Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 60/PUU-XXII/2024 yang menegaskan aturan baru dalam pemilihan kepala daerah serta demonstrasi massa besar-besaran yang berlangsung di Gedung DPR RI memprotes upaya revisi UU terkait Pilkada tersebut, telah membuka babak baru dalam dinamika politik Indonesia. Khususnya dalam Pilkada Jakarta 2024. Salah satu topik hangat yang mencuat adalah peluang Anies Baswedan mendapatkan dukungan dari partai-partai, termasuk PDIP, yang selama ini dikenal memiliki posisi politik yang kuat.
Peluang Anies Baswedan Didukung PDIP
Di dalam pidatonya, Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mengungkapkan keheranannya atas desakan yang muncul agar PDIP mendukung Anies Baswedan. Pernyataan itu disampaikan Megawati di kantor DPP PDIP, Jakarta, saat memberi arahan kepada para calon kepala daerah yang diusung partainya, Kamis (22/8/2024).
Sikap skeptis Megawati terhadap dukungan untuk Anies mencerminkan pertanyaan mendasar: Apakah Anies bisa bersinergi dengan PDIP, khususnya dalam konteks nilai-nilai dan platform politik yang selama ini dijunjung tinggi oleh partai berlambang banteng tersebut?
Secara politis, Anies Baswedan memiliki posisi yang unik. Di satu sisi, ia pernah menjadi simbol oposisi terhadap pemerintah yang didukung PDIP. Namun di sisi lain, kemampuan dia merangkul berbagai kalangan menjadi daya tarik tersendiri.
Jika Megawati dan PDIP melihat bahwa Anies memiliki potensi untuk beradaptasi dengan garis politik PDIP dan mampu membawa keuntungan elektoral, maka peluang dukungan bisa terbuka. Namun, indikator kesesuaian Anies dengan PDIP akan sangat bergantung pada sejauhmana Anies bisa menunjukkan loyalitas dan kesiapan dia mengikuti arahan partai.
Hasil Survei Elektabilitas
Survei elektabilitas terbaru menunjukkan bahwa persaingan dalam Pilkada Jakarta 2024 akan ketat. Anies Baswedan dan Ridwan Kamil bisa muncul sebagai dua kandidat kuat. Menurut survei yang dilakukan oleh Indikator Politik Indonesia di bulan lalu, elektabilitas Anies Baswedan adalah 39,7 persen; Ahok 23,8 persen; dan Ridwan Kamil 13,1 persen. Namun, survei itu juga mencatat adanya fluktuasi yang bisa dipengaruhi oleh dinamika politik dan dukungan partai.
Anies masih menjadi figur dengan basis massa yang loyal, terutama di kalangan yang merasa tidak terwakili oleh pemerintah pusat saat ini. Ridwan Kamil, yang didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus dengan 12 partai politik, menunjukkan peningkatan elektabilitas, namun masih di bawah Anies. Sedangkan calon independen, Dharma Pongrekun, elektabilitasnya masih rendah. Dan ia dianggap sebagai kandidat yang masih bermasalah terkait syarat KTP dari pendukungnya.
Peluang Anies Didukung Megawati
Jika Megawati memutuskan untuk mendukung Anies Baswedan, hal ini bisa menjadi game changer dalam Pilkada Jakarta 2024. PDIP, dengan jaringan dan kekuatan politiknya yang luas, bisa memberikan dukungan logistik dan politik yang signifikan kepada Anies.
Namun, tantangan terbesarnya adalah bagaimana PDIP dan Anies bisa menyatukan visi dan misi politik mereka. Anies harus mampu menunjukkan bahwa ia bisa bekerja sama dengan PDIP tanpa mengorbankan identitas politiknya sendiri.
Di sisi lain, jika Ridwan Kamil didukung oleh KIM Plus dengan 12 partai politik, ia bisa menjadi lawan yang tangguh. Namun, jika Anies mendapatkan dukungan dari Megawati dan PDIP, bukan tidak mungkin elektabilitasnya akan melonjak, mengingat pengaruh PDIP yang cukup besar di Jakarta.
Kesimpulannya, peluang Anies Baswedan untuk bisa maju dalam kontestasi dan menang dalam Pilkada Jakarta 2024 akan sangat bergantung pada dukungan dari partai-partai, termasuk PDIP.
Jika Megawati melihat bahwa mendukung Anies Baswedan adalah langkah strategis, maka Anies bisa menjadi kandidat yang lebih kuat dibandingkan Ridwan Kamil. Namun, keputusan ini tentunya harus mempertimbangkan berbagai faktor politik yang kompleks, termasuk kesesuaian visi dan potensi elektoral di lapangan.
Wallahu a’lam
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!