Islamic Book Fair (IBF) kembali menjadi ruang bertemunya ide, ilmu, dan nilai-nilai kebangsaan, yang menyajikan banyak momen penting. Salah satu momen penting dalam rangkaian IBF 2025 adalah peluncuran (launching) buku terbaru karya Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, berjudul “Negara Sejahtera Berlandaskan Etika”, Sabtu (22/6/2025). Buku tersebut diluncurkan dalam Forum Diskusi Aktual Berbangsa dan Bernegara (FDABB) yang berlangsung di panggung utama IBF 2025 di Jakarta Convention Center.
Di dalam forum tersebut, Hidayat Nur Wahid menyampaikan bahwa eksistensi sebuah bangsa tidak hanya ditentukan oleh kekuatan ekonomi atau militer, tetapi juga sangat bergantung pada kekuatan etika yang dipegang teguh oleh rakyat dan pemimpinnya. Hidayat pun mengingatkan, “Bangsa yang kehilangan etika berarti sedang menuju kehancurannya. Karena etika adalah tiang penyangga utama dalam membangun peradaban.”
Menurut dia, krisis yang dihadapi Indonesia hari ini bukan sekadar krisis struktural, tetapi juga krisis moral. Ia menegaskan bahwa Pancasila — khususnya sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa — harus menjadi fondasi dalam membangun negara yang beretika. “Tanpa etika, nilai-nilai luhur dalam konstitusi hanya akan menjadi jargon kosong,” katanya.

Buku “Negara Sejahtera Berlandaskan Etika” ini juga mengangkat pentingnya menciptakan masyarakat yang kooperatif, bukan sekadar kompetitif. Di dalam pandangan Hidayat, negara tidak boleh netral terhadap kebaikan. Negara harus hadir untuk membimbing, melindungi, dan mengarahkan masyarakat agar tidak terjerumus ke dalam pragmatisme yang mengabaikan nilai. “Kalau negara abai terhadap etika, maka yang berkembang bukan keadilan, tetapi kekuasaan yang membutakan,” tambahnya.
Tak hanya di tingkat nasional, Hidayat juga menyoroti posisi strategis Indonesia dalam konteks global. Menurut dia, bangsa ini tidak hidup sendiri. Indonesia memiliki tanggung jawab moral untuk turut serta memerjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan di dunia internasional.
“Indonesia harus menjadi bangsa yang terus aktif dalam membela yang tertindas. Mengawal kemerdekaan bangsa Rohingya dan Palestina adalah bagian dari tanggung jawab etik dan konstitusional kita sebagai bangsa yang merdeka,” tegasnya.
Peluncuran buku ini menjadi pengingat penting bahwa cita-cita besar bangsa hanya dapat terwujud jika dibangun di atas fondasi etik yang kuat. Melalui buku ini, Hidayat Nur Wahid mengajak seluruh elemen bangsa untuk kembali meneguhkan identitas Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat, beradab, serta menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan, keadilan, dan kemanusiaan.
Islamic Book Fair (IBF) 2025 digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 18–22 Juni 2025. Menghadirkan 222 penerbit, 42 perusahaan multiproduk, serta 14 pondok pesantren, IBF 2025 mengusung tema "Berhijrah Melalui Literasi Islami untuk Pribadi yang Berkualitas". Tak hanya dari dalam negeri, peserta IBF 2025 juga berasal dari luar negeri semisal Arab Saudi, Mesir, Kuwait, dan Malaysia.

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!