Menteri Pertahanan Zionis Israel, Yoav Gallant, telah menguraikan rencana Israel untuk tahap selanjutnya serangan di Jalur Gaza yang telah terkepung. Ia juga mengungkap skenario untuk hari-hari ke depan setelah perang berakhir. Di antaranya adalah melakukan operasi di wilayah utara Gaza.
Salah seorang Juru Bicara di kantor Gallant, dilansir dari laman Al Jazeera, mengatakan, “Di wilayah utara Jalur Gaza, kami akan melakukan transisi ke pendekatan serangan yang baru sesuai dengan pencapaian militer di lapangan”.
Dia mengatakan, operasi tersebut akan mencakup penggerebekan, penghancuran terowongan, serangan udara dan darat, serta operasi pasukan khusus.
Dari 2,3 juta penduduk Jalur Gaza, sebagian besarnya kini terpaksa mengungsi ke wilayah bagian Selatan. Banyak dari mereka terpaksa tinggal di tenda dan tempat penampungan sementara lainnya. Di sisi lain, pasukan Zionis Israel akan terus berupaya untuk melenyapkan para pemimpin Hamas dan menyelamatkan sandera dari pihak penjajah Israel.
“Ini akan berlanjut selama dianggap perlu,” tandas Juru Bicara di kantor Gallant dalam pernyataan itu.
Menurut otoritas kesehatan Palestina, serangan Zionis Israel ke wilayah Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 tercatat telah menewaskan lebih dari 22.400 orang, dan telah memaksa sebagian besar penduduk Gaza meninggalkan rumah mereka. Selain itu, serangan Zionis Israel itu juga telah menjadikan sebagian besar bangunan di Gaza menjadi puing-puing.
Baca juga: Buta! Washington Tak Lihat Bukti Genosida di Gaza
Skenario Setelah Perang
Gallant juga menguraikan rencana Zionis Israel untuk Jalur Gaza setelah perang usai. Ia mengatakan, Hamas tidak akan lagi mengendalikan Gaza sepenuhnya, Zionis Israel akan mempertahankan kekuasaannya untuk menjalankan operasionalnya. Namun, dia mengatakan, tak akan ada kehadiran warga sipil Israel di wilayah itu dan pemerintah Palestina akan ditunjuk untuk bertanggung jawab atas daerah tersebut.
“Penduduk Gaza adalah warga Palestina. Oleh karena itu, pemerintah Palestina akan bertanggung jawab, dengan syarat tidak akan ada tindakan permusuhan atau ancaman terhadap Negara Israel,” kata salah seorang Juru Bicara di kantor Gallant dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis (04/01/2024).
Sementara itu, Sara Khairat dari Al Jazeera melaporkan dari Tel Aviv, bahwa Gallant memperjelas pernyataan itu. Ia mengatakan bahwa para pejabat Zionis Israel menginginkan “entitas Palestina” yang bertanggung jawab menjalankan urusan sipil di Jalur Gaza, tetapi dengan “kondisi yang sangat spesifik”.
“Syaratnya adalah mereka tidak akan bertindak bermusuhan terhadap Israel, dan mereka tidak akan bertindak melawan Israel dengan cara, tindakan, atau bentuk apa pun,” kata Khairat.
Zionis Israel telah berulang kali mengatakan bahwa “tidak ada tempat” bagi Hamas di struktur sipil Gaza pasca perang. Beberapa pejabat Israel, termasuk Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich, juga mengatakan, Israel akan secara permanen menguasai Jalur Gaza dan ada kemungkinan memindahkan kembali warga Israel ke wilayah tersebut.
“Gallant juga mengatakan bahwa Israel akan memiliki kebebasan penuh untuk melakukan operasi militer di Gaza,” kata Khairat.
“Ini adalah sesuatu yang kami lihat di Tepi Barat,” katanya.
(Sumber: Al Jazeera)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!