Karya: Muhammad Daru Wahyudi
Di dalam semedi cintaku, aku terdiam
Hening dan sunyi.
Keheningan itu menyelimuti diriku bagai kabut yang lembut,
membawaku ke dalam ruang yang hampa.
Kusebut nama-Mu di sana,
tetapi aku masih tak temui diri-Mu.
Kuketuk pintu kerajaan cinta-Mu,
berharap Engkau membuka sedikit untukku
dan memerkenalkan Diri-Mu kepadaku.
Namun tidak.
Yang terbuka justru tabir hijabku sendiri—
penghalang yang menutupi mata hatiku.
Yang tidak terlihat selama ini bukanlah Engkau,
melainkan aku.
Mata hatiku yang kotor
telah membuatku tak mampu memandang-Mu,
padahal Engkau lebih dekat dari urat nadi leherku.

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!