Islam dan Kearifan Alam: Sebuah Transformasi Ekologi Menuju Keseimbangan

Islam dan Kearifan Alam: Sebuah Transformasi Ekologi Menuju Keseimbangan
Islam dan Kearifan Alam: Sebuah Transformasi Ekologi Menuju Keseimbangan / Photo by Steven Kamenar on Unsplash

“Ketika pohon terakhir ditebang, ketika sungai terakhir dikosongkan, ketika ikan terakhir ditangkap, barulah manusia akan menyadari bahwa dia tidak dapat memakan uang” (Eric Weiner)

Kita bicara tentang keseimbangan. Seimbang artinya sebanding, sama berat, sederajat, seukuran, dan sebagainya. Maka, keseimbangan adalah kondisi di mana sesuatu dalam keadaan sebanding. Tidak ada yang berlebihan atau kekurangan. Dan untuk menentukan sesuatu itu dikatakan seimbang, maka dibutuhkan ukuran atau timbangan.

Kearifan Alam dalam Ukuran dan Keseimbangan

Tentang ukuran (timbangan) ini, Allah telah berfirman dalam surat Al Furqon ayat 2, “Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya, dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya". Di surat lain, yaitu surat Al Qomar ayat 49, Allah Swt juga berfirman, “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu sesuai dengan ukuran”.

Di dalam Al Qur'an, lafaz mizan terkadang disebutkan dalam bentuk tunggal (miizaan) atau jamak (mawazin). Penyebutan jamak (mawazin) dalam Al Qur'an terjadi karena berbilangnya sesuatu yang ditimbang, bukan timbangannya. Maka dapat disimpulkan bahwa ukuran yang ditetapkan oleh Allah Swt pastilah ukuran-ukuran yang hak. Ukuran-ukuran yang totally perfect baik secara penampakannya maupun kebermanfaatannya, yang sudah ditakar oleh sang pencipta alam semesta.

Manusia dan alam sudah sejak lama membangun sebuah hubungan yang erat. Tidak hanya sebagai tempat hidup manusia, alam juga menjadi sumber kehidupan yang berkelanjutan. Begitu pun alam, manusia yang ditunjuk sebagai khalifah menjadi penanggungjawab utama alam semesta. Bagaimana “nasib” alam semesta, tergantung bagaimana manusia mengelolanya.

Pendekatan Saintifik dan Islam dalam Pendidikan Anak Balita untuk Membangun Generasi Unggul
Al Qur’an menekankan pentingnya ilmu pengetahuan dalam pendidikan, termasuk dalam mendidik anak. Di dalam Surah Luqman ayat 13-19, Luqman memberikan nasihat kepada anaknya tentang pentingnya tauhid, akhlak, dan kebijaksanaan.

Allah sudah menghadirkan alam beserta ukuran-ukurannya yang tetap akan menjadi ukuran-ukuran itu, jika manusia dengan segala kelebihannya mampu menjaganya untuk mencapai keseimbangan. Maka, manusia khususnya para pemimpin negeri hendaknya paham bagaimana definisi menjaga ukuran-ukuran alam dan apa itu keseimbangan alam.

Islam dan Transformasi Ekologi

Tentunya dengan penuh cinta dan atas dasar cinta pula, beberapa aktivis dari organisasi kelestarian alam semisal WALHI, Greenpeace, dan lain-lain, mengingatkan kembali kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto atas pernyataannya baru-baru ini tentang pohon sawit. Beliau mengatakan bahwa pembukaan lahan kelapa sawit tidak menyebabkan deforestasi karena mempunyai daun yang bisa menyerap karbondioksida. Pernyataan ini tentu tidak tepat dan bisa menyesatkan banyak kalangan yang memang tidak paham soal keragaman hayati dan fungsinya.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada 2022 melalui rilisnya menegaskan bahwa sawit bukanlah tanaman hutan. KLHK juga merinci praktik kebun sawit yang ekspansif, monokultur, dan non prosedural di dalam kawasan hutan, telah menimbulkan beragam masalah hukum, ekologis, hidrologis, dan sosial. Bahkan, awal Desember 2024 lalu, Special Rappourteurs dan Kelompok Kerja PBB menyurati pemerintah Indonesia terkait pelanggaran hak-hak Masyarakat Adat, degradasi lingkungan hidup, intimidasi dan kriminalisasi terhadap para pembela Hak Asasi Manusia (HAM) yang meluas di industri kelapa sawit, dan menambah rentetan keprihatinan atas operasi raksasa kelapa sawit Indonesia. Lalu, jangan sampai peringatan badan Internasional ini juga direspon Presiden Prabowo sama seperti respon saat mantan presiden Jokowi dinobatkan sebagai orang nomor tiga terkorup di dunia oleh OCCRP. Sekali lagi, ini bukan framing jahat belaka. Semua penilaian, peringatan, kritik masyarakat baik masyarakat nasional maupun internasional itu karena mereka amat peduli.

