Menegakkan Islam dengan Membangun Peradaban dari Masjid

Menegakkan Islam dengan Membangun Peradaban dari Masjid
Menegakkan Islam dengan Membangun Peradaban dari Masjid / Photo by Masjid MABA on Unsplash

Artikel ini adalah oleh-oleh dari perjalanan kami ke Sekretariat Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, pada Kamis, 26 September 2024. Rombongan kami adalah sekelompok pemuda dari beberapa organisasi, yaitu Pemuda Dewan Da’wah Jakarta, Hima Persis Jakarta, dan Aktivis Pembela Al Aqsha. Kami bertandang ke Sekretariat Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, untuk bersilaturahmi dengan Ustadz Jazir, tokoh yang dikenal karena dedikasinya dalam membangun peradaban Islam melalui masjid.

Banyak hikmah yang disampaikan Ustadz Jazir di dalam pertemuan itu. Termasuk tentang perjuangan tokoh besar, M. Natsir, dan kritik terhadap demokrasi yang kian hari kian kehilangan arah.

Ustadz Jazir mengawali pertemuan dengan mengenang perjuangan Mohammad Natsir. Ia menyebut, Natsir adalah seorang tokoh besar yang tidak hanya piawai di tengah medan dakwah, tetapi juga memainkan peran strategis untuk mengintegrasikan Islam ke dalam ranah kenegaraan. Melalui Mosi Integral pada tahun 1950, M. Natsir menunjukkan bagaimana Islam dapat menjadi landasan moral yang kokoh dalam membangun bangsa. Namun, ia juga menegaskan bahwa upaya tersebut tidaklah mudah karena harus berhadapan dengan sistem politik yang lebih sering mengabaikan nilai-nilai agama demi kepentingan duniawi.

Ustadz Jazir lantas mengingatkan tentang pentingnya mengambil inspirasi dari perjuangan Mohammad Natsir, tokoh besar yang menegakkan Islam di Indonesia melalui pendekatan kenegaraan. Sebagai pendiri Dewan Da’wah, Natsir tidak hanya bergerak di bidang pendidikan dan sosial, tetapi juga memiliki visi besar untuk mengisi negara ini dengan nilai-nilai Islam. Gagasan besar Natsir tentang konsep “integrasi Islam dan negara” menjadi warisan yang tidak boleh diabaikan. Menurut dia, Dewan Da’wah harus kembali kepada ruh perjuangan awalnya, yaitu menjadi pilar yang menghidupkan nilai-nilai Islam dalam setiap lini kehidupan bangsa.

Di tengah hiruk-pikuk zaman yang sering kali melupakan nilai-nilai luhur agama, Ustadz Jazir yang dapat dikatakan sebagai seorang tokoh masjid visioner itu, menyerukan kepada para pemuda untuk kembali kepada akar perjuangan Islam. Di dalam kunjungan kami di Masjid Jogokariyan, Yogyakarta, beliau menyampaikan sebuah gagasan mendalam tentang bagaimana peradaban Islam sejatinya dibangun dari masjid, bukan dari sistem demokrasi yang rusak oleh kepentingan pragmatis.

Perempuan dan Literasi: Menyatu dalam Peradaban Lisan
Minat membaca buku di Indonesia dinilai masih sangat rendah. UNESCO menyebut, Indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya di angka 0,001% atau dari 1.000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.

Politik hari ini lebih banyak melahirkan demokrasi yang rusak,” ungkap Ustadz Jazir dalam tausiyahnya.

Demokrasi, yang pada awalnya diharapkan menjadi alat untuk menyejahterakan rakyat, kini berubah menjadi panggung bagi perebutan kekuasaan tanpa peduli nilai-nilai keadilan. Di dalam kondisi seperti ini, beliau mengajak para pemuda untuk tidak terjebak dalam euforia politik praktis, tetapi kembali ke masjid sebagai pusat pergerakan.

