kalinya dalam perang ini, namun sistem “David's Sling” berhasil mencegatnya.
Mulai Senin (23/9/2024) lalu, tentara Israel telah melancarkan serangan paling parah dan meluas di Lebanon sejak konfrontasi dengan Hizbullah dimulai setahun lalu. Rentetan serangan itu menewaskan lebih dari 600 orang, termasuk anak-anak dan wanita, serta melukai lebih dari 2.500 orang. Perkiraan resmi menunjukkan, hampir 400.000 orang mengungsi.
(Sumber: Al Jazeera)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!