Jagad hiburan dunia belakangan ini sedang hype dengan serial “One Piece” yang tayang di salah satu Platform Streaming. Serial ini adalah adaptasi live action dari manga dan anime populer berjudul sama. Saya sendiri baru kenal “One Piece” dari serial ini, karena tidak pernah mengikuti versi Anime-nya. Tetapi setidaknya ada sedikit gambaran dari keseluruhan cerita petualangan Luffy (tokoh utama dalam “One Piece”, red) dan kawan-kawan.
Bajak Laut dan Kolonialisme
One Piece bercerita tentang masa keemasan bajak laut, tetapi negara-negaranya, tokoh, dan dunianya fiksi. Tak ada di dunia kita. Namun, mengutip dari wikipedia dan national geographic, memang ada masa yang dinamakan “masa keemasan bajak laut". Itu terjadi di tahun 1650-1730, utamanya di lautan benua Amerika.
Saat itu ada 5000 bajak laut di lautan benua Amerika. Di saat itu, para kolonialis Eropa (Spanyol, Portugis, Inggris, Perancis, dan kawan-kawan) sedang rebutan menjajah benua Amerika. Sama seperti yang dilakukan penjajah di Indonesia, para Kolonialis Eropa itu menjarah hasil alam daerah jajahan di Eropa. Nah, di perjalanan menuju Eropa, ada perompak-perompak yang mengincar harta melimpah yang ada di kapal-kapal Eropa
Para Bajak laut ini sebenarnya adalah pelaut-pelaut Eropa juga, yang berlayar di luar armada kerajaan. Mereka sering bertempur dengan Marine (Marinir, angkatan laut) dari kerajaan-kerajaan Eropa yang membawa hasil jajahan. Namun, bajak laut ini juga sering membajak orang tak bersalah. Belakangan, armada-armada kerajaan malah punya divisi Corsair, yang punya hak untuk menyerang, merampok, dan membajak kapal yang berbeda benderanya dengan mereka. Dan mereka ini resmi ditunjuk oleh kerajaan-kerajaan Eropa. Jadi, Marinir ikut jadi bajak laut juga.
Hal itu sedikit mirip dengan cerita “One Piece”, dimana Marine yang bertugas sebagai pembasmi bajak laut malah diam-diam menjadi penjahat dan mengadakan deal dengan bajak laut. Jadi sebenarnya, negara-negara penjajah itu jauh lebih jahat daripada Bajak Laut yang penjahat kecil itu.
Korupsi elite Marine
Tentu saja deal diam-diam antara Marine dan bajak laut di film “One Piece” ini adalah salah satu contoh korupsi di kalangan elite. Mereka dan bajak laut sama-sama punya kepentingan. Mereka main aman, tidak mau perang berhadapan dengan panglima-panglima bajak laut yang kuat-kuat, sebaliknya bajak laut juga menyogok Marine agar bisa tetap mencari makan dengan merompak, tentunya di daerah yang ada di luar patroli Marine. Bagi-bagi jatah-lah, kalau dalam bahasa premannya.
Baca Juga : Mengapa Koruptor tidak Merasa Bersalah ?
Hal ini seperti berhubungan dengan kehidupan kita. Orang-orang elite sering diam-diam membuat deal dengan penjahat atau preman, asalkan sama-sama dapat bagian dan jangan saling serang. Dan ketika ada momen politik, para penjahat dan preman ini lantas mengerahkan massa mereka untuk memilih sang elite mafia nan korup ini. Mereka pun lantas bisa masuk pemerintahan dan mempengaruhi kebijakan. Ini terjadi di negara mana saja. Penjahat dan elite bermain, yang menjadi korban siapa? Rakyat kecil, tentu saja.
Allah Mencintai Mukmin yang Kuat
Ada hadits yang mengatakan, "Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah, tapi masing-masing punya kebaikan" (HR Muslim). Hadits tersebut memotivasi kita untuk memiliki dua hal. Power (kekuasaan) atau sabar.
Telah dijabarkan di atas, bahwa dunia kita memang dunia yang dipenuhi orang jahat. Kita bisa mengubah kemungkaran jika punya power di masyarakat, baik itu power politik, ekonomi, atau pengaruh kita. Makanya, Allah mencintai orang yang kuat (punya power), jika ia menggunakan power itu untuk kebaikan.
Sebab, orang lemah yang tidak punya itu semua akan sulit untuk mengubah kemungkaran dan akan selalu menjadi korban. Tetapi kalaupun Allah mentakdirkan kita menjadi orang yang tidak punya power, Allah tetap mencintai kita jika kita kuat secara mental, kuat untuk tidak terpengaruh berbuat jahat, kuat dalam sabar. Itulah esensi dari Muslim yang kuat.
Ambil pelajarannya, buang negatifnya. Ada satu pelajaran dari film serial “One Piece” yang bisa kita ambil. Bahwa untuk menjadi kuat, kita jangan sendiri. Harus punya Nakama (kru), dalam istilah Islam adalah berjamaah. Mungkin kita punya impian yang berbeda, tetapi kita bisa berlayar dengan satu kapal yang sama. Wallahu A'lam Bishowab.
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!