Terkait dengan menjaga ukuran-ukuran agar tercipta keseimbangan alam, maka sebenarnya banyak fakta yang menunjukkan kerusakan alam Indonesia yang sudah demikian parah dipaparkan oleh para pakar, NGO, serta organisasi dan aktivis lingkungan hidup. Tidak hanya disebabkan kebiasaan hidup warga negara yang tidak ramah lingkungan saja, tetapi yang lebih menyedihkan lagi adalah karena juga perilaku dan kebijakan pemerintah yang tidak pro upaya pelestarian alam. Apalagi eksplorasi alam yang terus-menerus dan tidak memerhatikan usaha rehabilitasi, mulai membuat kekacauan ekosistem. Untuk fakta-fakta ini, sangat mudah di-googling dan mari kita nelangsa berjamaah.

Jika hal ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin alam juga akan membalas. Sebab, ukuran-ukuran yang ditetapkan Tuhan mulai dikurangi secara ugal-ugalan. Keseimbangan tidak mendapat posisi ternyamannya. Padahal, Rasulullah pernah bersabda, “Jika Hari Kiamat akan tiba sesaat lagi dan engkau masih membawa tunas sebatang pohon untuk kamu tanam di semak belukar, teruskan niatmu dan tanamlah”. Ini menunjukkan, Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap proses menata terjaganya ukuran-ukuran alam yang merupakan sunnatullah.

Baikkah Mendidik Anak Menjadi Kaya Sejak Dini?
Untuk membangun generasi yang mampu hidup kaya, pendidikan kepada anak harus menitikberatkan pada beberapa faktor penting. Salah satunya adalah pengelolaan keuangan yang baik.

Kita juga mendapatkan contoh yang luar biasa sejak lebih dari 14 abad yang lalu tentang bagaimana Islam tetap menjaga lingkungan bahkan dalam kondisi perang sekalipun. Abu Bakar saat memberangkatkan pasukan dari Syam berkata, “Jangan sekali-kali menebang pohon kurma, jangan pula membakarnya, jangan membunuh hewan-hewan ternak, jangan tebang pohon yang berbuah, janganlah kalian merobohkan bangunan, ….” (Riwayat al-Baihaqi dalam Sunanul Kubra 17904, Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq 2/75, dan ath-Thahawi dalam Syarah Musykilul Atsar 3/144).

Begitulah Islam menetapkan adab-adab terhadap alam meski dalam kondisi kecamuk peperangan. Sangat rinci dan jelas. Jika para orientalis mau jujur, ini menjadi fakta yang akan membuat malu mereka yang menuduh Islam sebagai agama barbar. Maka, dalam konteks kearifan alam, Islam sangat mampu menjadi panduan adab manusia terhadap alam yang akan memberikan transformasi di semua masalah lingkungan. Transformasi yang bersumber dari nilai-nilai ilahiah akan lebih kuat berdampak. Jika saat ini yang dikenal kumuh dan merusak alam adalah umat Islam, maka tentu saja ini bagian dari  oknum umat yang tidak memahami ajaran agamanya.

Maka, jika masyarakat, komunitas lingkungan, NGO, dan organisasi lingkungan memang harus berjalan sendiri untuk membereskan segala kekacauan alam tanpa dukungan kebijakan-kebijakan pemerintah yang mendukung, maka ini akan jadi perjalanan berat yang dilalui. Walau demikian, ini akan menjadi perjalanan spiritual tersendiri. Bagi seorang muslim, dia akan mengingat bahwa Allah pernah bertanya dalam surat Al Waqiah ayat 63-64, “Pernahkah kamu perhatikan benih yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?

Melalui surat Al Waqiah ayat 63-64, dengan keberadaan tanaman dan tumbuhan ini, pertama, Allah mendorong manusia untuk selalu berpikir tentang kekuasaan Allah. Sebab, dari semua proses kehidupan di alam semesta, kita bisa belajar tentang betapa keajaiban ciptaan Allah itu tiada tara. Segala ciptaan yang menempati ukuran-ukuran yang sempurna. Kedua, Allah juga mengingatkan manusia bahwa sekeras apa pun manusia menanam, tetap saja Allah yang berkuasa menumbuhkan.

Mungkin, benar kata Erick Weiner, bahwa manusia akan menemukan kesadarannya saat semua sumber daya alam sudah banyak tergerus. Dan mereka tak mungkin memakan uang yang selama ini mereka sanjung atau puja.

Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.