Tokoh Senior Hamas, Osama Hamdan, menyampaikan pidato pada Senin (4/8/2025), menjelang sidang darurat Dewan Keamanan PBB yang akan digelar untuk membahas situasi di Jalur Gaza. Di dalam pernyataannya, Osama Hamdan mengatakan, penjajah Israel telah mengubah Jalur Gaza menjadi kamp korban Nazi. Bahkan lebih buruk dari Kamp Auschwitz yang terkenal kejam.
“Gaza kini telah berubah menjadi kamp yang lebih buruk dari Auschwitz. Apa yang dilakukan Israel di sana melampaui horor Holocaust,” tegas Hamdan.
Mantan Ketua Komite Politik Dewan Legislatif Palestina itu menambahkan, lebih dari dua juta warga Gaza telah menjadi korban genosida oleh penjajah Israel. Ia pun menyerukan kepada masyarakat internasional untuk segera menghentikan kekejaman ini dan membawa para pelakunya ke pengadilan.
Kondisi Tawanan Penjajah di Gaza
Di dalam pidatonya, Hamdan juga menyoroti kondisi para tawanan penjajah di Gaza yang sedang menghadapi bencana pelaparan. Ia mengatakan, Pemerintah Israel di bawah pimpinan Benjamin Netanyahu harus memikul tanggung jawab atas keselamatan seluruh tawanan yang berada di Jalur Gaza. Kegagalan mencapai kesepakatan gencatan senjata, kebijakan melakukan genosida dan pelaparan massal – yang terus dilanjutkan oleh penjajah – telah memerburuk krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung.

“Netanyahu yang bersikukuh menolak perundingan, terus memicu perang genosida dan memerparah kelaparan terhadap rakyat kami,” ujar Diplomat Palestina itu.
Hamdan menekankan, satu-satunya jalan untuk mengakhiri bencana itu adalah membuka seluruh perlintasan Gaza, serta mengizinkan pengiriman makanan, air, dan obat secara menyeluruh.
Desakan kepada Dewan Keamanan PBB
Hamdan mendesak Dewan Keamanan PBB agar segera mengeluarkan keputusan yang tegas dan mengikat terhadap Israel. Ia meminta agar blokade di Gaza dihentikan, seluruh operasi militer dihentikan, dan bantuan kemanusiaan dapat masuk tanpa hambatan.
“Kami siap bekerja sama dengan Palang Merah untuk menyalurkan makanan dan obat bagi para tawanan. Tetapi dunia internasional harus memaksa Israel membuka jalur bantuan secara penuh,” tegas Juru Bicara (Jubir) Hamas itu.

Hamdan menambahkan, para tawanan penjajah Israel diperlakukan sesuai prinsip-prinsip kemanusiaan dan nilai-nilai Islam yang dianut oleh warga Gaza. Mereka diberi makan dan minum sebagaimana warga Gaza lainnya — yang juga hidup dalam situasi darurat.
(Diolah dari berbagai sumber)

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!