Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menolak tekanan Barat untuk memvonis Hamas sebagai pihak yang paling bertanggungjawab, dan mengatakan pemerintahnya akan terus menjaga hubungan dengan kelompok pejuang tersebut.
Anwar mengatakan para pejabat Barat telah berulang kali meminta Malaysia untuk memvonis Hamas dalam beberapa pertemuan, namun pemerintahnya dengan tegas “tidak setuju” dengan sikap mereka.
“Saya katakan, secara kebijakan, kami memiliki hubungan dengan Hamas dari sebelumnya, dan ini akan terus berlanjut,” kata Anwar dalam sambutannya di sidang parlemen.
“Oleh karena itu, kami tidak setuju dengan sikap mereka yang menekan, karena Hamas juga menang di Gaza dengan bebas melalui pemilu, dan warga Gaza memilih mereka untuk memimpin.” Tambahnya.
Pemerintah negara-negara Barat mengecam Hamas dan menyerukan negara-negara lain untuk mendukung Israel setelah Hamas awal bulan ini melancarkan serangan paling mematikan terhadap negara itu dalam beberapa dekade.
Hingga hari kesepuluh pemboman Israel terhadap Gaza terus dilancarkan, setidaknya menewaskan sedikitnya 2.808 orang dan melukai hampir 10.859 lainnya, menurut para pejabat Palestina. 1.000 orang lainnya diyakini terjebak di bawah reruntuhan di daerah yang terisolasi tersebut.
Baca Juga : Putra Mahkota Saudi Bertemu Blinken di Riyadh: Kita Harus Menghentikan Operasi Militer di Gaza
Malaysia, yang sekitar 60 persen penduduknya beragama Islam, merupakan pendukung vokal hak-hak Palestina dan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
Pekan lalu, Anwar mengkritik komunitas internasional atas sikap mereka yang sepihak terhadap konflik Israel-Hamas.
“Masyarakat internasional terus melakukan tindakan sepihak terhadap segala bentuk kekejaman dan penindasan terhadap rakyat Palestina. Penyitaan tanah dan harta benda milik rakyat Palestina dilakukan tanpa henti oleh Zionis,” ujarnya di aplikasi X.
“Akibat ketidakadilan ini, ratusan nyawa tak berdosa menjadi korban. Malaysia tetap solidaritas dengan perjuangan rakyat Palestina.”
Komentar pemimpin Malaysia tersebut muncul ketika Kementerian Luar Negeri negaranya mengeluarkan pernyataan yang mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menyerukan gencatan senjata.
“Tidak boleh ada perlakuan yang tidak proporsional dan kemunafikan yang mencolok dalam menghadapi rezim mana pun yang mempraktikkan apartheid dan secara terang-terangan melanggar hak asasi manusia dan hukum internasional,” kata Dato Seri Zambry Abdul Kadir, Menteri Luar Negeri Malaysia.
Pada hari Jumat, sekitar 1.000 Muslim berunjuk rasa di Kuala Lumpur untuk menyatakan solidaritas terhadap warga Palestina, meneriakkan “Bebaskan Palestina” dan “Hancurkan Zionis” sambil membakar patung yang dibalut bendera Israel.
Para pemimpin Hamas sebelumnya pernah mengunjungi Malaysia dan bertemu dengan para pemimpinnya.
Pada tahun 2013, mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menentang blokade Israel di Gaza dan menyeberang ke wilayah tersebut atas undangan dari kelompok tersebut.
(Sumber: Aljazeera.com)
Jadilah bagian dari perjuangan Sabili
Bangun Indonesia dengan Literasi!