Kantor Media Pemerintah di Jalur Gaza mengumumkan bahwa jumlah jurnalis yang gugur sejak dimulainya genosida oleh penjajah Israel pada 7 Oktober 2023 telah meningkat menjadi 237 orang. Angka ini bertambah setelah gugurnya koresponden Al Jazeera, Anas Al-Sharif dan Muhammad Qreiqa, bersama tiga anggota tim lainnya pada Ahad (10/8/2025).
Di dalam pernyataannya, Kantor Media Pemerintah Gaza mengecam keras serangan yang mereka sebut "kejahatan brutal, keji, dan mengerikan" yang dilakukan tentara penjajah Israel. Serangan langsung terhadap tenda jurnalis di sekitar Rumah Sakit Al-Shifa, Kota Gaza, itu menewaskan lima jurnalis berikut:
- Anas Al-Sharif – Koresponden Al Jazeera
- Muhammad Qreiqa – Koresponden Al Jazeera
- Ibrahim Zaher – Fotografer
- Mu’min Alouwa – Fotografer
- Muhammad Noufal – Asisten fotografer
Kematian kelima jurnalis tersebut terjadi dua hari setelah pemerintah penjajah Israel, pada Jumat dini hari, menyetujui rencana untuk sepenuhnya menduduki Jalur Gaza — bagian dari perang genosida yang kini memasuki bulan ke-22.
Gugurnya lima jurnalis itu menambah total korban dari kalangan pers hingga 237 orang. Pernyataan kantor media pemerintah di Jalur Gaza juga menegaskan pembunuhan itu dilakukan dengan perencanaan matang dan niat sebelumnya, melalui serangan disengaja, yang juga melukai sejumlah jurnalis lain.

Pihak berwenang Gaza menegaskan bahwa serangan udara terhadap jurnalis dan lembaga media merupakan kejahatan perang yang bertujuan membungkam kebenaran, menghapus bukti genosida, dan menutupi pembantaian brutal di masa lalu maupun yang akan datang. Pemerintah Gaza menuntut Israel, Amerika Serikat, dan negara-negara terlibat lainnya, sebagai pihak yang bertanggung jawab penuh atas kejahatan sistematis terhadap jurnalis di Gaza. Mereka menyerukan kepada Federasi Jurnalis Internasional, Federasi Jurnalis Arab, serta organisasi pers dan lembaga HAM internasional, untuk mengecam kejahatan ini, memberikan perlindungan penuh kepada jurnalis Palestina, dan memastikan para pemimpin Israel diadili atas pelanggaran kebebasan pers dan hak atas informasi.
Sejak 7 Oktober 2023, dengan dukungan Amerika Serikat, penjajah Israel telah melancarkan genosida di Gaza yang mencakup pembunuhan, membuat kelaparan, penghancuran, dan pengusiran paksa — mengabaikan seruan internasional dan perintah Mahkamah Internasional untuk menghentikannya. Hingga kini, genosida tersebut telah merenggut nyawa 61.258 warga Palestina, melukai 152.045 orang (mayoritas anak-anak dan perempuan), meninggalkan lebih dari 9.000 orang hilang, ratusan ribu pengungsi, serta kelaparan yang menewaskan 2.017 orang, termasuk 100 anak.

Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!