Di dalam silaturahmi tersebut, Ustadz Jazir juga menegaskan kembali keyakinannya bahwa peradaban Islam yang kokoh tidak bisa dibangun di atas fondasi sistem politik yang rapuh. Ia memilih masjid sebagai titik tolak perjuangan membangun peradaban.

Sebab, dalam sejarah Islam, masjid bukan hanya tempat ibadah ritual. Ia adalah pusat kehidupan umat. Ia adalah pusat pendidikan, ekonomi, bahkan politik.

Ustadz Jazir menghidupkan kembali fungsi-fungsi tersebut di Masjid Jogokariyan, yang kini dikenal sebagai salah satu contoh terbaik masjid yang memberdayakan umat. Program-program inovatif semisal laporan keuangan terbuka, pemberdayaan ekonomi jamaah, dan kegiatan sosial, menjadi bukti nyata bagaimana masjid bisa menjadi episentrum perubahan.

Pemuda, sebagai penggerak utama peradaban, diingatkan untuk menjadikan masjid sebagai rumah perjuangan. Di dalam pandangan Ustadz Jazir, para pemuda bukan sekadar menjadi makmum di masjid, tetapi juga pemimpin yang membawa masjid pada fungsinya yang strategis dalam membentuk masyarakat yang beradab.

Maka Hormati dan Hargailah Suamimu dan Ayahmu
Suamimu/ayahmu ternyata tak hanya merasakan sakit atau lelah fisiknya dalam mencari nafkah, tetapi terkadang juga mental dan batinnya terkoyak-koyak oleh perlakuan orang lain kepadanya.

Menurut Ustadz Jazir, perubahan yang hakiki tidak bisa dilakukan dari atas ke bawah. Ia harus dimulai dari akar, dari komunitas terkecil umat, yaitu jamaah masjid. Dari sanalah kader-kader Islam yang berintegritas dan visioner akan lahir. Dengan demikian, Islam tidak hanya menjadi simbol, tetapi menjadi ruh yang menggerakkan setiap aspek kehidupan.

Melalui pesan ini, Ustadz Jazir berharap masjid-masjid di seluruh Indonesia dapat kembali menjadi sentra aktivitas umat Islam, sebagaimana pada masa Rasulullah saw. Peradaban besar tidak dibangun dari sekadar retorika politik, melainkan dari tempat yang menyatukan iman, ilmu, dan amal.

Pertemuan ini menjadi pengingat bahwa membangun peradaban Islam membutuhkan kerja keras, visi yang jelas, dan strategi yang tepat. Mencontoh perjuangan M. Natsir dan meneruskan langkah Ustadz Jazir adalah tugas besar generasi muda Islam. Dengan kembali ke masjid, kita tidak hanya melestarikan tradisi Rasulullah saw, tetapi juga membuka jalan bagi kebangkitan peradaban Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Catatan kaki

  1. Mohammad Natsir dikenal sebagai arsitek Mosi Integral tahun 1950 yang berhasil memersatukan Indonesia dalam sistem negara kesatuan.
  2. Kritik terhadap demokrasi yang rusak merujuk pada fenomena politik transaksional, korupsi, dan pragmatisme kekuasaan yang marak terjadi dalam sistem demokrasi modern.
  3. Masjid Jogokariyan di Yogyakarta merupakan salah satu contoh masjid yang berhasil mengembangkan peran strategisnya dalam membangun masyarakat yang mandiri dan berdaya.
Google News

Komentar Anda:

Anda telah berhasil berlangganan di Sabili.id
Selanjutnya, selesaikan pembayaran untuk akses penuh ke Sabili.id
Assalamu'alaikum! Anda telah berhasil masuk.
Anda gagal masuk. Coba lagi.
Alhamdulillah! Akun Anda telah diaktifkan sepenuhnya, kini Anda memiliki akses ke semua artikel.
Error! Stripe checkout failed.
Alhamdulillah! Your billing info is updated.
Error! Billing info update failed.