Sabtu (8/6/2024), Penjajah Israel melakukan pembantaian lagi dengan melancarkan serangan artileri dan drone yang kejam, menargetkan Kamp Nuseirat di Gaza. Akibatnya, 274 warga Palestina tewas dan lebih dari 698 orang lainnya terluka.
Pembantaian itu bermula dari usaha Pasukan Israel merebut 4 orang sandera dengan menyamar sebagai pengungsi warga Palestina dari Rafah. Serangan melalui udara dan darat. Bertubi-tubi drone dan granat mengenai warga Palestina.
Korban pembantaian ini beragam umur dan latar belakangnya. Banyak saksi mata yang melihat pasukan Israel dengan tega membunuh keluarga serta sanak saudara mereka. Di antara kesaksian itu, ada dua orang anak kecil tangguh yang selamat dari pembantaian Israel.
Muhammad Matar (15 tahun)
Seorang anak kecil bernama Muhammad Matar (15 tahun) menyatakan, “Tentara Israel menembak saya di bahu dan perut serta membunuh adik laki-laki saya”.
Matar kini terbaring di Rumah Sakit Medis Nasser di kota Khan Yunis, selatan Jalur Gaza. Ia menerima perawatan medis setelah tentara Israel menembaknya dari jarak nol dengan dua peluru tepat di bahu dan perutnya. Peluru itu menembus hingga ke punggungnya.
Walau pun sudah lewat tiga hari, Ia masih ingat betul kengerian pembantaian yang dilakukan tentara Israel terhadap warga Palestina di kamp Nuseirat, Jalur Gaza tengah. Ia juga merasa ini sebuah keajaiban dirinya masih bisa selamat.
Baca juga: Dilema Eskalasi Perang Antara Hizbullah dan Israel
Pada hari itu, Matar sedang berkeliaran di jalan ketika dia mendengar suara ledakan akibat rentetan serangan yang dilancarkan tentara Israel di daerah yang dekat dengan dia. Ia tak menyangka kawasan tempat tinggalnya di kamp Nuseirat akan berubah menjadi medan pertempuran yang memanas.
“Helikopter-helikopter itu mulai menembakkan rudal ke arah kami (dia dan orang-orang yang berjalan di jalan, red), pada jarak sekitar 5 hingga 10 meter dari kami,” kata Matar.
Matar segera menuju ke rumah, dan berkumpul bersama anggota keluarganya di ruang bawah tanah untuk berlindung dari pecahan misil yang beterbangan ke arah mereka.
Beberapa menit kemudian, keluarga tersebut mendengar suara tank Israel bergerak maju di area tersebut. Matar dan keluarga segera berlari menuju lantai satu agar aman dari peluru yang mungkin ditembakkan ke arah mereka. Pasukan tentara Israel lantas menyerbu rumah Matar dan keluarganya dan melakukan kekerasan.
“Kakak laki-laki saya, ayah saya, dan kakek saya, kepala mereka ditutup dengan tas hitam oleh tentara Israel,” kata Matar.
Salah satu personel militer mendekatinya tanpa ada peringatan sebelumnya, sekejap menembakkan dua peluru ke arah bahu dan perutnya, hingga peluru itu menembus melalui punggungnya. Setelah Matar terkena dua peluru, tentara tersebut langsung meminta dia berdiri. Namun, Matar kecil tidak bisa melakukannya dengan tubuh yang terasa lumpuh.
Baca juga: Israel Serang Lebanon, Tewaskan Dua Pejuang
“Tubuh saya lumpuh saat itu, namun dia dengan paksa mengangkat saya dan kemudian melemparkan saya ke tanah dengan paksa,” tutur Matar.
Matar mengatakan, tentara yang menyerbu rumah mereka berafiliasi dengan Tentara Amerika. Pernyataan itu ia dasarkan dengan adanya lambang United States Rangers di atas bahu mereka. Para tentara itu tidak hanya melukai dirinya, namun para anggota keluarganya juga.
“Mereka juga menembak adik laki-laki saya dan membunuhnya sebagai seorang syahid, sementara bibi saya (saudara perempuan ibunya, red) juga terkena peluru korban luka masih mengalami pendarahan selama lebih dari setengah jam sampai mereka dipindahkan ke rumah sakit,” pungkas Matar
Muhammad Al-Samouni (9 tahun)
Muhammad Al-Samouni (9 tahun) yang juga selamat dari pembantaian ini mengalami luka di tangan kanannya saat penjajah militer Israel menyerang warga sipil. “Tentara Israel membunuh ayah dan saudara laki-laki saya dan melemparkan granat ke arah saya hingga menyebabkan tangan saya robek,” lapor Al-Samouni.
Al-Samouni kecil bersama keluarganya sedang duduk di tenda tempat mereka mengungsi di kamp Nuseirat ketika serangan itu terjadi. Sekonyong-konyong, tank dan tentara Israel muncul di depan mereka. Beberapa tentara melemparkan granat ke arahnya sehingga mengakibatkan cedera hingga tangan kanannya robek menganga. Juga seperti kesaksiannya, ayah dan saudara laki-lakinya tewas seketika dalam pembantaian tersebut, tanpa rincian lebih lanjut dari Al-Samouni.
(Sumber: Anadolu Agency)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!