Pemerintah Sudan melaporkan Uni Emirat Arab (UEA) sebagai aktor utama di balik kekacauan yang terus berlangsung di wilayahnya. Di dalam pernyataan resmi pada Selasa (5/8/2025), Kementerian Luar Negeri Sudan mengungkap bahwa UEA telah mendatangkan dan mendanai puluhan tentara bayaran asal Kolombia untuk bertempur bersama milisi Dukungan Cepat (RSF), kelompok bersenjata yang bertanggung jawab atas berbagai pembantaian terhadap warga sipil Sudan.
Sebanyak 80 Tentara Bayaran Kolombia Dikerahkan di Al-Fashir
Al-Fashir, ibu kota Darfur Utara, telah dikepung selama lebih dari setahun oleh milisi RSF. Di dalam upaya terbaru untuk merebut kota tersebut, pasukan gabungan yang setia kepada tentara nasional Sudan berhasil menahan serangan dan melumpuhkan sejumlah besar penyerang. Di antara mereka, ditemukan lebih dari 80 tentara bayaran asal Kolombia, yang menurut laporan bertugas mengoperasikan drone dan mengoordinasikan serangan artileri berat.
Pemerintah Sudan menyatakan, mereka telah memiliki dokumen dan bukti resmi yang menunjukkan bahwa operasi ini didanai dan dikoordinasikan oleh Uni Emirat Arab, dengan perekrutan dilakukan terhadap warga Kolombia dan warga dari beberapa negara tetangga lainnya.
Rekam Jejak UEA Gunakan Tentara Bayaran Kolombia
Ini bukan kali pertama rezim Bin Zayed dilaporkan menggunakan tentara bayaran Kolombia. Di dalam beberapa tahun terakhir, UEA diketahui merekrut ribuan prajurit bayaran asal Amerika Latin untuk bertempur melawan kelompok Houthi di Yaman dan untuk mengamankan jaringan pipa minyak strategis milik Emirat. Kini, strategi yang sama diterapkan di Sudan — dengan darah warga sipil Sudan sebagai taruhannya.
Konflik Berdarah yang Tak Berkesudahan
Sejak perang saudara meletus pada April 2023, lebih dari 13 juta warga Sudan terpaksa mengungsi, dan sekitar 4 juta di antaranya telah meninggalkan negara untuk mencari perlindungan. Puluhan ribu jiwa melayang, dan kekerasan tanpa henti menghancurkan kehidupan masyarakat sipil.
Alih-alih berkontribusi pada penyelesaian konflik atau pengiriman bantuan kemanusiaan, UEA justru memerkeruh keadaan dengan mendanai kelompok bersenjata dan mendatangkan tentara bayaran asing.

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!