Para pejuang perlawanan Palestina, termasuk Hamas, Jihad Islam, dan Front Pembebasan Palestina, tegas menolak hasil Konferensi “Two-State Solution” yang digelar di markas besar PBB di New York. Di dalam pernyataan bersama pada Kamis (31/7/2025), mereka menegaskan bahwa pengakuan atas Negara Palestina harus diberikan tanpa syarat, sebagai bentuk hak politik dan keadilan sejarah yang tidak bisa dinegosiasikan atau ditunda.
Para pejuang juga mengecam pendekatan yang mengabaikan penderitaan rakyat Palestina dan menyebut bahwa solusi sejati harus dimulai dengan penghentian agresi, genosida, dan blokade terhadap Gaza. Perlawanan dalam segala bentuk adalah respons sah, dan akan terus berlanjut hingga penjajahan berakhir sepenuhnya.
Aksi Akbar 3 Agustus: Bersatu Padu Selamatkan Gaza dari Pembantaian dan Genosida Pangan
Lebih lanjut, mereka menolak segala bentuk integrasi dan legitimasi entitas Zionis ke kawasan Arab. Di dalam konteks penyelesaian politik, mereka menyerukan keterlibatan internasional dan regional yang berpihak pada pengakhiran penjajahan dan realisasi hak-hak rakyat Palestina.
Di dalam aspek internal, para pejuang menekankan perlunya reformasi menyeluruh terhadap Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), serta penyelenggaraan pemilu presiden, legislatif, dan Dewan Nasional Palestina, tanpa prasyarat. Mereka menegaskan bahwa situasi internal adalah urusan domestik Palestina dan menolak intervensi asing.
Selain itu, mereka juga menyatakan kesiapan membahas isu tahanan dalam kerangka kesepakatan gencatan senjata, penarikan pasukan penjajah Israel dari Gaza, serta pembukaan seluruh perlintasan. Mereka mendesak Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengadili para pemimpin Israel atas kejahatan terhadap rakyat Palestina. (Diolah dari berbagai sumber)

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!